SUKABUMIUPDATE.com - Tantrum merupakan ledakan emosi yang dirasakan seseorang, khususnya anak-anak yang belum mampu mengendalikan emosi. Tantrum diekspresikan melalui perilaku yang berlebihan pada anak.
Ketika anak tantrum, orang tua biasanya merasa bingung dan kesal, sehingga akan berupaya keras mendiamkan supaya si kecil cepat terkendali. Padahal, orang tua bisa membiarkan terlebih dahulu emosi anak keluar, dan memberikan ruang bagi si kecil mengekspresikan kekesalannya.
Tantrum adalah hal yang wajar terjadi, karena kemampuan bahasa anak masih berkembang dan belum sempurna. Keterbatasan itu membuat si anak sulit menyampaikan apa yang dirasakan, ia pun frustasi dan akhirnya tantrum.
Baca Juga: 10 Ciri-Ciri Anak Perempuan Kurang Kasih Sayang Ayah, Kamu Salah Satunya?
Ketika anak tantrum jangan tersulut emosi, ya bund! Ini karena banyak manfaat positif ketika anak mengalami tantrum. Dikutip dari berbagai sumber, inilah manfaat tantrum pada anak:
Dampak Positif Tantrum Untuk Mental Anak
1. Tantrum Mengajari Anak Belajar Batasan Perilaku
Jika si kecil menangis karena ingin dibelikan es krim, atau sesuatu yang diinginkannya, inilah saatnya orangtua dengan tegas bilang 'tidak'. Jangan sampai ayah bunda merasa kasihan supaya si anak tahi batasan perilaku, mana yang boleh dan mana yang tidak.
2. Tantrum Memberitahu Orang Tua Perasaan Anak
Orang tua disarankan untuk tidak memarahi apabila anak tantrum dan menangis kencang. Pasalnya, tantrum adalah salah satu cara untuk mengungkapkan kekesalan anak yang terpendam.
Baca Juga: 9 Dampak Buruk Anak Perempuan Kurang Kasih Sayang Ayah
Biasanya setelah menangis suasana hati si kecil akan membaik secara perlahan-lahan.
3. Orang Tua Bisa Lebih Dekat Dengan Anak
Tantrum merupakan sebuah proses yang bisa mendekatkan orang tua dengan sang buah hati.
Mendengarkan isi hati sang anak akan membantu ibu dan ayah memberikan penjelasan terbaik bagaimana menolak atau memberikan sesuatu yang diinginkan anak.
4. Membantu Anak Belajar Mengendalikan Diri
Tantrum menjadi cara anak untuk mendapatkan perhatian dari orangtuanya. Dengan mengungkapkan kekesalan, amarah, dan rasa frustasi, anak akan terbebas dari beban dan tekanan yang membuat emosinya tersulut sehingga ia marah-marah.
Baca Juga: 9 Ciri Anak Laki-laki Kurang Kasih Sayang Ibu, Merasa Tidak Dicintai
Studi menunjukkan bahwa pembelajaran terbaik adalah ketika anak merasa rileks, kondisi ini bisa didapatkan setelah anak melepaskan amarahnya. Tak hanya itu, anak juga bisa lebih mengerti, jika tantrum bukan menjadi cara yang tepat untuk mendapatkan perhatian lebih dari orang tua.
5. Membuat Anak Tidur Nyenyak
Setelah anak mengeluarkan emosinya dengan menangis, berguling-guling, hingga berteriak-teriak, anak akan merasa lelah karena energinya terkuras. Setelah itu ia akan merasa lebih tenang sehingga bisa tidur dengan lelap.
6. Tantrum Membantu Perkembangan Otak
Ketika anak lahir, otak mereka belum tumbuh sempurna. Namun seiring bertambahnya usia, otak mereka mengalami perkembangan secara bertahap.
Setiap pengalaman yang mereka alami, termasuk tantrum, akan berkontribusi terhadap perkembangan otak anak. Bagaimana anak mengatasi rasa frustasi mereka di waktu kecil, akan mempengaruhi bagaimana mereka menghadapinya ketika usia dewasa.
Sumber: Halodoc | Klikdokter