Mengenal Sarkopenia, Resiko Kesehatan Akibat Kerja Duduk Terlalu Lama

Rabu 05 Juli 2023, 09:00 WIB
Ilustrasi. Mengenal Sarkopenia, Resiko Kesehatan Akibat Kerja Duduk Terlalu Lama (Sumber : Freepik/@freepic)

Ilustrasi. Mengenal Sarkopenia, Resiko Kesehatan Akibat Kerja Duduk Terlalu Lama (Sumber : Freepik/@freepic)

SUKABUMIUPDATE.com - Sarkopenia atau sarcopenia adalah kondisi yang terjadi ketika tubuh kehilangan massa, kekuatan, serta fungsi otot. Penurunan massa dan fungsi otot ini terjadi karena adanya bentrok proses katabolisme (penghancuran) dan anabolisme (pembentukan) di dalam sel otot. 

Pegawai kantoran atau mereka yang bekerja duduk terlalu lama di depan komputer beresiko mengalami sarkopenia. Meskipun semua orang yang memiliki kebiasaan duduk tanpa aktivitas lain juga dapat mengalami sarkopenia

Baca Juga: 28 Rekomendasi Nama Anak Bahasa Sunda, Ada Arti Ningrat Siliwangi!

Sarkopenia termasuk salah satu kondisi kesehatan di mana menurunnya kualitas dan kemampuan fungsi otot pada seseorang. Serupa dengan osteoporosis, kondisi ini seringkali terjadi pada mereka yang sudah lanjut usia.

Meski demikian, bukan berarti sarkopenia tidak bisa terjadi pada anak muda. Nyatanya, mengutip Suara.com, anak muda juga tetap berisiko alami sarkopenia lebih awal.

Ketua PP Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (PERGEMI), Dr. dr. Nina Kemala Sari, SpPD-Kger, MPH, mengatakan, generasi mudah juga berisiko alami sarkopenia. Apalagi, saat ini generasi muda banyak yang bekerja di kantoran dan hanya duduk dalam jangka waktu lama.

Baca Juga: 120 Ribu/Kg, Ikan Dewa Langka dan Mahal Ada di Sungai Cibuni Sukabumi

Berdasarkan pernyataan dr. Nina, meski usia menjadi salah satu faktor sarkopenia, jika gaya hidup orang tersebut sejak muda tidak aktif, maka tetap berisiko alami penyakit ini. Oleh sebab itu, aktivitas fisik sangat penting untuk mengimbangi pekerjaan yang hanya berfokus untuk duduk.

“Jadi tadi disebut salah satu faktor risikonya usia, tapi selain usia ada lagi yaitu gaya hidup tidak aktif. Jadi kalau kita kerjanya banyak diam dan duduk itu berisiko. Makannya harus sering banyak jalan, aktif, itu diimbangi,” ucap dr. Nina, dikutip Selasa (5/7/2023).

Demi mencegah sarkopenia, dr. Nina menyarankan agar para pekerja muda untuk tidak duduk selama 8 jam penuh. Selain itu, penting untuk mengontrol makanan yang bergizi dan baik untuk otot.

Jika ada penyakit yang meningkatkan risiko sarkopenia juga diharap untuk tidak diabaikan. Pasalnya, penyakit ini jika dibiarkan malah membuat risiko sarkopenia semakin besar.

“Pastikan dalam 1 hari itu, kamu enggak sampai 8 jam duduknya. Artinya bisa saja lebih muda sarkopenia, ketika risiko lainnya tadi sedentary (kebiasaan diam), makannya atau sumber proteinnya yang kurang berkualitas, dan juga penyakit yang tidak dikontrol,” jelasnya.

Baca Juga: Langka Tapi Ada di Sukabumi, Kenapa Ikan Dewa Mahal?

Hal yang juga ditekankan yaitu, saat ada waktu istirahat, diharapkan untuk bergerak. Pasalnya, justru banyak generasi muda yang malah memilih bermain game, ponsel, atau menonton televisi, padahal itu pun bukan aktivitas fisik.

“Jadi sebetulnya segala macam dipikir aktif aja gitu. Jadi sejak muda bisa terjadi karena faktor risiko lainnya besar. Umur memang masih muda, tapi sedentary-nya ketika ada waktu santai malah liat game, liat TV gitu. jadi harus diimbangi banyak gerak ya,” ujar dr. Nina.

Sementara itu, untuk massa otot sendiri nantinya akan berada pada puncak sekitar usia 20-30 tahun. 

