SUKABUMIUPDATE.com - Brain Fog mulai ramai diperbincangkan sejak salah satu artis, Nikita Willy menyebutnya dalam Podcast Denny Sumargo. Ibu dari Baby Issa itu menyebut bahwa dirinya tengah mengalami Brain Fog, sejak mendidik sang buah hati.
Nikita Willy juga menyebut istilah "Mom Brain" dalam pola parenting Baby Issa.
Brain Fog dan Mom Brain adalah dua istilah asing di telinga namun keduanya hampir memiliki arti serupa. Brain Fog adalah kondisi seseorang yang fokus memikirkan sesuatu, dalam hal ini adalah Baby Issa. Sementara mom brain adalah pola pikir Nikita Willy yang harus selalu sigap ketika menerapkan Ilmu Parenting kepada Baby Issa.
Baca Juga: Tol Bocimi Seksi 2 Terkendala PHO, Apa Itu Provisional Hand Over?
Namun artikel berikut akan lebih membahas tentang Brain Fog yang dialami Nikita Willy. Mari mengenal apa itu Brain Fog sebagaimana dilansir via everydayhealth.com:
Pengertian Brain Fog
Brain Fog adalah dua kata dalam bahasa inggris yang artinya adalah Kabut otak. Brain Fog dipengaruhi oleh stres, hormon, pola makan, tidur, dan faktor lain yang dapat menyebabkan diri merasa lebih lamban dari biasanya.
Lamban yang dimaksud misalnya, kemampuan berpikir terasa tidak jelas atau lemot. Meskipun secara teknis bukan istilah medis atau ilmiah, Brain Fog menggambarkan sensasi sementara dari ketajaman mental yang berkurang.
Kondisi Brain Fog kemungkinan sudah dialami oleh banyak orang sejak dahulu. Misalnya, orang Sunda kerap menyebutnya sebagai "rungsing", artinya pikiran penuh dengan hal-hal yang membuat pusing hingga linglung, stress dan mengganggu pola hidup.
Kabut otak bukanlah sesuatu yang didiagnosis dokter pada pasien mereka.
“Kabut otak adalah istilah luas yang digunakan untuk menggambarkan beberapa gejala kognitif umum yang dihadapi orang-orang,” kata Shehroo Pudumjee, PhD, seorang neuropsikolog di Cleveland Clinic Lou Ruvo Center for Brain Health di Las Vegas.
Brain Fog dapat bervariasi tetapi umumnya berpusat pada pola pikir seseorang.
"Pemikiran atau ingatan tidak seefisien atau seefektif dulu," katanya, dikutip Senin (3/7/2023).
Baca Juga: Mengenal Peran Dalang, Aktor Penting dalam Cerita Wayang Golek Sunda
Menurut sejarahnya, "Brain Fog" diperkirakan berasal dari istilah "brain fag," sebuah frasa yang diciptakan pada tahun 1850 oleh dokter Inggris James Tunstall.
Tunstall menggunakan istilah tersebut untuk menggambarkan kelelahan mental yang dialami beberapa profesi yang mengandalkan otak, seperti pengacara, penulis, guru, siswa. Brain Fag diciptakan sebagai representasi buruk akibat dari belajar yang berlebihan.
Beralih di tahun 1960-an, "sindrom fag otak" ditambahkan ke DSM-4 (Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental) untuk menggambarkan "ketegangan akademik yang berlebihan".
Saat ini, meskipun istilah umum telah berubah, kabut otak digunakan untuk menggambarkan gejala yang terkait dengan berbagai kondisi medis, serta akibat kelelahan dan kerja berlebihan dalam masyarakat modern.
Sumber: everydayhealth.com