SUKABUMIUPDATE.com - Gangguan kesehatan mental menjadi salah satu masalah yang saat ini dialami banyak orang terutama anak usia remaja.
Ada banyak faktor kenapa para remaja rentan mengalami gangguan kesehatan mental. Menurut laman organisasi kesehatan dunia (WHO), beberapa faktor tersebut antara lain paparan terhadap kesulitan, tekanan untuk menyesuaikan diri dengan teman sebaya, dan eksplorasi identitas.
Selain itu, pengaruh media dan norma gender dapat memperburuk kesenjangan antara realitas dan ekspektasi kehidupan masa depan mereka.
Baca Juga: 12 Ciri Seseorang Mengalami Gangguan Kesehatan Mental, Apa Kamu Salah Satunya?
Faktor lain yang tak kalah penting penting dalam gangguan kesehatan mental adalah kehidupan rumah tangga dan hubungan dengan teman sebaya mula dari Kekerasan (terutama kekerasan seksual dan intimidasi), pola asuh kasar, serta masalah sosial ekonomi yang parah.
Ada beberapa jenis gangguan kesehatan mental remaja yang harus diwasapadi menurut WHO.
1. Emotional disorders
Gangguan emosi (Emotional disorders) sering terjadi pada remaja. Gangguan kecemasan yang mungkin melibatkan rasa panik atau kekhawatiran yang berlebihan merupakan yang paling umum terjadi pada kelompok usia ini dan lebih sering terjadi pada remaja yang lebih tua dibandingkan remaja yang lebih muda.
Diperkirakan 3,6% anak usia 10–14 tahun dan 4,6% anak usia 15–19 tahun mengalami gangguan kecemasan. Depresi diperkirakan terjadi pada 1,1% remaja berusia 10–14 tahun, dan 2,8% pada remaja berusia 15–19 tahun. Depresi dan kecemasan memiliki beberapa gejala yang sama, termasuk perubahan suasana hati yang cepat dan tidak terduga.
Baca Juga: 11 Ciri Remaja Mengalami Masalah Kesehatan Mental, Menyendiri dan Cepat Marah
Gangguan kecemasan dan depresi dapat sangat mempengaruhi kehadiran di sekolah dan tugas sekolah. Penarikan diri dari pergaulan dapat memperburuk isolasi dan kesepian. Depresi dapat menyebabkan bunuh diri.
2. Behavioural disorders
Gangguan perilaku (Behavioural disorders) lebih sering terjadi pada remaja yang lebih muda dibandingkan remaja yang lebih tua. Gangguan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), yang ditandai dengan kesulitan memperhatikan, aktivitas berlebihan, dan bertindak tanpa mempedulikan konsekuensinya, terjadi pada 3,1% anak usia 10–14 tahun dan 2,4% anak usia 15–19 tahun.
Gangguan perilaku (meliputi gejala perilaku destruktif atau menantang) terjadi pada 3,6% anak usia 10–14 tahun dan 2,4% anak usia 15–19 tahun. Gangguan perilaku dapat mempengaruhi pendidikan remaja dan gangguan perilaku dapat mengakibatkan perilaku kriminal.
3. Eating disorders
Gangguan makan (Eating disorders) seperti anoreksia nervosa dan bulimia nervosa, umumnya muncul pada masa remaja dan dewasa muda. Gangguan makan melibatkan perilaku makan yang tidak normal dan keasyikan dengan makanan, yang dalam banyak kasus disertai dengan kekhawatiran tentang berat badan dan bentuk tubuh.
Anoreksia nervosa dapat menyebabkan kematian dini, seringkali karena komplikasi medis atau bunuh diri, dan memiliki angka kematian yang lebih tinggi dibandingkan gangguan mental lainnya.
Baca Juga: 12 Ciri Mental Anak Terganggu, Ada Keluhan Fisik Tanpa Penyebab Medis
4. Psychosis
Kondisi yang mencakup gejala psikosis paling sering muncul pada masa remaja akhir atau awal masa dewasa. Kondisi ini bisa dilihat dari gejala yang ditimbulkan seperti halusinasi atau delusi. Pengalaman-pengalaman ini dapat mengganggu kemampuan remaja untuk berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari dan pendidikan dan sering kali mengarah pada stigma atau pelanggaran hak asasi manusia.
5. Suicide and self-harm
Bunuh diri adalah penyebab kematian terbesar keempat pada remaja lanjut usia (15–19 tahun). Faktor risiko bunuh diri mempunyai banyak aspek, termasuk penggunaan alkohol yang berbahaya, pelecehan di masa kanak-kanak, stigma terhadap pencarian bantuan, hambatan dalam mengakses layanan kesehatan dan akses terhadap sarana untuk bunuh diri.
Media digital, seperti media lainnya, dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan atau melemahkan upaya pencegahan bunuh diri.
Baca Juga: 10 Cara Memperbaiki Mental Anak yang Sering Dimarahi dan Dipukul, Minta Maaf!
6. Risk-taking behaviours
Banyak perilaku pengambilan risiko demi kesehatan, seperti penggunaan narkoba atau pengambilan risiko seksual, dimulai pada masa remaja. Perilaku pengambilan risiko dapat menjadi strategi yang tidak membantu untuk mengatasi kesulitan emosional dan dapat berdampak buruk pada kesejahteraan mental dan fisik remaja.
Di seluruh dunia, prevalensi konsumsi alkohol dalam jumlah besar secara episodik di kalangan remaja berusia 15-19 tahun adalah 13,6% pada tahun 2016, dengan laki-laki sebagai kelompok yang paling berisiko.
Penggunaan tembakau dan ganja juga menjadi kekhawatiran tambahan. Banyak perokok dewasa yang pertama kali merokok sebelum usia 18 tahun. Ganja adalah narkoba yang paling banyak digunakan di kalangan anak muda dengan sekitar 4,7% anak berusia 15–16 tahun menggunakannya setidaknya sekali pada tahun 2018.
Perbuatan kekerasan adalah perilaku pengambilan risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan rendahnya tingkat pendidikan, cedera, keterlibatan dalam kejahatan, atau kematian. Kekerasan interpersonal menduduki peringkat di antara penyebab utama kematian remaja laki-laki yang lebih tua pada tahun 2019.