SUKABUMIUPDATE.com - Gangguan kepribadian termasuk jenis gangguan mental.
Gangguan kepribadian adalah kondisi yang melibatkan pola perilaku, pemikiran, dan interaksi sosial yang tidak sehat atau tidak normal dan sulit diubah.
Berdasarkan hal itu, masih banyak yang bertanya apakah gangguan kepribadian adalah penyakit mental? Menjawab hal itu, sukabumiupdate.com mengutip penjelasan dari dr. Tanjung Ayu Sumekar, M.SI. Med., Sp.KJ, Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa, Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Universitas Diponegoro bahwa gangguan kepribadian adalah salah satu jenis penyakit mental.
“Kepribadian adalah suatu cara berfikir, berperasaan, dan juga berperilaku yang khas pada tiap-tiap orang. Sehingga membedakan antara satu orang dengan orang yang lain, jadi tidak ada kepribadian yang sama walaupun kembar sekalipun. Karakteristik ini biasanya menetap dari waktu ke waktu atau tidak berubah, dan dipengaruhi oleh pola asuh, pengalaman, lingkungan dan karakteristik yang diwariskan dari orang tua” tutur dr. Tanjung, sebagaimana dikutip via undip.ac.id, Minggu (10/9/2023).
Baca Juga: 15 Cara Mengetahui Apakah Seseorang Terkena Gangguan Kesehatan Mental
Orang dengan gangguan kepribadian sering memiliki kesulitan dalam beradaptasi dengan situasi tertentu, menjaga hubungan yang sehat dengan orang lain. Mereka juga sulit berbaur dengan baik secara sosial maupun lingkup pekerjaan.
Contoh beberapa jenis gangguan kepribadian adalah Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM), diantaranya Gangguan Kepribadian Antisosial, Gangguan Kepribadian Narsistik, Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif, dan lain-lain. Setiap jenis gangguan kepribadian memiliki ciri-ciri dan gejala yang berbeda.
Gangguan kepribadian seringkali mempengaruhi kualitas hidup individu dan dapat menyulitkan dalam berinteraksi dengan orang lain, menjalani kehidupan sehari-hari, dan mencapai tujuan dalam hidup.
“Gangguan kepribadian dibagi menjadi tiga klaster, yaitu gangguan kepribadian kelompok A, kelompok B, dan kelompok C. Kelompok A umumnya memiliki pemikiran dan perilaku yang aneh, eksentrik, tidak wajar dan ada kecurigaan berlebihan, misalnya gangguan skizotipal, schizoid dan paranoid. Kelompok B, memiliki perilaku emosional yang tidak stabil, seringkali meluapkan emosi yang tidak bisa diprediksi, lebih mudah emosi dan dramatis. Dan kelompok C memiliki ciri cemas, sering merasa khawatir, takut dan apa-apa dipikir” terang dr. Tanjung.
Baca Juga: 6 Ciri Anak Trauma Karena Sering Dimarahi, Perilaku Sosial Tidak Sehat
Di beberapa situasi, gangguan kepribadian dapat diobati atau dikelola dengan terapi dan dukungan medis, terutama jika didiagnosis dan dikelola secara tepat waktu.
“Gangguan kepribadian dapat diterapi dan diobati, biasanya jika ia datang ke psikolog atau psikiater dalam keadaan stres atau depresi, kita obati dulu rasa cemas dan depresinya dengan melakukan wawancara secara mendalam apa kira-kira penyebab stres, cemas atau depresinya. Lalu kita lihat bagaimana kehidupan di masa lalu, bagaimana kepribadiannya, bisa dengan mengerjakan Kuesioner tertentu. Jika ada indikasi lain, misalnya penyebabnya ada zat atau alkohol, dia bisa diperiksa secara laboratorium, kira-kira ada tidak penyalahgunaan zat. Selanjutnya terapi utama adalah psikoterapi, seperti terapi kognitif perilaku, secara teori perilaku seseorang didasari dari pemikirannya. Ada juga Psikoterapi psikodinamik yaitu membuat pasien mengetahui kira-kira apa yang menyebabkan ia berperilaku seperti itu selama ini. Apakah mungkin ada riwayat-riwayat masa lalu di masa kecil, sehingga diharapkan ia beradaptasi dengan kenyataan dan bisa menangani agar perilakunya berubah. Tetapi memang butuh waktu, bisa mingguan, bulanan bahkan tahunan sehingga dibutuhkan kesabaran dan komitmen untuk mau menjalani terapi ini” jelas dr. Tanjung.
Penting untuk diingat bahwa memiliki gangguan kepribadian tidak berarti seseorang "buruk" atau "tidak normal" secara intrinsik. Ini adalah kondisi medis yang memerlukan perhatian dan dukungan seperti penyakit lainnya.
Baca Juga: 10 Ciri Seseorang Butuh Support System, Suka Menyendiri
Jika Updaters atau seseorang yang dikenal mengalami gejala atau ciri-ciri gangguan kepribadian, sangat penting untuk mencari bantuan profesional dari seorang psikolog atau psikiater untuk evaluasi dan perawatan yang sesuai.
“Jika kita menyadari ada perilaku yang mengarah pada gangguan kepribadian dari kita sendiri misalnya, segera berkonsultasi pada tenaga kesehatan, bisa psikolog atau psikiater. Terutama bila gejala-gejala tersebut sudah mengganggu aktivitas sehari-hari atau mendatangkan keluhan-keluhan rekan-rekan disekitar kita. Dan jika kita menemui ada orang di lingkungan kita yang juga menunjukkan gejala gangguan kepribadian, coba kita ajak berbagi cerita mengenai kondisinya. Kalau kita melihat ada tanda-tanda seseorang ingin melukai diri sendiri dan berpotensi melukai orang lain atau ingin bunuh diri, sebaiknya kita dampingi dan segera mencari pertolongan bisa datang ke rumah sakit” pungkas dr. Tanjung.
Sumber: UNDIP