Namun, setelah 30 tahun, akan mulai berkurang kemampuannya secara bertahan. Bahkan, pada 40 tahun bisa mencapai 8 persen penurunannya per dekade.

Oleh sebab itu, sebelum memasuki 40 tahun, disarankan mulai melakukan latihan resistensi. Hal ini akan membuat diri terbiasa sejak dini untuk melakukan latihan di usia lanjut.

“Artinya, sebelum 40 sudah mulai latihan resistensi tadi, sedini mungkin kita sudah harus latihan. Supaya saat memasuki usia lanjut sudah terbiasa. Jadi gaya hidup aktif harus sejak dini,” kata dr. Nina. 

Sumber: Suara.com

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Bola18 Januari 2025, 16:00 WIB

Prediksi Madura United vs Barito Putera: Duel Dua Tim Papan Bawah!

Madura United akan menjamu Barito Putera dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 pekan ke-19 malam ini.
Madura United akan menjamu Barito Putera dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 pekan ke-19 malam ini. (Sumber : Instagram).
Sukabumi18 Januari 2025, 15:45 WIB

Buruh dan Pelajar Collab Edarkan Hexymer-Tramadol di Sukabumi, Ditangkap saat Transaksi

Barang bukti yang disita adalah empat paket hexymer dan lima setrip tramadol.
Kedua terduga pelaku kasus obat keras terbatas yang ditangkap di Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Polsek Sagaranten
Sukabumi18 Januari 2025, 15:23 WIB

Lindas Material Longsor, Truk Terguling di Jalan Nasional di Simpenan Sukabumi

Longsor ini sempat menutup Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua.
Truk terguling di Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, tepatnya di Kampung Cisarakan, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Istimewa
Inspirasi18 Januari 2025, 15:00 WIB

Lowongan Kerja Sukabumi Sebagai Cook Sushi, Cek Kualifikasinya Disini!

Apabila kamu tertarik dengan lowongan kerja ini, segera daftarkan diri sekarang juga!
Ilustrasi - Lowongan Kerja Sukabumi Sebagai Cook Sushi, Cek Kualifikasinya Disini! (Sumber : Freepik.com/@ASphotofamily)
Sukabumi18 Januari 2025, 14:58 WIB

Pengendara Terjebak Berjam-jam, Jalan Nasional di Simpenan Sukabumi Buka Tutup Pasca Longsor

Saat ini jalan sudah dibuka, tetapi dengan sistem buka tutup.
Antrean kendaraan di Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, tepatnya di Kampung Cimapag, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Dokumen Pengendara
Sukabumi18 Januari 2025, 14:13 WIB

Pulihkan Ekosistem Pasca Bencana, Penanaman Pohon di DAS Sungai Cikaso Sukabumi

Kegiatan ini untuk mencegah bencana serupa di masa depan.
Penanaman pohon di DAS Cikaso, Desa Cibadak dan Desa Pabuaran, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Dokumentasi Panitia
Food & Travel18 Januari 2025, 14:00 WIB

Menikmati Deburan Ombak di Pantai Karang Tawulan, Wisata Eksotis Mirip Tanah Lot di Tasikmalaya

Tersembunyi di wilayah selatan kabupaten, pantai Karang Tawulan menawarkan keindahan alam yang masih asri dan jauh dari hiruk pikuk kota.
Pantai Karang Tawulan adalah sebuah destinasi wisata pantai yang menarik di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. (Sumber : Instagram/@riskardr/@dadanwardana99).
Bola18 Januari 2025, 12:00 WIB

Prediksi PSM Makassar vs PSBS Biak di Liga 1: H2H, Susunan Pemain dan Skor

PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025.
PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025. (Sumber : Instagram/@psbsofficial/X/@psm_makassar).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:57 WIB

Satpam Asal Sukabumi Tewas di Rumah Mewah Bogor, Keluarga Temukan Banyak Luka Serius

Korban sempat menghubungi istrinya melalui pesan singkat.
Rumah duka Septian (37 tahun) di Kampung Cibarengkok RW 01, Desa Citarik, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU/Ilyas Supendi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:36 WIB

Daftar SKPD dengan Aduan Terbanyak pada 2024, Menurut Data Diskominfo Kota Sukabumi

Pemerintah Kota Sukabumi menerima 106 aduan masyarakat sepanjang 2024.
Apel di Lapang Setda Balai Kota Sukabumi pada Senin (15/7/2024). | Foto: Dokpim Kota Sukabumi