SUKABUMIUPDATE.com - Autisme pada dasarnya merupakan gangguan komunikasi dan perilaku, namun seringkali disertai dengan penyakit fisik dan gangguan kesehatan mental tertentu. Tidak diketahui apakah gangguan spektrum autisme (ASD) menyebabkan gejala kondisi ini atau hanya berhubungan dengannya. Dalam beberapa kasus, ciri-ciri perilaku autisme dapat diperburuk oleh penyakit lain.
Sebagaimana telah dilansir dari situs resmi very well health, inilah beberapa masalah atau kondisi kesehatan yang dapat terjadi pada penderita autisme:
1. Masalah Saluran Pencernaan
Anak-anak autis delapan kali lebih mungkin mengalami masalah perut dan usus, termasuk sakit perut, diare, sembelit, dan nyeri saat buang air besar dibandingkan anak-anak lain. Selain itu, masalah gastrointestinal (GI) telah dikaitkan dengan peningkatan sifat perilaku yang terkait dengan autisme.
Baca Juga: Apakah Autisme Dapat Disembuhkan? Simak Penjelasannya Disini
Beberapa peneliti meyakini hubungan antara autisme dan masalah GI yang merupakan petunjuk penyebab autisme. Sebagian peneliti hanya mencatat bahwa banyak anak autis mengalami masalah perut.
Apapun itu, jika memiliki anak autis yang juga memiliki masalah pencernaan, penting untuk mengatasi gejala GI mereka dan memastikan mereka mengkonsumsi makanan dan camilan yang sehat dan bergizi. Perubahan pola makan dan nutrisi benar-benar dapat membantu "menyembuhkan" autisme masih menjadi perdebatan. Namun, mengobati masalah GI dapat membantu anak-anak lebih mudah menerima sekolah, terapi, dan interaksi sosial.2
2. Kejang
Hampir satu dari empat anak autis mengalami gangguan kejang seperti epilepsi. Kejang dapat berkisar dari serangan tatapan singkat hingga kejang skala penuh atau pingsan. Elektroensefalogram dapat mendiagnosis penyebab gangguan kejang dengan mengukur perubahan gelombang otak.
Obat anticonvulsant seperti Tegretol (carbamazepine), Lamictal (lamotrigine), Topamax (topiramate), dan Depakote (asam valproat) efektif dalam mengendalikan kejang meskipun beberapa obat dapat menimbulkan efek samping yang serius.
3. Masalah Tidur
Penelitian menunjukkan anak-anak dan remaja autis mungkin mengalami masalah tidur, terutama insomnia dengan tingkat 40% hingga 80% lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak mengalami gangguan tersebut. Beberapa orang mengalami kesulitan untuk tertidur, yang lain sering terbangun di malam hari.
Kurang tidur dapat memperburuk ciri-ciri autisme di siang hari. Melatonin, suplemen berbasis hormon, dapat membantu penderita autis tertidur. Namun tidak jelas apakah hal ini memberikan banyak perbedaan dalam membantu mereka tetap tertidur sepanjang malam.
Baca Juga: Membaik Setelah Operasi, Kondisi Fahmi Mantan Wali Kota Sukabumi Usai Kecelakaan
4. Kecemasan dan Depresi
Banyak penderita autis mengalami depresi atau kecemasan klinis, terutama mereka yang membutuhkan dukungan yang rendah dan sebelumnya diidentifikasi mengidap sindrom Asperger. Sebuah istilah yang tidak lagi disukai. Hal ini mungkin terjadi karena mereka sadar bahwa mereka berbeda dari orang lain dan merasa dikucilkan.
Namun, beberapa ahli meyakini gangguan mood yang berhubungan dengan autisme mungkin disebabkan oleh perbedaan fisik pada otak autis. Gangguan mood dapat diobati dengan pengobatan, psikologi kognitif, dan manajemen perilaku. Kecemasan diperkirakan mempengaruhi 11% hingga 42% orang autis, sementara depresi diperkirakan mempengaruhi 7% anak-anak dan 26% orang dewasa dengan gangguan tersebut.
Gangguan obsesif-kompulsif (OCD) adalah gangguan kesehatan mental lain yang lebih umum terjadi pada orang autis dibandingkan pada populasi umum. Beberapa ciri autisme, seperti perilaku berulang dan minat yang sangat sempit, juga merupakan ciri OCD, sehingga sulit membedakan kedua gangguan tersebut.10
5. Penyakit Mental Serius
Bukan hal yang aneh jika orang autis juga memiliki diagnosis kesehatan mental berupa gangguan bipolar atau skizofrenia. Sulit juga membedakan antara gangguan mood, gangguan bipolar , skizofrenia, dan perilaku autis tertentu.
Jika mencurigai anak autis juga memiliki gejala penyakit mental, hal ini sangat penting untuk menemukan ahli kesehatan mental yang berpengalaman dalam menangani orang autis.
6. Defisit Perhatian dan Masalah Perilaku
Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD), perilaku agresif, dan kesulitan fokus tidak termasuk dalam kriteria diagnostik autisme, namun gangguan ini umum terjadi pada anak autis. Banyak anak autis mempunyai diagnosis ADD atau ADHD yang terjadi bersamaan.
Terkadang, obat-obatan yang membantu mengatasi ADHD, seperti Ritalin (methylphenidate) dapat membantu anak autis berperilaku baik dan mampu fokus. Yang lebih mungkin membantu adalah perubahan lingkungan yang mengurangi gangguan sensorik dan gangguan eksternal, serta mendukung fokus. Antara 30% dan 61% anak-anak autis juga memiliki gejala ADHD, yang hanya mempengaruhi 6% sampai 7% dari populasi umum.
Sumber: Very Well Health