SUKABUMIUPDATE.com - Ketika seorang anak tidak bisa duduk berlama-lama, sering kehilangan barang, senang berlarian kesana kemari, menyela pembicaraan, hingga terlalu banyak bicara. Jangan terlalu cepat berasumsi dan menyimpulkan bahwa mereka mengidap gangguan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).
Meskipun gejalanya terlihat mirip, namun orang tua perlu tahu terlebih dahulu bahwa ADHD tidak sesederhana itu. Anda harus berkonsultasi dengan dokter spesialis agar anak diidentifikasi dengan cara mengamati perilakunya. Tidak ada scan otak maupun pemeriksaan darah untuk memastikan kelainan ini.
Melansir dari situs resmi linksehat.com, berikut enam jenis penyakit yang mirip gangguan ADHD :
Rasa cemas yang muncul sesekali bukan masalah serius, tapi berbeda dengan kecemasan.
Kecemasan sendiri merupakan emosi yang normal dan menjadi cara otak untuk bereaksi terhadap stres dan memperingatkan adanya potensi bahaya.
Baca Juga: 9 Ciri Anak Tidak Punya Teman di Sekolah, Menyendiri dan Kesepian
Gangguan kecemasan adalah kondisi mental dimana seseorang mengalami kecemasan secara berlebihan, terus menerus, dan sulit dikendalikan. Hal ini akan membuat anak menjauhi bertemu dengan orang lain atau keluarga, menghindar untuk sekolah, serta kegiatan sosial lainnya. Gejalanya meliputi :
- Mual
- Pusing
- Mulut kering
- Otot tegang
- Sesak nafas
- Gangguan pola tidur
- Sulit berkonsentrasi
- Panik, ketakutan, gelisah
- Bernafas lebih cepat dari biasanya (hiperventilasi)
- Jantung berdegup kencang (palpitasi)
- Tangan atau kaki dingin,mati rasa, berkeringat, atau kesemutan
- Kelelahan berlebihan
- Ketakutan akan hal-hal yang tidak rasional dan proporsional
Ada penyebab faktor gangguan kecemasan, yaitu:
- Genetika
- Stres berlebih atas peristiwa yang pernah dialami
- Kondisi medis tertentu, penyakit jantung, tiroid, dan paru-paru yang memunculkan kecemasan berlebih
2. Depresi
Depresi pada anak bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang berhubungan dengan peristiwa yang pernah dialami, riwayat keluarga, kesehatan fisik, genetika, lingkungan, dan gangguan metabolik
Depresi pada anak-anak berbeda dari kesedihan dan emosi sehari-hari ketika anak sedang tumbuh dan berkembang. Jangan hanya karena anak terlihat sedih, bukan berarti ia sedang depresi.
Jika kesedihan berlanjut dan mengganggu aktivitas sosial, minat, ginga bermain maka orang tua harus waspada, kemungkinan anak mengalami depresi. Gejala depresi pada anak yaitu :
- Sulit berkonsentrasi
- Mudah marah
- Mudah lelah dan energi rendah
- Menghindari aktivitas sosial
- Menangis dengan suara keras
- Perasaan bersalah atau tidak berharga
- Konsentrasi mudah terganggu
- Perubahan nafsu makan
- Keluhan fisik, seperti sakit perut
- Kurang bersosialisasi
3. Bipolar Disorder
Bipolar disorder merupakan penyakit gangguan mental yang menyebabkan suasana hati, energi, tingkat aktivitas, konsentrasi, serta kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Gejala bipolar dibagi menjadi dua yaitu gejala manik (sangat senang) dan gejala depresif (sangat sedih).
Baca Juga: 10 Ciri-Ciri Anak Perempuan Kurang Kasih Sayang Ayah, Kamu Salah Satunya?
Gejala manik diantaranya :
- Impulsif
- Mudah terdistraksi
- Banyak bicara secara berlebihan
- Bahagia secara berlebihan (euforia)
- Pola tidur terganggu
- Secara tidak normal ceria, gelisah, atau kaku
- Percaya diri secara berlebihan
- Peningkatan aktivitas, energi
Gejala Depresif diantaranya :
- Tertekan
- Merasa tidak dihargai
- Menurunnya kemampuan berpikir
- Susah tidur
- Pola makan terganggu
- Rasa bersalah yang berlebihan
- Mencoba dan berpikir untuk bunuh diri
- Kehilangan minat pada semua aktivitas
4. Gangguan Belajar
Gangguan belajar seringkali dialami anak-anak, mulai dari keterlambatan menulis, berhitung, memahami arah, membaca, dan lain sebagainya
Gangguan proses belajar sendiri merupakan masalah yang mempengaruhi seseorang menerima dan memproses informasi
Kondisi ini tidak mempengaruhi penilaian terhadap siapa orang pintar dan tidak, mereka hanya melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Penting untuk diingat, bahwa autisme dan ADHD tidak sama dengan gangguan belajar.
Baca Juga: 7 Alasan Mengapa Kasih Sayang Ayah Penting untuk Anak Perempuan
Jenis gangguan belajar bisa meliputi :
- Disgrafia mempengaruhi kemampuan menulis
- Dyspraxia mempengaruhi kemampuan motorik
- Disleksia mempengaruhi kemampuan bahasa, serta kesulitan membaca dan menulis
- Gangguan pemrosesan pendengaran
- Gangguan pemrosesan visual
- Dyscalculia mempengaruhi kemampuan berhitung
5. Oppositional Defiant Disorder (ODD)
ODD merupakan gangguan perilaku dimana seorang anak menunjukan rewel, marah, menantang atau agresif kepada pihak yang berwenang.
Kebanyakan anak penderita ODD memiliki masalah perilaku lain seperti, kesulitan belajar, ADHD, gangguan mood(depresi), gangguan kecemasan. Beberapa dari mereka mengalami gangguan perilaku yang semakin serius dari hari ke hari yang disebut dengan gangguan perilaku (conduct disorder atau perilaku agresif).
Beberapa gejala ADHD pada anak :
- Menyalahkan orang lain atas kesalahannya
- Mengamuk berulang -ulang
- Mudah terganggu oleh orang lain
- Meluapkan amarah dan kebencian
- Pendendam
- Mengganggu dan membuat orang lain marah
- Mengatakan hal-hal kejam
- Mengumpat dengan bahasa yang kotor
- Berdebat secara berlebihan dengan orang dewasa atau pihak berwenang
6. Kehilangan Pendengaran atau Penglihatan
Jika si kecil tidak mampu melihat dan mendengar dengan baik, mereka akan mendapat masalah di sekolah. Mereka mungkin tidak bisa melihat papan tulis dengan jelas, atau mendengar paparan materi dari seorang guru, masalah ini dapat menyebabkan nilai dan perilaku buruk. Sekilas seperti mirip ADHD padahal bukan.
Baca Juga: 6 Gejala ADHD pada Orang Dewasa, Jangan di Abaikan Ya!
Itulah beberapa jenis penyakit yang mirip dengan ADHD, Belum tentu gejala yang tampak anak merupakan gejala ADHD, karena untuk menentukan anak mengidap kelainan ADHD atau bukan, perlu pemeriksaan lebih lanjut dari dokter spesialis yang menanganinya. Namun Bunda juga perlu berhati-hati dan peka ketika si kecil bertingkah tidak seperti biasanya.
Sumber : linksehat.com