SUKABUMIUPDATE.com - Tertawa memang salah satu bentuk ekspresi kebahagiaan seseorang. Namun berbeda hal ketika tertawa tak berujung hingga membuat menangis.
Tertawa menangis tak terkendali ini ternyata memiliki istilah medis, yaitu Pseudobulbar Affect. Ya, Pseudobulbar affect adalah kondisi orang yang menangis atau tertawa secara tiba-tiba tanpa bisa dikontrol.
Sayangnya, respons tertawa menangis tak terkontrol tidak sesuai dengan perasaan batin orang yang mengalaminya. Ini karena orang yang mengalami pseudobulbar affect menangis atau tertawa, padahal tidak sedang sedih maupun senang.
Baca Juga: Jejak Ponpes Al Zaytun di Cisaat Sukabumi, Panji Gumilang Diduga Islamophobia
Mengutip WebMD via Tempo.co, Pseudobulbar Affect didefinisikan sebagai kondisi gangguan sistem saraf yang membuat seseorang tertawa atau menangis tak terkendali. Pseudobulbar Affect juga disebut disregulasi emosi, inkontinensia atau labilitas emosional, menangis atau tertawa tanpa sadar.
Kondisi Pseudobulbar Affect pernah digambarkan dalam karakter Joker. Film Joker (2019) menceritakan tentang tokoh utama Arthur Fleck yang sering tertawa secara mendadak.
Para ilmuwan menilai Pseudobulbar Affect terjadi karena kerusakan korteks prefrontal, bagian otak yang berfungsi mengendalikan emosi.
Baca Juga: Muhammadiyah Lebaran 28 Juni: 18 Lokasi Shalat Idul Adha di Bogor, Jawa Barat
Cedera atau penyakit tertentu juga mempengaruhi Pseudobulbar Affect, diantaranya:
- Penyakit Alzheimer
- Sklerosis lateral amiotrofik (ALS)
- Tumor otak
- Demensia
- Parkinson
- Cedera otak traumatis
1. Menangis atau tertawa yang tiba-tiba.
2. Menangis atau tertawa intens tidak terkendali.
3. Menangis atau tertawa yang tidak sesuai situasi.
Misalnya ketika merasa bahagia, mendadak menangis tidak bisa berhenti. Begitu juga sebaliknya, merasa sedih tiba-tiba tertawa yang tidak seharusnya.
4. Ledakan frustrasi dan kemarahan
5. Ekspresi wajah yang tidak sesuai dengan emosi
Baca Juga: 3 Godaan Iman Laki-laki Muslim: Harta, Tahta dan Wanita
Terkadang, orang Pseudobulbar Affect bisa merasa cemas atau malu di depan umum. Sering khawatir mengenai hal yang belum terjadi dan akan memilih untuk membatalkan rencana yang sebelumnya sudah dipersiapkan.
Perlu dicatat juga bahwa Gejala Pseudobulbar Affect bisa datang begitu cepat dan tidak bisa diperkirakan.
Selain itu, sebagaimana mengutip dari Medical News Today, Pseudobulbar Affect tidak berhubungan masalah kesehatan mental. Akan tetapi, akibat adanya efek sekunder dari berbagai gangguan neurologis.
Antara lain cedera otak traumatis, sklerosis lateral amiotrofik, pukulan di bagian kepala, Alzheimer dan Parkinson. Pseudobulbar Affect juga bisa menjadi bagian dari Pseudobulbar Palsy -kondisi yang terjadi karena stroke dan cedera otak lainnya.
Sumber: Tempo.co