SUKABUMIUPDATE.com - Mental Illness atau gangguan kesehatan mental adalah suatu kondisi ketika seseorang mengalami perubahan pikiran, perasaan, atau perilaku. Kondisi ini bisa terjadi sesekali atau dalam waktu cukup lama.
Gejala Mental Illness berbeda-beda tergantung tingkat keparahannya.Meski penyebabnya tidak diketahui secara pasti, namun tanda seseorang mengalami Mental Illness dapat diidentifikasi.
Gejala Mental Illness
Berikut gejala umum penderita Mental Illness sebagaimana dilansir dari Alodokter:
Baca Juga: 8 Manfaat Menangis untuk Kesehatan Mental, Cara Seseorang Melepaskan Emosi
- Perasaan sedih berkepanjangan
- Sulit berpikir atau berkurangnya kemampuan untuk berkonsentrasi
- Ketakutan, kekhawatiran, atau rasa bersalah yang berlebihan
- Perubahan suasana hati yang ekstrem
- Menarik diri dari lingkungan sosial
- Lelah yang berkepanjangan
- Perubahan pola tidur
- Ketidakmampuan dalam mengatasi masalah sehari-hari
- Kesulitan memahami situasi atau orang lain
- Kebiasaan makan berubah
- Kecanduan alkohol atau obat-obatan terlarang
- Ada perasaan ingin bunuh diri
Baca Juga: 10 Manfaat Memaafkan Orang Lain, Kurangi Stres dan Beban Mental!
Selain gejala di atas, orang yang mengalami Mental Illness juga bisa merasakan gejala fisik yang disebut psikosomatis, seperti sakit perut, sakit punggung, atau sakit kepala.
Penyebab dan Faktor risiko mental illness
Mengutip dari laman psychiatry.org ada beberapa hal yang bisa menjadi pemicu mental illness.
- Pengalaman traumatis
- Riwayat gangguan kesehatan mental dari anggota keluarga, seperti orang tua atau saudara kandung
- Masalah pemicu stress, seperti masalah keuangan, kerabat dekat yang meninggal dunia, bullying, atau perceraian orangtua
- Riwayat penyakit, seperti diabetes
- Kerusakan otak akibat cedera fisik yang serius, seperti benturan atau pukulan di kepala
- Penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang
- Riwayat pelecehan dan penelantaran di masa kecil
Baca Juga: 6 Tips Mencegah Kebiasaan Oversharing untuk Jaga Kesehatan Mental
Jenis-Jenis Mental Illness
Melansir dari laman Halodoc, seseorang dapat mengalami beberapa Mental Illness sekaligus, namun beberapa jenis yang umum terjadi diantaranya:
1. Gangguan kecemasan
Gangguan kecemasan termasuk jenis mental illnes yang paling sering ditemukan. Tanda seseorang mengalami gangguan kecemasaan adalah cemas berlebihan atau merasa tertekan saat berhadapan dengan situasi tertentu.
Baca Juga: 4 Perilaku Tanda Kamu Belum Dewasa Secara Mental, Wajib Diperhatikan!
2. Depresi
Mental Illness kedua yang sering ditemukan adalah Depresi. Gejala penderita depresi yang dapat diidentifikasi yaitu suasana hati yang mudah berubah seperti perasaan sedih yang terus-terusan, merasa putus asa karena tidak bisa melakukan sesuatu. Kondisi ini dapat bertahan hingga 14 hari atau sekitar dua minggu.
3. ADHD
Attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD) adalah jenis mental illness yang sering terjadi pada anak-anak dan bisa berlanjut hingga dewasa. penderita ADHD biasanya hiperaktif dan sulit mempertahankan fokus pada suatu hal.
Baca Juga: 8 Tanda Seseorang Lelah Mental dan Cara Mengatasinya, Yuk Lakukan!
4. Gangguan stres pascatrauma
Gangguan stress pasca trauma adalah jenis Mental Illness yang membuat penderitanya cenderung memiliki pengalaman traumatis seperti kecelakaan, pelecehan, atau bencana. Penderita gangguan ini biasanya merasa takut dan stres karena trauma akan sesuatu yang pernah terjadi di masa lalu.
5. Skizofrenia
Berbeda dengan Mental Illness lain,Penderita Skizofrenia tidak mampu membedakan kenyataan dan pikiran. Akibatnya, muncul pemikiran tidak realistis, halusinasi, dan perubahan perilaku.
Baca Juga: 12 Tips Menjaga Kesehatan Mental bagi Orang Dewasa, Jangan Sampai Depresi!
6. Gangguan makan
Gangguan makan adalah jenis Mental Illness yang membuat penderitanya sulit mengontrol nafsu makan. Secara umum, seorang yang mengalami gangguan makan cemas terhadap berat badan dan bentuk badan.
Diagnosis Mental Illness
Melansir dari laman betterhealth.vic.gov.au, diagnosis seseorang mengalami mental illness kalau menemui Psikiater. Psikiater akan menyarankan pemeriksaan fisik, saraf, laboratorium, dan radiologi untuk mengetahui gejalanya.
Baca Juga: 7 Cara Sederhana Hidup Bahagia Agar Sehat Mental, Lakukan Hal Ini
Hal ini penting dilakukan untuk menghilangkan kemungkinan adanya penyakit fisik yang bisa menyebabkan mental illness.
Jika diagnosis psikiater itu menunjukkan adanya mental illness yang dialami pasiennya, maka perawatan umum yang akan diberikan sebagai berikut:
Jika diagnosis menunjukkan ada gejala Mental Illness, perawatan umum yang dapat diberikan yakni:
1. Terapi perilaku kognitif
Terapi perilaku kognitif bertujuan untuk mengubah atau mengembangkan pola pikir dan perilaku dari negatif menjadi positif.
Baca Juga: 7 Ciri Seseorang Punya Mental Kuat, Optimis dan Tenang
2. Terapi interpersonal
Terapi interpersonal bermanfaat untuk memperbaiki hubungan sosial dengan orang tua dan orang lain, contoh pasangan, keluarga, atau sahabat. Penderita juga diajarkan cara untuk berempati dan menyelesaikan konflik.
3. Terapi perilaku dialektis
Terapi perilaku dialektis dilakukan pada jenis gangguan kepribadian ambang. yang tujuan membantu penderita mental illness dapat mengelola dan merespons emosi negatif atau perilaku impulsif.
4. Obat-obatan
Perlu digaris bawahi, obat-obatan yang diberikan psikiater bukan untuk menyembuhkan penyakit, melainkan hanya mengurangi gejala saja. Beberapa obat tersebut diantaranya:
Baca Juga: 4 Manfaat Memiliki Hewan Peliharaan, Bagus untuk Kesehatan Mental
- Obat antidepresan, untuk depresi, gangguan kecemasan, dan gangguan makan.
- Obat antipsikotik, untuk pasien skizofrenia dan gangguan kecemasan kronis.
- Obat penstabil mood, untuk pasien dengan gangguan bipolar
Obat tidur dan obat penenang untuk pasien yang mengalami kesulitan tidur dan kecemasan kronis.
Meski tidak terlihat, mental illness sering diabaikan karena dianggap tidak mengganggu penderitanya. Namun kemungkinan menyakiti diri sendiri (self harm) tetap harus diwaspadai.
Jika ditemukan gejala Mental Illness segera konsultasi ke tenaga profesional agar mendapatkan penanganan lebih lanjut. Jangan ragu untuk pergi ke psikolog atau psikiater, ya!
Writer: Octa