SUKABUMIUPDATE.com - Gangguan bipolar adalah gangguan kompleks yang ditandai dengan episode suasana hati naik dan turun yang dramatis atau tidak biasa. Episode mania dan depresi dapat berkisar dari yang sangat ringan hingga ekstrem dalam intensitas dan tingkat keparahannya.
Dengan gangguan bipolar, episode suasana hati dapat muncul secara bertahap selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu. Atau bisa juga muncul secara tiba-tiba, dan terjadi hanya dalam beberapa hari.
Untuk dihitung sebagai episode, gejala harus muncul sebagai kumpulan fitur yang tidak hanya mempengaruhi suasana hati tetapi juga tidur, energi, pemikiran, dan perilaku dan harus berlangsung setidaknya selama beberapa hari, yang menunjukkan perubahan dari diri Anda yang biasanya.
Dengan gangguan bipolar, orang tersebut mungkin mengalami episode depresi berat atau sebaliknya, kegembiraan ekstrem dan energi berlebihan. Kegembiraan itu disebut mania. Episode mood pada gangguan bipolar disertai dengan gangguan berpikir, distorsi persepsi, dan gangguan fungsi sosial.
Baca Juga: Sapi dan Kambing Terbawa Arus, Dampak Longsor di Kalapanunggal Sukabumi
Gangguan bipolar pernah diperkirakan mempengaruhi sekitar 1% populasi. Beberapa ahli sekarang percaya bahwa angka tersebut lebih tinggi, mungkin mempengaruhi 3% hingga 4% populasi. Tidak ada tes laboratorium untuk mendiagnosis gangguan bipolar, dan gejalanya mungkin tumpang tindih dengan gangguan kejiwaan lainnya. Akibatnya, penyakit ini sering salah didiagnosis dan diobati.
1. Kafein
Kafein merupakan pemicu bipolar yang kurang dihargai dan juga dapat mengganggu tidur. Salah satunya kopi, yang katanya, bisa menjadi masalah karena kurang tidur merupakan pemicu perubahan suasana hati dan mania bipolar.
Meskipun buktinya belum meyakinkan, tinjauan sistematis yang diterbitkan pada tahun 2021 mencatat bahwa efek stimulan kafein mungkin bertanggung jawab dapat memicu gejala mania pada beberapa orang, dan juga dapat mengubah cara obat tertentu yang digunakan untuk mengobati gangguan bipolar dimetabolisme di dalam tubuh.
Baca Juga: Kisah Bayi di Bojonggenteng Sukabumi, Ingin Sembuh dari Kondisi Jantung Bocor
2. Alkohol
Menurut National Alliance on Mental Illness (NAMI), alkohol dan gangguan bipolar adalah kombinasi yang buruk. Alkohol dapat memengaruhi perubahan suasana hati bipolar dan juga dapat berinteraksi secara negatif dengan obat-obatan seperti litium.
Orang dengan gangguan bipolar juga lebih mungkin meninggal sebelum waktunya jika mereka menggunakan alkohol atau zat lain, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2015 yang menganalisis data lebih dari 11.000 orang dengan gangguan bipolar.
3. Gula
Mengonsumsi makanan tinggi gula dapat mempersulit pengendalian berat badan dan obesitas, serta lemak perut, dan membuat beberapa pengobatan gangguan bipolar menjadi kurang efektif. Jika ingin memuaskan rasa manis, lebih baik pilih buah-buahan.
4. Garam
Jika mengonsumsi lithium untuk gangguan bipolar, kamu harus memantau asupan garam dengan cermat, karena peningkatan atau penurunan jumlah natrium yang dikonsumsi secara tiba-tiba dapat mempengaruhi kadar litium.
Baca Juga: Tumbler hingga Gantungan Kunci, Produk Bambu Buatan Desa Wisata Hanjeli Sukabumi
Menurut NAMI, orang yang mengonsumsi litium sebaiknya menghindari diet rendah natrium dan dehidrasi, karena dapat meningkatkan risiko toksisitas litium. Bicarakan dengan dokter tentang cara mengelola garam dengan aman dalam makanan agar tetap dalam kisaran yang sehat.
Hal yang sama, sangat penting ketika mengonsumsi lithium adalah memastikan untuk minum cukup cairan, karena dehidrasi dapat menyebabkan efek samping yang berbahaya.
5. Lemak Jenuh
Fiedorowicz menyarankan untuk mengikuti rekomendasi kesehatan jantung dari American Heart Association untuk membatasi jumlah lemak jenuh dan lemak trans dalam makanan Anda. Itu berarti memilih protein tanpa lemak dan produk susu rendah lemak serta makan banyak buah, sayuran, dan biji-bijian sehat.
Baca Juga: Lowongan Kerja Admin Kasir di Rumah Sakit Swasta Sukabumi, Cek Kualifikasinya
Karena, lemak dalam makanan dapat mengubah cara tubuh menggunakan obat. Secara umum, pengobatan akan tetap efektif, namun makan banyak gorengan, makanan berlemak tidak baik untuk kesehatan jantung.
Sumber : Everyday Health