SUKABUMIUPDATE.com - Hingga saat ini, homeschooling masih menjadi yang terpopuler untuk pembelajaran anak ADHD. Metode ini merupakan salah satu solusi untuk anak ADHD yang tidak cocok dengan lingkungan dan kurikulum sekolah umum.
Namun sebaiknya, orangtua tidak menerapkan metode pembelajaran ini lantaran hanya mengikuti tren. Sebelum memutuskan, ada baiknya cari tahu terlebih dahulu apa manfaat dari metode homeschooling untuk anak pengidap ADHD. Agar nantinya tidak menjadi bumerang bagi si kecil dan orang tua dirumah.
ADHD sendiri ialah merupakan kelainan yang menjadikan pengidapnya sulit untuk berkonsentrasi, berkomunikasi, hingga bersosialisasi. Gejala ini semakin terlihat ketika si kecil memasuki usia sekolah, sehingga membuat mereka kesulitan mengikuti pelajaran di sekolah.
Baca Juga: 5 Persamaan dan Perbedaan ADHD dengan OCD yang Harus Dipahami
Lalu apa manfaat atau dampak positif homeschooling untuk anak ADHD? Sebagaimana telah dilansir dari laman hellosehat.com, Inilah lima dampak positif homeschooling untuk anak ADHD:
1. Lebih Leluasa Mengembangkan Bakat
Salah satu dampak positif homeschooling yaitu lebih leluasa mengembangkan bakat. Homeschooling merupakan metode pembelajaran mandiri, sehingga orang tua dan anak bisa menentukan tema belajar hari ini, hingga cara belajar anak akan seperti apa.
Hal ini bisa membuat anak lebih leluasa mengekspresikan bakat yang dimiliki, dan bertanya kepada guru apa yang membuat dia penasaran tanpa merasa malu oleh teman-temannya.
Bahkan, hal ini akan membuat anak lebih fokus pada pembelajaran dan pengembangan bakat yang dimiliki untuk bekal di masa depan kelak.
Baca Juga: 6 Jenis Aktivitas Positif Untuk Anak ADHD, Parents Harus Tahu!
2. Waktu Belajar Lebih Fleksibel
Melansir Coalition for Responsible Home Education, anak yang belajar dengan sistem homeschooling juga bisa mendapatkan manfaat yang lebih besar untuk terlibat dalam situasi sosial saat sedang belajar di luar rumah.
Homeschooling memiliki keuntungan tersendiri bagi si kecil, karena waktu belajar fleksibel maka orang tua dan pengajar bisa menyesuaikan jadwal belajar berapa lama dalam satu hari, bahkan orang tua dan pengajar bisa berunding bila ingin mengubah jadwal belajar yang sudah ditentukan sebelum nya. Berbeda dengan sekolah formal yang memiliki waktu belajar saklek dan tidak bisa diganggu gugat.
Bila si kecil jenuh belajar didalam rumah terus menerus, pengajar bisa mengajaknya belajar diluar sambil bermain, terutama untuk pembelajaran yang memerlukan praktek langsung seperti olahraga atau bermain sepak bola. Dan hal ini bisa memberi kesempatan pada si kecil untuk meningkatkan kemampuan sosialnya.
Baca Juga: Makanan Sehat dan Tips Diet Untuk Anak Pengidap ADHD, Yuk Orang Tua Simak
3. Kemampuan Mencerna Informasi Dengan Lebih Baik
Dampak positif homeschooling selanjutnya yaitu kemampuan dalam mencerna informasi dengan lebih, karena setiap hari anak akan belajar dalam suasana hati yang tidak kaku dan membosankan. Maka dari itu, anak akan belajar dengan lebih bersemangat dan tidak lagi malas untuk belajar.
Suasana belajar homeschooling yang tidak membosankan juga membuat anak lebih fokus pada pembelajaran yang sedang berlangsung tanpa ada gangguan dari orang lain.
Jika sewaktu-waktu anak mengalami kesulitan atau tidak memahami materi pembelajaran, ia tidak akan sungkan bertanya pada guru tanpa rasa malu, dan tekanan dari teman-temannya. Selain itu, guru juga hanya akan berfokus pada satu orang saja tanpa menghambat pembelajaran orang lain.
Baca Juga: 6 Jenis Terapi Penting Untuk Anak Pengidap ADHD, Orang Tua Perlu Tahu
4. Waktu Tidur Yang Cukup
Indonesia menjadi salah satu negara dengan waktu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) paling lama. Yaitu rata-rata anak sekolah diwajibkan masuk pada pukul 06.30 - 07.00 pagi dan selesai pada pukul 15.00 WIB.
Namun kenyataannya, nilai akademis rata-rata anak Indonesia setelah belajar kurang lebih delapan jam tetap lebih rendah dibanding Negara Singapura yang hanya belajar selama lima jam.
Hal ini terjadi dikarenakan anak dipaksa bangun subuh dan tidur larut malam hampir setiap hari, yang menjadikan kualitas tidur anak menurun.
Jika hal ini terjadi pada anak dengan gangguan ADHD, dikhawatirkan gejalanya akan semakin memburuk karena tekanan dari waktu pembelajaran yang terlalu lama.
Dengan metode homeschooling hal ini dapat dihindari. Karena kita bisa mengatur jam belajar, bermain, dan istirahat. Maka dari itu kualitas tidur juga terjamin dan hidup anak menjadi lebih seimbang.
Baca Juga: Kenali 3 Tipe ADHD Pada Anak dan Gejala yang Ditimbulkan!
5. Terhindar Dari Pergaulan Bebas
Manfaat selanjutnya yaitu anak ADHD terhindar dari pergaulan bebas. Meskipun bersosialisasi merupakan hal yang sangat bagus untuk anak, namun pergaulan yang tidak terkontrol akan memperburuk gejala anak ADHD.
Dengan memiliki teman yang buruk akan berdampak pada kualitas hidup anak, apalagi anak kita pengidap ADHD. Mereka akan dengan mudah terbawa arus negatif karena tidak memikirkan dampak dari perbuatannya.
Ketika homeschooling, anak hanya akan berinteraksi dengan pengajar dan orangtua saja. Karena mereka tidak memiliki teman. Jika belajar online dengan teman lainnya pun, orang tua bisa mengawasi dan mengetahui dengan siapa saja si kecil belajar.
Maka dari itu, pergaulan bebas pun akan terhindarkan. Dan si kecil tidak mendapat pengaruh buruk dari teman sekolahnya, maupun dari orang lain.