SUKABUMIUPDATE.com - Mental Illness (mental disorder), disebut juga dengan gangguan mental atau jiwa, adalah kondisi kesehatan yang memengaruhi pemikiran, perasaan, perilaku, suasana hati atau kombinasi diantaranya.
Gangguan kesehatan mental dapat dialami oleh siapapun tanpa memandang usia dan jenis kelamin. Namun ternyata ada beberapa faktor yang membuat wanita cenderung lebih sering mengalami masalah kesehatan mental dibanding pria.
Dikutip dari laman Universitas Gadjah Mada (UGM) via Tempo.co, Ketua Program Studi Pendidikan Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa FKKMK UGM, Ronny Tri Wirasto, menjelaskan wanita sebenarnya lebih mampu mengendalikan stres dibandingkan laki-laki.
Baca Juga: 13 Cara Memperbaiki Mental Breakdown, Yuk, Kenali Tanda Gangguan Kecemasan!
Kemampuan wanita untuk mengendalikan stress berkaitan dengan tingginya hormon estrogen dalam tubuh. Hormon tersebut berfungsi memblokir efek negatif stres di otak.
“Harusnya wanita lebih tahan stres dibanding laki-laki karena laki-laki hormonnya mudah labil sehingga emosinya naik turun. Namun, menariknya wanita yang semestinya stabil secara emosional justru menjadi lebih emosional,” kata Ronny, dikutip Selasa (25/7/2023).
Alasan Wanita Lebih Rentan Mengalami Mental Illness
Mengutip Mental Health Foundation, berikut beberapa fakta mengenai kesehatan mental wanita:
- Wanita tiga kali lebih mungkin mengalami masalah kesehatan mental yang umum dibandingkan pria.
- Tingkat melukai diri sendiri di kalangan perempuan muda meningkat tiga kali lipat sejak 1993.
- Wanita tiga kali lebih mungkin mengalami gangguan makan daripada pria.
- Wanita muda tiga kali lebih mungkin untuk mengalami gangguan stres pascatrauma daripada pria.
- Wanita muda lebih mungkin mengalami kondisi yang berhubungan dengan kecemasan daripada kelompok lain mana pun.
Baca Juga: 11 Cara Memperbaiki Mental yang Hancur Berantakan Karena Tekanan Hidup
Dilansir dari laman Universitas Airlangga (Unair), pakar psikologi Unair, Ike Herdiana, menyebut perempuan seringkali menghadapi banyak faktor pemicu masalah kesehatan mental.
Dalam ranah domestik, perempuan lebih banyak terlibat dalam pengasuhan anak dibandingkan pria. Begitu pula dengan peran perempuan yang sering mengambil tanggung jawab jika ada keluarga yang mengalami kecacatan atau lanjut usia.
“Kultur masyarakat kita selalu membebankan pengasuhan anak pada perempuan saja. Padahal pengasuhan itu tugas sangat berat yang seharusnya dilakukan secara seimbang oleh ibu dan ayah. Hal ini penting karena tidak hanya terkait kesetaraan peran, tapi juga tumbuh kembang anak,” jelas Ike.
Baca Juga: Mengenal Kepribadian Ganda: Gangguan Identitas Disosiatif, Kelainan Mental?
Perempuan yang memiliki tanggung jawab lebih seperti ini umumnya akan mudah mengalami kecemasan dan depresi. Perempuan juga cenderung hidup dalam kemiskinan dibandingkan dengan pria. Fakta ini menimbulkan rasa tidak aman serta terisolasi.
Faktor lainnya adalah kenyataan bahwa kasus kekerasan maupun pelecehan seksual hampir selalu terjadi pada perempuan dan anak-anak.
Perempuan yang mengalami pengalaman traumatis ini lebih rentan terkena PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder) dan dampak mental jangka panjang. Selain itu, lingkungan yang diskriminatif dan tidak ramah juga mampu mempengaruhi kesehatan mental.
Sumber: Tempo.co