Hati-hati! Kementan Sebut Bakteri Antraks Sulit Hilang Meski Daging Telah Direbus

Kamis 06 Juli 2023, 19:45 WIB
Ilustrasi. Bakteri Antraks tidak bisa hilang meski daging telah direbus. | (Sumber : Freepik.com/@wirestock)

Ilustrasi. Bakteri Antraks tidak bisa hilang meski daging telah direbus. | (Sumber : Freepik.com/@wirestock)

SUKABUMIUPDATE.com - Kasus penyakit Antraks kembali ramai diperbincangkan usai ditemukan beberapa kasus di Yogyakarta hingga menyebabkan korban jiwa. Penyakit ini diketahui disebabkan oleh bakteri B.Anthrocis yang biasanya menyerang hewan.

Ada beberapa hal yang perlu diwaspadai mengenai bakteri ini, salah satunya yaitu bakteri tersebut dikatakan tidak akan hilang meski daging telah direbus.

Melansir dari Tempo.co, hal tersebut diungkapkan Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Kementerian Pertanian, dr. Syamsul Ma'arif, yang mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak mengonsumsi daging hewan ternak yang terindikasi terinfeksi bakteri B.Anthrocis atau terkena penyakit antraks. Sebab, pemasakan tidak akan mematikan bakteri yang sudah terlanjur menginfeksi daging.

"Direbus pun juga tidak aman dan berbahaya," kata Syamsul dalam webinar yang digelar Kementerian Kesehatan, Kamis, 6 Juli 2023.

Baca Juga: Mengenal Antraks, Penyakit Berbahaya yang Sebabkan Warga Gunungkidul Meninggal

Selain itu, Syamsul menyebut masyarakat juga tidak boleh membedah hewan ternak yang mati akibat penyakit tersebut. Sebab, ketika hewan tersebut dibedah, maka bakteri yang ada dalam sapi akan langsung menjadi spora dan menyebar melalui tanah.

"Sapi (mati sakit) dibuka, itu sporanya langsung menyebar dan bisa bertahan bertahun-tahun dengan suhu berapapun. Itu tidak ada yang bisa kita lakukan," kata Syamsul.

Antraks tak bisa hilang

Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Nuryani Zainudin, menyebut penyakit antraks bukan penyakit yang dapat dibebaskan dari suatu daerah. Hal ini diakibatkan spora bakteri dapat bertahan di tanah hingga puluhan tahun.

Salah satu tempat di Indonesia yang menjadi lokasi endemi dan tak bisa dibebaskan dari antrax adalah Gunung Kidul, Yogyakarta.

Baca Juga: Hari Zoonosis Sedunia, Inilah Sederet Penyakit Zoonosis yang Harus Diwaspadai

"Gunung Kidul memang endemis antraks. Ketika tidak ditangani dengan baik, maka akan terus menerus (berlanjut) kasusnya," ujar Nuryani.

Ia menjelaskan Kementerian Pertanian sudah ada rutin membagikan vaksin gratis untuk hewan ternak di kawasan Gunung Kidul. Namun karena spora yang masih bertahan di tanah dan kebiasaan masyarakat setempat membagikan daging hewan ternak yang mati tanpa disembelih, membuat penularan kawasan itu berisiko tinggi.

Ada kasus Antraks setiap tahun di Yogyakarta

Sementara itu Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Imran Pambudi, menjelaskan hampir setiap tahunnya ada laporan kasus penyakit antraks yang menular ke manusia di Yogyakarta. Seperti pada 2016 ada 16 kasus, 2017 ada 4 kasus, 2019 ada 31 kasus, 2020 ada 3 kasus, 2022 ada 23 kasus, dan pada 2023 ada 9 kasus dengan 3 diantaranya meninggal.

Baca Juga: Cara Daftar Threads Instagram, Media Sosial yang Mirip Twitter

"Di 2023 baru ada kematian. Satu dinyatakan suspect karena sudah ada hasil labnya dan dua belum sempat karena keburu meninggal. Tapi dari hasil investigasi, gejala ada, punya riwayat kontak dengan sapi yang mati karena antraks," kata Imran.

