SUKABUMIUPDATE.com -Penyakit Alzheimer adalah penyakit otak yang menyebabkan penurunan daya ingat, kemampuan berpikir dan kemampuan berbicara. Penyakit ini terjadi akibat kekacauan protein abnormal yang mengganggu kinerja sel saraf di otak.
Bahkan, Alzheimer dalam jangka panjang, otak akan kehilangan beragam fungsi, mulai dari cara mengontrol pikiran, memori hingga bahasa. Dewasa ini, masyarakat semakin gencar mempertanyakan pengaruh faktor genetik terhadap Alzheimer.
Baca Juga: 5 Bahasa Tubuh Tanda Orang Berbohong, Salah Satunya Ekspresi Wajah
Lantas, apakah Penyakit Alzheimer bisa diwariskan oleh keluarga? Simak penjelasannya sebagaima dirangkum dari berbagai sumber via Tempo.co!
Hubungan Penyakit Alzheimer dan Faktor Genetik
Menurut Mayo Clinic, gen paling umum yang terkait dengan penyakit Alzheimer late-onset adalah apolipoprotein E (APOE).
"Satu salinan gen APOE berasal dari ibu dan satu lagi dari ayah. Memiliki setidaknya satu gen APOE e4 menggandakan atau tiga kali lipat risiko terkena penyakit Alzheimer. Beberapa orang memiliki dua gen APOE e4, satu dari setiap orang tua. Memiliki dua gen meningkatkan risiko terkena penyakit Alzheimer bahkan lebih, sekitar delapan hingga dua belas kali lipat," dikutip Kamis (13/7/2023).
Mengutip Times of India, gen seperti ABCA7, CLU, CR1, PICALM, PLD3, TREM2 dan SORL1 juga dikatakan terkait dengan timbulnya penyakit Alzheimer. Misalnya, gen CLU membantu otak membuang amiloid beta.
Penelitian telah menemukan bahwa ketidakseimbangan dalam hal ini menyebabkan timbulnya penyakit Alzheimer.
Baca Juga: 9 Tips Membuat Pasangan Jatuh Cinta Berkali-kali, Ajak Kencan Berdua!
Menurut studi tahun 2011 yang diterbitkan di American Academy of Neurology, kemungkinan mewarisinya dari pihak ibu lebih tinggi daripada dari pihak ayah.
“Diperkirakan bahwa orang yang memiliki kerabat tingkat pertama dengan penyakit Alzheimer empat hingga 10 kali lebih mungkin mengembangkan penyakit itu sendiri dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki riwayat keluarga,” kata penulis studi tersebut, Robyn Honea dari University of Kansas School of Medicine.
Menurut Alzheimer's Society UK, sebagian besar kasus Alzheimer tidak diwariskan. Dikatakan bahwa usia tetap menjadi faktor risiko terbesar untuk timbulnya penyakit Alzheimer karena banyak yang mendapatkannya di akhir usia 70-an dan 80-an.
"Faktor risiko paling penting untuk penyakit Alzheimer adalah usia. Karena penyakit Alzheimer sangat umum pada orang berusia akhir 70-an dan 80-an, memiliki orang tua atau kakek nenek dengan penyakit Alzheimer pada usia ini tidak mengubah risiko Anda dibandingkan populasi lainnya. Jika seseorang telah mengembangkan penyakit Alzheimer pada usia lebih dini (misalnya, kurang dari 60 tahun), ada kemungkinan lebih besar bahwa itu adalah jenis penyakit Alzheimer yang dapat diturunkan," kata mereka.
Baca Juga: 25 Quotes Motivasi Bahasa Inggris dan Artinya, Kata-Kata Bijak Tokoh Terkenal
Namun, penyakit Alzheimer young-onset yang dimulai sebelum usia 60 tahun kemungkinan besar disebabkan oleh gen rusak yang diturunkan ke anak-anak. Penyakit Huntington dan penyakit Familial Prion adalah jenis demensia langka yang disebabkan oleh satu gen yang rusak.
Tanda-tanda awal penyakit Alzheimer diantaranya melupakan hal-hal yang baru dialami, tidak dapat mengingat hal-hal yang telah disimpan di memori, melupakan rute atau arah, sering bingung, lupa waktu, tidak dapat menyelesaikan masalah kecil.
Kemudian orang dengan penyakit Alzheimer juga kerap memiliki masalah dalam melakukan tugas yang biasa, tidak dapat menilai jarak, merasa cemas tanpa alasan hingga mengalami perubahan kepribadian.
Sumber: Tempo.co