SUKABUMIUPDATE.com - ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder dapat dikatakan termasuk kedalam kategori disabilitas mental, karena hal ini penderitanya mengalami keterbatasan dalam berperilaku, mengelola emosi, bahkan fungsi berpikir. Namun tetap saja orang dengan ADHD memiliki keunikannya tersendiri.
Maka dari itu, penderita gangguan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) perlu menerima penanganan maupun pendampingan dari seorang ahli profesional seperti psikiater, dan psikolog anak, supaya dapat meminimalisir gejala yang ditimbulkan.
Perlu diketahui, disabilitas mental adalah terganggunya fungsi emosi, fungsi berpikir, dan fungsi perilaku yang dapat berpengaruh pada kemampuan berinteraksi sosial.
Baca Juga: Serupa Tapi Tak Sama, Simak Perbedaan ADHD dan Gangguan Bipolar
Usia rata-rata orang yang didiagnosis menderita ADHD adalah 7 tahun dan gejalanya sering kali terlihat pada usia 12 tahun, meskipun penyakit ini dapat menyerang anak-anak dan bahkan orang dewasa. Sebanyak 60% anak yang terdiagnosa ADHD akan membawanya hingga dewasa.
ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder memiliki 3 tipe tergantung pada gejalanya:
● Kebanyakan lalai
● Kebanyakan hiperaktif dan impulsif
● Kombinasi dari kedua gejala
Gejala ADHD yang muncul umumnya akan kesulitan untuk:
● Tidak Bisa Duduk diam
● Sulit Berkonsentrasi
● Memperhatikan
● Tetap terorganisir
● Mengendalikan impuls
● Mengingat detail
● Mengikuti instruksi
Cara Mengelola ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder
Menurut Francine Conway, Ph.D., seorang peneliti dan psikolog klinis psikodinamik yang menangani ADHD dan juga telah menulis buku tentang masalah ini, tantangan terbesar dalam mengelola ADHD adalah menerima bahwa memang ada masalah. Dengan gejala khas perilaku impulsif atau bertindak tidak pantas, ADHD seringkali keliru dianggap sebagai pola asuh yang buruk atau kurangnya disiplin. Hal ini dapat menyebabkan orang menderita secara diam-diam.
Kamu dapat mengelola ADHD dengan cara berikut:
● Berusaha untuk mengalihkan fokus
● Jadwalkan untuk melampiaskan amarah ke hal positif, seperti gym
● Kendalikan hiperaktif dan hiperfokus
● Terus berusaha legowo menerima keadaan
● Seringlah berolahraga
● Buat suasana menjadi humoris
● Ubah pola makan menjadi lebih terkendali
● Atur jadwal tidur
● Puji orang lain untuk menyita perhatian
Meskipun ADHD masuk kedalam kategori disabilitas mental, namun penderitanya tetap memiliki sisi positif yang ditimbulkan dari gejalanya. Seperti hiperfokus, hal ini dapat dimanfaatkan penderitanya untuk terus mengembangkan hal yang disukai. Jika terus menerus digali, maka besar kemungkinan penderitanya akan meraih kesuksesan dimasa depan.