Tiga warga yang tewas itu berada di Gunung Kidul, Yogyakarta beberapa hari lalu. Mereka meninggal akibat terpapar bakteri antraks setelah memakan daging sapi yang mati mendadak.

Sumber: Tempo.co

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi18 Januari 2025, 14:13 WIB

Pulihkan Ekosistem Pasca Bencana, Penanaman Pohon di DAS Sungai Cikaso Sukabumi

Kegiatan ini untuk mencegah bencana serupa di masa depan.
Penanaman pohon di DAS Cikaso, Desa Cibadak dan Desa Pabuaran, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa
Food & Travel18 Januari 2025, 14:00 WIB

Menikmati Deburan Ombak di Pantai Karang Tawulan, Wisata Eksotis Mirip Tanah Lot di Tasikmalaya

Tersembunyi di wilayah selatan kabupaten, pantai Karang Tawulan menawarkan keindahan alam yang masih asri dan jauh dari hiruk pikuk kota.
Pantai Karang Tawulan adalah sebuah destinasi wisata pantai yang menarik di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. (Sumber : Instagram/@riskardr/@dadanwardana99).
Bola18 Januari 2025, 12:00 WIB

Prediksi PSM Makassar vs PSBS Biak di Liga 1: H2H, Susunan Pemain dan Skor

PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025.
PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025. (Sumber : Instagram/@psbsofficial/X/@psm_makassar).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:57 WIB

Satpam Asal Sukabumi Tewas di Rumah Mewah Bogor, Keluarga Temukan Banyak Luka Serius

Korban sempat menghubungi istrinya melalui pesan singkat.
Rumah duka Septian (37 tahun) di Kampung Cibarengkok RW 01, Desa Citarik, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU/Ilyas Supendi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:36 WIB

Daftar SKPD dengan Aduan Terbanyak pada 2024, Menurut Data Diskominfo Kota Sukabumi

Pemerintah Kota Sukabumi menerima 106 aduan masyarakat sepanjang 2024.
Apel di Lapang Setda Balai Kota Sukabumi pada Senin (15/7/2024). | Foto: Dokpim Kota Sukabumi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:20 WIB

Tahun 2025, Dishub Kota Sukabumi Bakal Perketat Pengawasan Kendaraan Pariwisata

UPTD PKB Dishub akan melakukan upaya untuk mendukung pemerintah pusat.
Kepala UPTD PKB Dishub Kota Sukabumi, Endro. | Foto: Website Kota Sukabumi
Aplikasi18 Januari 2025, 11:15 WIB

Raksasa Mesin Pencari Google Mulai Ditinggalkan, Ternyata Teknologi Ini Penggantinya!

Google perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh pengguna, terutama para generasi muda.
Google perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh pengguna, terutama para generasi muda. (Sumber : Pixabay.com/@Simon).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:06 WIB

Diskominfo Rilis Laporan 2024: SP4N-Lapor Kota Sukabumi Terima 106 Aduan Masyarakat

Mei menjadi bulan tertinggi dengan 15 aduan.
(Foto Ilustrasi) Diskominfo Kota Sukabumi merilis data yang masuk ke SP4N Lapor sepanjang 2024. | Foto: Istimewa
Food & Travel18 Januari 2025, 10:47 WIB

Kembalikan Ikon Wisata Lokal, Pemdes dan Warga Bersihkan Curug Caweni di Cidolog Sukabumi

Sejak pandemi Covid-19, jumlah wisatawan Curug Caweni mengalami penurunan.
Kondisi Curug Caweni di Kampung Cilutung, Desa/Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa
Sukabumi18 Januari 2025, 10:12 WIB

Akses Kendaraan Lumpuh! Longsor Kembali Tutup Jalan Nasional di Simpenan Sukabumi

Akses kendaraan untuk roda empat atau mobil lumpuh total.
Material longsor menutup Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, tepatnya di Kampung Cimapag, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Istimewa