SUKABUMIUPDATE.com - Tuberkulosis atau TB atau kerap disebut TBC, adalah suatu penyakit bakteri menular yang berpotensi serius yang terutama mempengaruhi paru-paru. Bakteri penyebab TB menyebar ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin.
Mayoritas orang yang terinfeksi Tuberkulosis tidak memiliki gejala. Namun beberapa gejala yang mungkin dialami diantaranya batuk (kadang ada bercak darah), penurunan berat badan, berkeringat di malam hari dan demam.
Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri. Terdapat dua fase dalam penyakit ini, yakni fase TBC laten dan fase TBC aktif.
Baca Juga: 10 Cara Mengetahui Karakter Seseorang, Perhatikan Bahasa Tubuhnya
Saat bakteri TBC pertama kali masuk ke tubuh seseorang, mereka akan menyebabkan infeksi TBC laten. Dalam fase TBC laten, bakteri TBC akan tertidur di dalam tubuh manusia dalam waktu yang sangat lama bahkan hingga bertahun-tahun.
Pada fase ini, seseorang tidak akan terlihat atau merasa sakit dan hasil rontgen dadanya pun terlihat tidak ada masalah. Meski pada fase TBC laten seseorang tidak dapat menularkan bakteri TBC kepada orang lai, namun jika tidak diobati, infeksi TBC laten dapat menjadi TBC aktif.
Umumnya fase TBC laten diobati dengan mengkonsumsi obat selama 9 bulan. Seperti dilansir dari laman Healthstate via Tempo.co, seseorang dapat terkena infeksi TBC laten jika mereka pernah menghabiskan waktu bersama atau dekat dengan seseorang yang terinfeksi TBC aktif.
Baca Juga: Benarkah Wajah Mirip Berarti Jodoh? Riset Ungkap Alasannya
Umumnya, jika bakteri TBC aktif telah berada di paru-paru, ia akan mudah menular kepada orang lain melalui batuk, bersin, berbicara, bahkan bernyanyi. Sementara jika bakteri TBC sudah memasuki fase kedua yakni TBC aktif maka bakteri aktif ini akan menyebar dan merusak jaringan tubuh penderita.
Seseorang biasanya akan mulai merasakan sakit. Maka untuk menemukan dimana bakteri TBC membahayakan tubuh seseorang, ia harus menjalani serangkaian tes yang dianjurkan oleh dokter.
Umumnya penyakit TBC aktif dapat diobati dengan meminum 3 sampai 4 obat selama minimal 6 bulan. Lalu, bagaimana seseorang tahu apakah dirinya memiliki infeksi TBC laten?
Jika infeksi TBC laten cenderung sulit dilihat melalui rontgen dada yang dilakukan, lantas bagaimana mengetahui bahwa bakteri TBC telah tertidur didalam tubuh kita?
Baca Juga: Mencintai Teman Diam-diam, Tanda Terjebak Hubungan Friendzone?
Untuk mengetahuinya, seseorang bisa melakukan tes yang disebut dengan mantoux. Mantoux atau yang sering disebut sebagai tes pirquet atau tes sensitivitas tuberkulin merupakan tes kulit yang digunakan untuk mendiagnosis tuberkulosis.
Dilansir dari laman Yashodahospitals, interpretasi tes ini didasarkan pada penentuan ada atau tidaknya jumlah pembengkakan lokal yang terjadi. Hal ini dimaksudkan untuk melihat apakah seseorang telah membentuk respon imun terhadap bakteri penyebab TBC.
Ketika melakukan tes mantoux, dokter atau tenaga kesehatan akan menggunakan jarum kecil untuk menyuntikkan beberapa cairan pengujian yang disebut tuberkulin di bawah kulit lengan pasien. Unit tuberkulin yang disuntikkan ini merupakan turunan dari protein murni (PPD).
Selanjutnya, akan muncul benjolan merah kecil yang keras dalam kurun waktu 48 hingga 72 jam di tempat suntikan apabila pasien tersebut telah memiliki infeksi TBC laten.
Baca Juga: Ketahui 7 Penyebab TBC Tulang dan Cara Penularannya
Oleh karena itu para tenaga kesehatan akan terus memeriksa lengan pasien tersebut dua atau tiga hari setelah melakukan tes mantoux, bahkan jika lengan sang pasien terlihat baik-baik saja pemeriksaan berlanjut tetap harus dilakukan.
Kemudian, dokter atau tenaga kesehatan pasien akan mengukur reaksi dari benjolan tersebut. Jika pasien tidak bereaksi terhadap tes mantoux, maka dia tidak terinfeksi TBC.
Tes mantoux adalah alat penting untuk membantu diagnosis TBC. Selain itu, tes ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi infeksi aktif lainnya.
Biasanya dokter juga akan merekomendasikan tes darah lain untuk menentukan jenis infeksi TBC. Sebagai efek samping, seseorang mungkin akan mengalami demam setelah mengikuti tes mantoux.
Sumber : Tempo.co