SUKABUMIUPDATE.com - Saat ini gaya hidup manusia dipermudah dengan kehadiran teknologi. Aktvitas fisik terbantu alat-alat canggih. Namun, secara tidak langsung, orang-orang menjadi nyaman dengan perilaku sedentari (sedentary behavior).
Dalam pekerjaan misalnya, kebanyakan pekerja sibuk bekerja di balik meja kerjanya. Bahkan banyak juga orang yang menghabiskan waktu makan siang di depan komputer. Padahal duduk di balik meja selama 8–10 jam sehari justru dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
Dokter spesialis penyakit dalam Dyah Purnamasari dari Divisi Metabolik Endrokrinologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia membenarkan bahwa majunya teknologi tidak hanya memudahkan pekerjaan manusia, tetapi juga membuat aktivitas duduk menjadi dominan.
“Layanan transportasi, pekerjaan rumah tangga, bahkan mendapatkan makanan sudah bertambah mudah saaat ini sehingga menyebabkan perubahan gaya hidup yang berisiko menimbulkan penyakit tidak menular,” ujarnya seperti dikutip fk.ui.ac.id pada 22 Juli 2019 lalu.
Baca Juga: Tinjau Lokasi Puting Beliung di Cidahu Sukabumi, Wabup Iyos Salurkan Bantuan
Duduk tanpa melakukan aktivitas lainnya selama bekerja dapat menimbulkan otot kaku, bahkan masalah pada tulang belakang. Terlebih lagi jika posisi duduk tidak diperhatikan dengan benar, persoalan kesehatan yang lebih parah bisa terjadi.
Bukti terbaru, seperti dikutip dari sedentarybehaviour.org menunjukkan bahwa perilaku sedentary tingkat tinggi berdampak negatif terhadap kesehatan, terlepas dari faktor lain termasuk berat badan, pola makan, dan aktivitas fisik.
"Penelitian selama 12 tahun terhadap 17.000 orang dewasa Kanada menemukan bahwa mereka yang menghabiskan sebagian besar waktunya dengan duduk memiliki kemungkinan 50% lebih besar untuk meninggal selama masa tindak lanjut dibandingkan mereka yang paling sedikit duduk, bahkan setelah mengontrol usia, merokok, dan penyakit jantung," tulisnya.
Baca Juga: Anwar Usman Terbukti Bersalah, Sanksi MKMK Berdampak Pada Syarat Capres-Cawapres?
LEBIH BAHAYA
Mengutip fk.ui.ac.id, perilaku sedentari tidak hanya menjangkiti pekerja kantoran, tetapi juga gaya hidup sehari-hari di rumah. Banyak orang yang menghabiskan waktu dengan menonton televisi, duduk dengan gawainya, dan aktivitas lainnya.
Duduk di depan televisi dalam jangka waktu yang lama ternyata lebih berbahaya bagi kesehatan jantung. Hal ini diungkapkan dalam penelitian dari University of Central Florida di Orlando, Amerika Serikat 2019.
Penelitian yang dipublikasikan pada Journal of American Heart Association mengungkap bahwa orang yang duduk lebih lama menonton TV lebih berisiko mengalami penyakit tidak menular.
Para peneliti mengobservasi peserta penelitian di AS selama rata-rata 8,4 tahun mengenai aktivitas menonton televisi. Ternyata dibandingkan dengan orang-orang yang menonton TV kurang dari 2 jam setiap hari, mereka yang menghabiskan lebih dari 4 jam di depan televisi memiliki kemungkinan 49% lebih besar untuk meninggal atau terkena penyakit kardiovaskular.
Baca Juga: Fahmi dan Motor: Mantan Wali Kota Sukabumi Jalani Operasi Tulang Pasca Kecelakaan
Bantuan teknologi dan layanan daring juga secara tidak langsung mengubah perilaku manusia. Katakanlah layanan pesan antar online yang kini menjamur. Orang tidak perlu lagi memasak, ada layanan yang dapat membelikan makanan untuknya.
Orang tidak perlu lagi berlelah ria mengerjakan aktivitas rumah tangga, karena ada layanan asisten rumah tangga dan berbagai layanan daring tersedia. Semua kepraktisan itu membentuk perilaku sedentari yang nyaman.
Sayangnya, di balik itu semua perilaku sedentari menjadi ancaman yang membahayakan. Kurangnya aktivitas fisik menjadi salah satu faktor risiko dari sindrom metabolik yang dapat memicu penyakit metabolik seperti penyakit jantung koroner (PJK), diabetes melitus tipe 2, dan strok.
Baca Juga: Bangun Harmonisasi Karyawan dan Pengusaha, Hangatnya Gebyar BIG Bergelora 2023
Kaitannya terletak pada tingginya risiko obesitas akibat kelebihan berat badan pada orang-orang yang tidak beraktivitas fisik. Tidak hanya itu, penyerapan nutrisi dari makanan juga tidak berjalan dengan baik bila terjadi gangguan metabolisme.
Itulah sebabnya aktivitas fisik tak boleh diremehkan atau diabaikan begitu saja. Setiap orang yang ingin hidup sehat dan prima perlu menerapkan aktivitas fisik dengan rutin.