SUKABUMIUPDATE.com - Salah satu gangguan kesehatan mental tidak hanya menghampiri orang dewasa, namun juga anak-anak salah satunya adalah gangguan bipolar.
Gangguan bipolar sendiri merupakan gangguan mental yang menyebabkan perubahan suasana hati dengan sangat drastis ata mood swing. Akan tetapi, gangguan bipolar yang terjadi pada anak sulit dideteksi atau dikenali gejalanya. Maka dari itu, perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui apa anak benar-benar mengidap gangguan bipolar atau tidak.
Gangguan bipolar tidak sama dengan pasang surut yang dialami setiap anak. Perubahan mood pada gangguan bipolar lebih ekstrim, seringkali tidak beralasan, dan disertai dengan perubahan pola tidur, tingkat energi, dan kemampuan berpikir jernih.
Baca Juga: Sang Ayah Kecewa, Terdakwa Kasus Pencabulan Anaknya Divonis Bebas PN Sukabumi
Anak-anak dengan gangguan bipolar kadang-kadang merasa sangat bahagia atau “bangkit” dan jauh lebih energik dan aktif dari biasanya. Hal ini disebut episode manik. Anak-anak dengan gangguan bipolar terkadang merasa sangat sedih atau “down” dan kurang aktif dibandingkan biasanya. Ini disebut episode depresi . Gangguan bipolar seringkali bersifat episodik, namun biasanya berlangsung seumur hidup.
Sayangnya, hingga kini belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab anak mengalami bipolar. Namun ada beberapa hal yang diduga dapat meningkatkan risiko gangguan bipolar pada anak :
1. Faktor Keturunan atau Genetik
Penelitian menunjukkan bahwa peluang seseorang terkena gangguan bipolar lebih tinggi jika memiliki anggota keluarga dekat yang mengidap penyakit tersebut, yang mungkin disebabkan karena mereka memiliki variasi genetik yang sama.
Namun, jangan hanya karena salah satu anggota keluarga mengidap gangguan bipolar bukan berarti anggota keluarga lainnya juga akan mengidapnya. Banyak gen yang terlibat dalam kelainan ini, dan tidak ada satu gen pun yang menyebabkannya.
Baca Juga: Beda Sikap PDIP ke Budiman Sujatmiko dan Gibran? Ini Kata Ahmad Basarah
2. Kelainan Struktur dan Fungsi Otak
Penyebab selanjutnya yaitu terdapat kelainan struktur dan fungsi pada otak.
Didalam otak, ada senyawa kimia atau neurotransmitter yang berperan sebagai penghantar rangsangan ke sel saraf di seluruh tubuh.
Jika jumlah neurotransmitter kurang dari biasanya, maka sistem pengendali otak yang mengatur emosi dan perilaku akan terganggu fungsinya.
3. Mengalami Peristiwa Traumatis
Salah satu penyebab yang dapat meningkatkan risiko bipolar pada anak yaitu mengalami peristiwa traumatis.
Trauma ini bisa terjadi karena banyak hal, seperti kematian orang tua, kekerasan fisik, pola asuh yang salah, bahkan mengalami bullying.
Baca Juga: 11 Ciri-ciri Orang Stres Karena Terlalu Banyak Masalah Hidup
Itulah beberapa penyebab yang disinyalir dapat meningkatkan resiko seorang anak terkena gangguan bipolar. Orang tua perlu terus memperhatikan tingkah si kecil. Jika merasa ada yang aneh, maka segera periksakan si kecil kepada dokter profesional.
Sumber : halodoc.com