SUKABUMIUPDATE.com - Buah pisang sering dijadikan makanan pengganti nasi oleh orang-orang yang sedang diet. Buah pisang dipilih sebagai opsi sehat karena kandungan gizi yang dimilikinya.
Buah pisang memiliki nama ilmiah Musa dari famili Musaceae, merupakan tanaman tropis berbunga. Buah pisang terletak secara khas bergerombol di bagian atas tanaman.
Sebuah artikel dalam Journal of American Medical Association pada tahun 1917 dalam situs resmi Harvard University menyebut soal kandungan gizi dari pisang. Hal ini secara tidak langsung menjawab pertanyaan "Apakah buah pisang cocok untuk diet?".
Jawabannya ya, buah pisang dipercaya sebagai pengganti nasi karena kandungan karbohidratnya yang tinggi. Ini karena orang yang sedang diet akan memperhatikan indeks glikemik (GI) pada buah pisang.
Baca Juga: 5 Manfaat Cengkeh untuk Kesehatan, Bisa Menurunkan Kadar Asam Urat
Indeks Glikemik (GI) adalah ukuran kenaikan kadar gula darah setelah konsumsi makanan tertentu. Sedangkan istilah Beban glikemik (GL) berarti ukuran kenaikan gula darah yang lebih spesifik dengan memperhitungkan jumlah karbohidrat dalam satu porsi makanan.
Mengutip dari Harvard University, School of Public Health, Lembaga Basis Data Indeks Glikemik Internasional menyebutkan bahwa pisang matang memiliki Indeks Glikemik (GI) 51 dan Beban glikemik (GL) 13, berbeda dengan pisang yang sedikit kurang matang memiliki skor di Indeks Glikemik (GI) 42 dan Beban glikemik (GL) 11.
Penting diketahui, Buah pisang tidak akan meningkatkan gula darah secara signifikan, karena berada pada skor Indeks Glikemik (GI) rendah yaitu 51 (GI <55 atau di bawahnya termasuk kategori nilai rendah).
Berbeda dengan Indeks Glikemik (GI), Beban glikemik (GL) pada buah pisang termasuk kategori moderat karena GL yang rendah berada pada skor 10 atau kurang.
Lantas, mengapa Buah Pisang memiliki skor GL lebih tinggi padahal skor GI nya rendah?
Jawabannya karena skor GL yang lebih tinggi dapat disebabkan oleh kandungan karbohidrat buah pisang yang lebih tinggi (28 gram/satu buah pisang matang sedang) sehingga meningkatkan angka beban glikemik.
Baca Juga: 10 Dampak Buruk Inner Child yang Terluka, Memori Trauma Masa Kecil
Beberapa keraguan menggunakan buah pisang sebagai pengganti kemudian muncul mengingat angka beban glikemik buah pisang yang lebih tinggi dibanding indeks glikemik. Namun ternyata, jenis karbohidrat dalam buah pisang ini tergolong pati resisten yang berfungsi yang hampir mirip dengan serat pangan.
Menariknya, pada proses metabolisme tubuh, jenis pati resisten tidak dipecah di usus halus. Hal ini kemudian menyebabkan glukosa akan lebih sedikit untuk dilepaskan ke aliran darah.
Proses metabolisme pisang menghasilkan angka Indeks Glikemik yang lebih rendah tapi membuat rasa kenyang lebih lama karena pati dicerna lebih lambat. Itulah alasan mengapa buah pisang dapat dijadikan pilihan yang tepat sebagai makanan substitusi pengganti nasi pada orang diet.
Semoga setelah membaca ulasan ini, Updaters tidak ragu lagi untuk menjadikan buah pisang sebagai opsi makanan diet!
Sumber: hsph.harvard.edu