SUKABUMIUPDATE.COM - Terapi ADHD pada anak memiliki berbagai jenis, namun sebelum melakukan terapi sebaiknya orangtua memastikan terlebih dahulu apakah sang buah hati benar-benar mengidap gangguan ADHD atau hanya mengalami hiperaktif.
Karena, ADHD dengan hiperaktif adalah kelainan yang berbeda meskipun keduanya memiliki beberapa kesamaan terhadap aktivitas dan sikap anak.
Perlu diketahui kembali, ADHD merupakan suatu kelainan yang mengganggu sistem saraf otak baik pada anak-anak maupun orang dewasa, yang mengakibatkan penderitanya mengalami gangguan konsentrasi, impulsif, hiperaktif, bahkan gangguan pola tidur.
Baca Juga: 12 Ciri Orang Mengalami Gangguan Kepribadian, Apa Kamu Salah Satunya?
Gejala lain yang dapat dialami oleh anak ADHD adalah sulit mengendalikan emosi, tidak suka mengantri, susah konsentrasi, fokus pada diri sendiri, sulit mengatur kegiatan, hingga pelupa.
Jika orangtua sudah benar-benar mengetahui bahwa anak menderita gangguan ADHD, maka segeralah beri pengobatan atau terapi agar mendapat penanganan tepat sehingga gejala bisa hilang atau berkurang.
Sebelum penanganan, sebaiknya melakukan diagnosis terlebih dahulu meski akan memakan waktu cukup panjang. Memang belum ada tes khusus bagi pengidap ADHA, tapi ada beberapa cara yang bisa dilakukan seperti di bawah ini:
Baca Juga: 11 Ciri-Ciri Orang Kecewa Pada Kita, Terlihat dari Sikapnya
- Pemeriksaan medis
- Mengumpulkan informasi
- Wawancara atau pengisian kuesioner pada anggota keluarga/pengasuh
- Pemeriksaan yang mengacu pada ADHD
- Pemeriksaan dengan skala penilaian ADHD
Sebagaimana telah dilansir dari situs resmi sehatQ, inilah beberapa jenis terapi yang perlu dilakukan untuk anak ADHD :
1. Terapi Dengan Stimulan Untuk Meredakan Gejala ADHD
Obat stimulan tersedia untuk terapi jangka pendek dan jangka panjang. Obat ini adalah yang paling sering diresepkan untuk penderita ADHD, karena dapat meningkatkan dan menyeimbangkan kadar zat kimia otak yang disebut dengan neurotransmitter, sehingga setelah diminum gejalanya akan berkurang.
Dokter akan memberikan obat dengan dosis yang berbeda-beda pada setiap anak sesuai dengan gejalanya.
Selain obat yang diminum langsung ,obat stimulan jenis methylphenidate ini juga tersedia dalam bentuk patch yang bisa ditempel di pinggul anak seperti koyo.
Namun beberapa penelitian menyebutkan ada beberapa efek samping yang dapat diidap penderitanya seperti masalah kejiwaan dan masalah jantung. Namun sejauh ini, hal itu jarang terjadi.
Agar si kecil aman saat terapi menggunakan obat, para orang tua harus memberikan obat dengan hati-hati, simpan di tempat yang aman dan tidak bisa dijangkau anak. Jika ingin dibawa ke sekolah sebaiknya tidak dibawa oleh dia, tetapi titipkan pada guru atau perawat di unit kesehatan sekolah (UKS).
Baca Juga: Dalam Peti Kayu, Heboh Penemuan Ratusan Lembar Rp100 Ribu di Cibunar Sukabumi
2. Terapi Perilaku
Berikutnya ada terapi perilaku yang bisa ditangani oleh psikiater maupun psikolog. Hal ini biasanya akan disertai dengan pelatihan keterampilan.
Dengan terapi perilaku, anak dapat lebih fokus dan mampu berperan baik dalam masyarakat, contohnya, untuk belajar mengantri. Pengobatan ini cocok dilakukan di rumah sehingga akan bermanfaat bagi si kecil.
3. Pelatihan Keterampilan Sosial
Melakukan pelatihan keterampilan sosial dapat menjadi terapi bagi si kecil untuk mempelajari perilaku sosial di sekitar dan bisa dilakukan dengan bantuan profesional, seperti psikolog, psikiater, atau ahli lainnya.
Baca Juga: 9 Gejala ADHD Pada Anak yang Wajib Dikenali Oleh Orang Tua, Yuk Simak!
4. Pelatihan Keterampilan Pengasuhan Anak
Pelatihan ini bermanfaat untuk membantu mengembangkan keterampilan anak, dan membimbing anak dalam berperilaku
5. Psikoterapi
Dalam sesi psikoterapi, anak dengan ADHD akan dipancing bicara tentang apa yang mereka rasakan dan alami, serta mengeksplorasi tingkah negatif di dalam dirinya, lalu membantu sang buah hati mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut. Psikoterapi bisa dilakukan untuk anak-anak yang sudah lebih besar.
6. Terapi Keluarga
Peran keluarga dalam hal ini sangatlah penting, seperti dukungan, menjadi tempat curhat anak-anak, dan sesekali memberikan solusi atas apa yang sedang dialami.
Itulah jenis terapi untuk anak gangguan ADHD. Jika mengalami efek samping dari obat seperti sesak nafas, sulit tidur, dan lain sebagainya, segera hubungi dokter.
Baca Juga: 4 Perbedaan ADHD dengan Autisme Pada Anak, Orang Tua Wajib Tahu!
Jangan lupa untuk selalu pantau perkembangan anak di rumah dan jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dapat langsung menghubungi dokter untuk mendapat penangan tepat.
Sumber: SehatQ