SUKABUMIUPDATE.com - Mental breakdown, juga dikenal sebagai kehancuran mental atau kegagalan mental, merupakan kondisi ketika seseorang mengalami situasi yang sangat stres atau tekanan berlebihan sehingga emosionalnya terganggu.
Istilah mental breakdown bukan merupakan istilah klinis dalam dunia medis atau psikologi.
Istilah mental breakdown lebih kepada penggunaan secara luas dalam percakapan sehari-hari untuk menggambarkan momen mental seseorang.
Baca Juga: 10 Manfaat Gaya Hidup Slow Living bagi Kesehatan Mental, Lebih Bahagia!
Mental breakdown terjadi ketika seseorang merasa benar-benar tidak mampu mengatasi tekanan dan emosi yang sedang dialaminya.
Mengenal Apa Itu Mental Breakdown
Pengertian mental breakdown jika merujuk penjelasan dari laman Rumah Sakit JIH, adalah kondisi stress berat yang membuat seseorang kesulitan untuk menjalankan aktivitas seperti biasa.
Istilah mental breakdown ini juga bisa digunakan untuk menggambarkan serangkaian penyakit mental seperti depresi, gangguan kecemasan atau stress akut.
Penyebab mental breakdown muncul
Mental breakdown dapat muncul sebagai respons terhadap tekanan emosional yang berat, misalnya akibat stres kronis, masalah pribadi yang serius, kehilangan yang signifikan, atau akumulasi berbagai peristiwa negatif yang mengganggu.
Orang yang mengalami mental breakdown mungkin merasa tidak mampu menghadapi masalah mereka, kebingungan, kelelahan secara fisik dan mental, tidak bisa tidur dengan baik.
Kemudian mereka juga kerap kehilangan minat atau semangat dalam aktivitas sehari-hari sehingga mungkin merasa putus asa atau tidak berdaya.
Gejala mental breakdown dapat bervariasi dari orang ke orang, dan mereka mungkin merasa terisolasi atau kesulitan berkomunikasi dengan orang lain.
Baca Juga: Gaya Hidup Lulu Tobing Santai Meski Suami Tajir, Apa Itu Slow Living?
Selain itu, orang yang mengalami mental breakdown juga mungkin mengalami perubahan dalam pola makan, merasa cemas atau gelisah, merasa cemas atau takut secara berlebihan, dan mungkin merasa seperti kehilangan kendali atas pikiran atau emosi mereka.
Penting untuk diingat bahwa mental breakdown tidak sama dengan penyakit mental tertentu seperti depresi klinis atau gangguan kecemasan. Ini lebih merupakan reaksi akut terhadap tekanan atau situasi yang berat.
Mental breakdown dapat diatasi dengan dukungan emosional, konseling dan istirahat yang cukup.
Jika seseorang mengalami gejala mental breakdown atau merasa kesulitan menghadapi tekanan emosional, sangat penting untuk mencari bantuan profesional.
Psikoterapis atau konselor dapat membantu seseorang untuk mengatasi stres dan memberikan dukungan yang dibutuhkan untuk pemulihan. Namun, jika situasinya menjadi sangat kritis atau mendesak, maka sebaiknay segera mencari bantuan medis atau bantuan darurat.
Sumber: RS JIH