SUKABUMIUPDATE.com - Istilah Duck Syndrome muncul karena terinspirasi dari perilaku bebek yang tampak tenang di permukaan air, tetapi justru mereka bergerak dengan sangat aktif di bawah air.
Istilah "Duck Syndrome", diperkirakan muncul pertama kali di Universitas Stanford (sindrom bebek terkadang disebut juga sindrom bebek Stanford).
Duck Syndrome atau Sindrom Bebek, adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan fenomena psikologis ketika seseorang tampak tenang dan terlihat baik-baik saja. Padahal faktanya, mereka sedang mengalami tekanan atau stres yang signifikan di dalam diri mereka.
Baca Juga: 5 Bahasa Tubuh Tanda Orang Berbohong, Salah Satunya Ekspresi Wajah
Lantas, apa saja Gejala atau tanda seseorang mengalami Duck Syndrome? Dan Apa Dampak Duck Syndrome? Simak informasinya berikut ini!
Gejala Duck Syndrome
Melansir betterhelp.com, dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5), Sindrom Bebek bukan merupakan diagnosis klinis. Namun, Duck Syndrome terkait dengan tanda dan gejala umum yang mirip dengan gejala stres, diantaranya:
- Merasa kewalahan dan di luar kendali
- Kesulitan bersantai
- Rendah diri
- Perasaan kesepian dan terisolasi
- Gugup
Selain itu ada juga gejala fisik Duck Syndrome, termasuk energi yang rendah, sulit tidur, ketegangan otot, gigi terkatup, mual hingga mulut kering. Kemudian Gejala kognitif Duck Syndrome juga bisa berupa kekhawatiran terus-menerus, pelupa, pikiran berpacu, kesulitan fokus dan penilaian yang buruk terhadap sesuatu.
Orang dengan Duck Syndrome cenderung mengalami perubahan perilaku, seperti perubahan nafsu makan, penundaan, peningkatan penggunaan zat seperti alkohol atau obat-obatan, atau perilaku gugup seperti gelisah atau menggigit kuku.
Dampak Duck Syndrome
Duck Syndrome sendiri tidak dianggap sebagai suatu kondisi yang berbahaya dalam arti medis. Ini lebih merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan pengalaman tekanan atau stres yang dialami seseorang di balik citra yang terlihat baik-baik saja.
Namun, dampak Duck Syndrome pada kesejahteraan mental dan emosional seseorang dapat bervariasi. Jika seseorang terus-menerus merasakan tekanan yang tinggi, maka dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka sekaligus meningkatkan resiko masalah seperti kecemasan, depresi, gangguan tidur, atau penurunan kualitas hidup secara keseluruhan.
Selain itu, Duck Syndrome juga dapat menyebabkan masalah lain seperti kelelahan, burnout, atau penurunan motivasi dalam jangka panjang jika seseorang terus berusaha mempertahankan citra yang sempurna di permukaan.
Baca Juga: 5 Mitos Batu Hitam di Dunia, Ada Misteri Sekitar Stadion Suryakencana Sukabumi!
Maka, penting untuk mengakui dan memahami tekanan yang dihadapi oleh seseorang dan memberikan perhatian pada kesejahteraan mereka secara keseluruhan.
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami Duck Syndrome atau tekanan signifikan, disarankan untuk mencari dukungan dari profesional kesehatan mental yang dapat memberikan bantuan, nasihat hingga terapi.
Penting juga memiliki ruang untuk berbicara tentang stres dan belajar strategi untuk mengatasi tekanan dapat membantu mengurangi dampak negatif yang mungkin timbul.
Sumber: betterhelp.com