SUKABUMIUPDATE.com - Sedentary behavior adalah perilaku ketika seseorang cenderung malas melakukan aktivitas fisik atau menggerakkan tubuhnya. Beberapa contoh sedentary behavior adalah duduk di depan laptop dalam kurun waktu lama atau bermain ponsel seharian.
Sedentary behavior memiliki dampak buruk pada kesehatan fisik seperti meningkatkan risiko terjadinya obesitas, penyakit jantung hingga kematian. Di samping itu, ada beberapa dampak sedentary behavior lain, yaitu resiko kesehatan mental yang patut Anda waspadai.
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), sedentary behavior atau sedentary lifestyle adalah kegiatan yang dilakukan di luar waktu tidur dan hanya mengeluarkan kalori dalam jumlah sedikit, yaitu kurang dari 1,5 MET (metabolic equivalent).
Baca Juga: Apa itu Sedentary Behavior? Ini Dampaknya Bagi Kesehatan Fisik dan Mental
Sedentary behavior tentu perilaku yang dapat merugikan tubuh. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa sedentary behavior adalah salah satu penyebab kematian yang kasusnya sering terjadi di dunia.
Menurut penelitian Panahi dan tremblay (2018) seperti dikutip Wenny Aidina dalam buku "Kesehatan mental saat pandemi di Indonesia", bahwa minimnya aktivitas fisik yang dilakukan oleh individu dapat menyumbang 9 persen kematian dini di seluruh dunia.
Dampak sedentary behavior
Risiko kesehatan yang dapat ditimbulkan dari perilaku sedentari bisa membahayakan tubuh, seperti diabetes, penyakit jantung, obesitas, hingga gangguan mental. Penjelasan lengkap dari dampak sedentary behavior adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan Risiko Obesitas
sedentary behavior diketahui paling sering menyebabkan obesitas atau kelebihan berat badan pada seseorang. Pasalnya, kurang bergerak akan membuat tubuh tidak mengolah makanan secara sempurna untuk dijadikan energi.
Baca Juga: Pejabat Pemkab Sukabumi Kompak Hadiri ESG Symposium 2023 Indonesia di Jakarta
Dengan begitu, tubuh akan menyimpan energi dalam bentuk lemak pada tubuh. Apabila terjadi dalam kurun waktu yang lama, penumpukan lemak ini akan menyebabkan tubuh mengalami obesitas.
2. Meningkatkan Risiko Diabetes
Dampak buruk dari sedentary behavior selanjutnya yaitu meningkatkan risiko penyakit diabetes. Risiko diabetes akan semakin meningkat jika Anda tidak bergerak dan terbiasa mengkonsumsi makanan manis serta tinggi kalori.
Risiko diabetes ini masih berkaitan dengan obesitas yang juga menjadi dampak dari sedentary behavior. Singkatnya, lemak yang menumpuk di dalam tubuh dapat memicu terjadinya resistensi insulin. Padahal, insulin adalah hormon yang memiliki peran penting dalam mengolah gula pada tubuh.
Baca Juga: Cerita Abah Aja Lolos dari Maut Usai 1,5 Jam Tertimbun Longsor di Sukabumi
3. Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung
Dampak buruk berikutnya dari sedentary behavior adalah meningkatkan risiko penyakit jantung. Seseorang yang kurang bergerak berisiko membuat lemak atau kolesterol menumpuk pada pembuluh darah arteri. Akibatnya, jantung jadi tidak dapat bekerja secara optimal dan memicu terjadinya penyakit serius seperti serangan jantung, jantung koroner, dan lain sebagainya.
4. Memicu Terjadinya Gangguan Mental
Gaya hidup sedentari juga dapat mengakibatkan gangguan mental pada seseorang. Ketika kurang melakukan aktivitas dan hanya berdiam diri di rumah, perasaan stres dan jenuh juga dapat memicu seseorang mengalami gangguan cemas (anxiety disorder) hingga depresi.
Cara Mengatasi Sedentary behavior
Cara mengatasi sedentary behavior dimulai dari diri sendiri. Karena itu, Anda perlu melawan rasa malas untuk menggerakkan tubuh.
Apabila sedentary behavior diakibatkan pekerjaan yang mengharuskan Anda untuk duduk di depan laptop selama berjam-jam, Anda bisa meluangkan waktu sejenak untuk beranjak dari kursi dan meregangkan tubuh selama 20 menit sekali. Lakukanlah gerakan kecil saat sedang istirahat, seperti jalan ke toilet atau menaiki tangga kantor.
Baca Juga: Cerita Nasabah Ungkap Kelebihan Perumda BPR Sukabumi, Aman Karena Dijamin LPS
Anda juga disarankan untuk membuat jadwal olahraga secara rutin setiap minggu di hari libur. Agar lebih termotivasi, Anda bisa memberikan hadiah untuk diri sendiri setelah melakukan olahraga atau mencapai target tertentu.
Baca Juga: Pejabat Pemkab Sukabumi Kompak Hadiri ESG Symposium 2023 Indonesia di Jakarta
Lakukanlah olahraga secara rutin yang dibarengi konsumsi makanan sehat setiap harinya. Dengan begitu, dampak edentary behavior bisa dicegah.
Klasifikasi Sedentary behavior
sedentary behavior merupakan bentuk perilaku yang memiliki tingkatan tertentu yang dipengaruhi oleh frekuensi, yaitu;
Baca Juga: Daftar 27 Pemain Timnas Indonesia Senior Untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026
1. Sedentary behavior rendah, yaitu perilaku duduk atau berbaring seperti kerja depan komputer, membaca, bermain game, menonton tv selama kurang dari 2 jam
2. Sedentary behavior sedang, yaitu perilaku duduk atau berbaring seperti kerja di depan komputer, membaca, bermain game, menonton tv selama 2 - 5 jam
3. Sedentary behavior tinggi, yaitu perilaku duduk atau berbaring seperti kerja di depan komputer, membaca, bermain game, menonton tv selama lebih dari 5 jam