SUKABUMIUPDATE.com - Ada sedikit hal yang meningkatkan risiko autisme . Ini termasuk faktor keturunan, obat-obatan tertentu yang diminum sebelum anak lahir, dan beberapa jenis mutasi genetik spontan yang terjadi karena alasan yang tidak diketahui.
Kita bahkan tidak yakin bahwa telah terjadi peningkatan signifikan dalam jumlah penderita autis. Yang kita tahu adalah, ketika kriteria diagnostik diperluas, jumlah orang yang memenuhi syarat untuk diagnosis juga meningkat. Dan seiring dengan meningkatnya kesadaran, jumlah diagnosis pun meningkat.
Teori Salah Tentang Penyebab Autisme
Kita tidak mengetahui secara pasti mengapa kebanyakan orang autis menjadi autis, namun kita tahu bahwa setidaknya beberapa teori tersebut salah. Inilah beberapa teori salah tentang autis yang perlu diketahui fakta sebenarnya:
1. Autisme Tidak Menular
Beberapa orang merasa gugup membiarkan anak-anak mereka berhubungan dengan teman-teman autis karena khawatir akan penularannya. Namun autisme bukanlah suatu penyakit yang menular. Penyakit ini tidak dapat ditularkan dari orang ke orang melalui virus, bakteri, atau apa pun kecuali faktor keturunan.
Sekalipun anak-anak terus-menerus berhubungan dengan anak autis, mereka tidak dapat “menangkap” autisme. Orang tua mungkin melihat anaknya yang sedang berkembang meniru tingkah laku teman autisnya, namun tidak ada seorangpun yang bisa menjadi autis karena kedekatan fisik.
2. Bayi Yang Dibiarkan Menangis Tidak Dapat Menjadi Autis
Orang tua terkadang khawatir apakah keputusan mereka untuk membiarkan bayi menangis daripada terburu-buru menghiburnya dapat menyebabkan autisme. Jawabannya adalah tidak. Rasa frustasi pada anak tidak bisa menyebabkan autisme. Meskipun pelecehan terhadap anak tentu saja dapat menyebabkan masalah emosional yang tidak berhubungan dengan autisme. Membiarkan bayi menangis bukanlah pelecehan terhadap anak.
Tergantung pada situasi tertentu, kemarahan yang berlebihan mungkin disebabkan oleh autisme yang belum terdiagnosis.
Bayi dengan autisme mungkin sangat sensitif terhadap cahaya, bau, suara, atau sensasi fisik. Jadi, popok basah mungkin lebih mengganggu bayi autis dibandingkan bayi yang sedang berkembang. Namun tidak mungkin autisme disebabkan oleh tantrum atau emosi.
3. Gizi Yang Buruk Tidak Menyebabkan Autisme
Banyak orang tua yang memberikan anak autis mereka diet bebas gluten dan kasein (dan diet khusus lainnya). Hal ini bukan berarti gluten dan kasein menyebabkan autisme pada anak-anak dengan memberi mereka makan gandum atau produk susu (atau kentang goreng atau soda).
Penelitian menunjukkan bahwa beberapa anak autis memiliki masalah pencernaan yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan, dan menghilangkan penyebab ketidaknyamanan tersebut kemungkinan besar akan memperbaiki perilaku, perhatian, dan suasana hati.
Jadi, meskipun perubahan pola makan (dalam persentase kecil) dapat memperbaiki ciri-ciri autisme, gizi buruk tidak menyebabkan autisme.
4. Pola Asuh Yang "Buruk" Tidak Menyebabkan Autisme
Beberapa dekade yang lalu, Bruno Bettelheim secara terkenal mempengaruhi profesi medis dengan teorinya bahwa autisme disebabkan oleh ibu yang berada di "kulkas" yang dingin.
Bruno Bettelheim salah, namun generasi orang tua autisme tetap disalahkan atas kecacatan anak-anak mereka. Sikap menyalahkan yang menyakitkan seperti ini sudah berlalu.
5. Televisi Kabel Tidak Menyebabkan Autisme
Beberapa waktu lalu, sebuah penelitian muncul yang menunjukkan gagasan bahwa, karena popularitas TV kabel dan autisme meningkat pada saat yang sama, mungkin ada hubungannya.
Tidak ada bukti apapun yang mendukung gagasan bahwa membiarkan anak-anak terlalu banyak menonton televisi dapat menyebabkan autisme.
Di sisi lain, setelah anak didiagnosis, sebaiknya batasi waktu pemakaian perangkat demi aktivitas yang lebih interaktif. Faktanya, membatasi waktu pemakaian perangkat adalah ide yang sangat bagus!
6. Ponsel tidak menyebabkan autisme
Selama bertahun-tahun, media telah melaporkan teori bahwa radiasi elektromagnetik (ER) yang diciptakan oleh ponsel dan jaringan wi-fi berada di balik peningkatan autisme. Teori ini kemungkinan besar berkembang karena teknologi seluler dan diagnosis spektrum autisme meningkat pada tingkat yang sama dalam periode waktu yang sama.
Ada penelitian yang mendukung gagasan bahwa ER memang berdampak pada otak. Akan tetapi sejauh ini belum ada hubungan kredibel yang dibuat antara ER dan autisme. Tentu saja, orang tua tidak menyebabkan autisme pada anaknya hanya dengan menggunakan ponselnya.
7. Situasi Keluarga Yang Sulit Tidak Menyebabkan Autisme
Salah satu orang tua diberitahu bahwa putranya autis karena "dia mempunyai terlalu banyak saudara kandung". Yang lain khawatir bahwa perceraian atau kematian dalam keluarga dapat menyebabkan autisme pada anak. Hal ini sama sekali tidak benar. Anak-anak menghadapi perceraian, kematian, dan masih banyak lagi.
Meskipun ada implikasi psikologis, pengalaman seperti itu tidak dapat menyebabkan autisme. Namun, jika seorang anak menjadi menarik diri atau tidak bahagia, kemungkinan besar mereka menderita gangguan mood yang tidak berhubungan dengan autisme yang harus didiagnosis dan diobati.
8. Memukul Tidak Menyebabkan Autisme
Pukulan di kepala, kekurangan oksigen, dan trauma fisik lainnya tentu dapat menyebabkan kerusakan otak. Anak-anak yang mengalami kerusakan otak mungkin memiliki perilaku yang mirip dengan anak-anak autis atau bahkan didiagnosis menderita gangguan spektrum autisme.
Namun pukulan keras di bagian belakang tubuh, meskipun mungkin merupakan pendekatan kontroversial dalam membesarkan anak, tidak dapat menyebabkan autisme pada balita.
Temuan terbaru menunjukkan bahwa faktor penyebab autisme yang paling signifikan adalah genetika. Dalam beberapa kasus, hal ini berarti autisme diturunkan.
Sumber : very well health