SUKABUMIUPDATE.com - Orang yang melakukan percobaan bunuh diri terkadang akan menunjukan perilaku tidak biasa dari yang biasanya. Namun, tidak semua orang menyadarinya, bahkan terkesan abai dengan hal tersebut.
Seperti dikutip dari jurnal berjudul Suicide Prevention in Indonesia: Providing Public Advocacy, laporan data Badan Kesehatan Dunia (WHO) menunjukan jika rata-rata kematian akibat dari bunuh di Indonesia mencapai 24 per 100.000 jiwa.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga menyebutkan jika gantung diri merupakan metode yang paling sering dilakukan orang untuk mengakhiri hidupnya. Data yang ada menunjukan, 53 persen kasus bunuh diri pada pria dan 39 persen kasus bunuh diri terjadi pada wanita dengan cara gantung diri, sebagaimana dikutip via klikdokter.
Baca Juga: 9 Kebiasaan yang Sering Dilakukan Orang Tidak Bahagia, Kamu Juga Termasuk?
Gantung diri terbagi kedalam beberapa jenis, berikut diantaranya:
- Gantung diri tipikal yakni simpul penjerat terletak pada tengkuk bagian belakang leher.
- Gantung diri atipikal yakni simpul penjerat terletak di bagian lain leher, selain pada bagian tengkuk leher.
- Gantung diri lengkap yakni seluruh berat badan korban disangga oleh leher, karena seluruh bagian tubuh tergantung tidak menyentuh tanah.
- Gantung diri tak lengkap yakni tidak seluruh berat badan korban disangga oleh leher, karena ada bagian tubuh korban yang menyentuh tanah.
Baca Juga: 10 Ciri Hubungan yang Tidak Bahagia Meskipun Saling Mencintai
Perlu diketahui bahwa gantung diri dapat menyebabkan korban menjadi tidak sadarkan diri dalam hitungan detik. Hingga akhirnya menyebabkan kematian dalam hitungan menit. Berikut penyebab dari gantung diri:
1. Penekanan pembuluh darah arteri dan sinus karotis di area leher.
2. Penekanan vena jugularis.
3. Terhambatnya jalan nafas.
Mengutip laman resmi klikdokter, berikut adalah rentetan gejala yang dialami korban gantung diri, sebagai berikut.
1. Asfiksia
Ini adalah keadaan di saat tubuh kekurangan oksigen, sehingga mengakibatkan kesulitan bernapas. Kondisi ini terjadi akibat adanya penekanan arteri karotis.
Jika terjadi dalam waktu 10 detik, asfiksia dapat menyebabkan korban menjadi tidak sadar. Sedangkan bila terjadi dalam waktu 4-5 menit, kematian otak tidak bisa dihindari lagi. Selain itu, asfiksia juga dapat menyebabkan korban mengeluarkan urine, feses, atau sperma.
Baca Juga: 10 Ciri Orang yang Kuat Mental Meski Sering Disakiti, Kamu Termasuk?
2. Apopleksia
Ini adalah tersumbatnya pembuluh darah otak. Apopleksia disebabkan oleh penekanan pada pembuluh darah vena, yang menyebabkan penimbunan pada pembuluh darah otak. Pada akhirnya, hal ini akan menyebabkan gangguan sirkulasi darah di tubuh.
3. Iskemia serebral
Iskemia serebral atau disebut serebral otak adalah suatu kondisi adanya kematian jaringan otak akibat terhambatnya suplai oksigen ke area otak
4. Henti jantung
Penekanan yang terjadi secara terus-menerus pada sinus karotis dan vena jugularis dapat menyebabkan gangguan jantung hingga henti jantung.
Baca Juga: 10 Tipe Pria yang Pantas Kamu Perjuangkan untuk Jadi Pasangan Hidup
5. Patah tulang punggung
Tali yang menjerat leher dan menggantung tubuh korban dapat menyebabkan tulang area punggung mengalami pergeseran atau bahkan patah. Keadaan ini menyebabkan penekanan sinus karotis, sehingga fungsi pernapasan akan terhenti.
6. Sianosis
Tekanan kuat pada leher dapat menyebabkan sumbatan pada arteri karotis. Hal ini dapat menyebabkan kuku dan bibir menjadi berwarna kebiruan.
7. Bola mata menonjol
Orang yang gantung diri akan mengalami penonjolan bola mata akibat mengalami sumbatan pada vena di area leher.
Baca Juga: 11 Cara Mendidik Anak Laki-laki Bandel dan Sering Melawan Orang Tua
8. Tardieu spot
Kondisi ini terjadi ketika adanya peningkatan tekanan vena secara akut, yang menyebabkan bocornya dinding perifier vena terutama pada jaringan longgar – seperti kelopak mata, bawah kulit dahi dan di bagian belakang telinga.
Sumber: Klikdokter