SUKABUMIUPDATE.com - Pemuda berinisial MFS (25 tahun) harus menjalani tindakan operasi chest tube thoracostomy setelah diduga dibacok gerombolan bermotor. Aksi teror kelompok yang meresahkan warga ini terjadi di wilayah Kelurahan Cipanengah, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi, Sabtu dini hari, 24 Juni 2023.
Mungkin banyak yang belum tahu apa itu chest tube thoracostomy dan bagaimana prosedur medis itu dilakukan.
Mengenal chest tube thoracostomy
Merangkum dari National Institute of Health, operasi chest tube thoracostomy atau yang juga dikenal sebagai pemasangan tabung dada atau tabung pleura merupakan prosedur bedah untuk mengeluarkan udara, darah, atau cairan dari rongga dada yang berada antara paru-paru dan dinding dada.
Baca Juga: Jari Hampir Putus, Sederet Luka Korban Gerombolan Bermotor di Lembursitu Sukabumi
Prosedur ini dilakukan untuk mengatasi kondisi seperti pneumotoraks (penumpukan udara), hemotoraks (penumpukan darah), atau efusi pleura (penumpukan cairan).
Tujuan operasi chest tube thoracostomy
Tujuan dari operasi chest tube thoracostomy adalah untuk mengeluarkan udara, darah, atau cairan yang berlebihan dari rongga dada dan mengembalikan tekanan normal di dalamnya. Beberapa kondisi yang memerlukan operasi ini termasuk:
1. Pneumotoraks
Operasi chest tube thoracostomy digunakan untuk mengatasi pneumotoraks, yaitu penumpukan udara di antara paru-paru dan dinding dada.
Baca Juga: Mengenal Operasi Bariatrik, Pembedahan Untuk Turunkan Berat Badan
Udara yang terperangkap ini dapat menyebabkan paru-paru kolaps dan mengganggu fungsi pernapasan normal. Pemasangan tabung dada membantu mengeluarkan udara dan mengembalikan paru-paru ke posisi normal.
2. Hemotoraks
Hemotoraks terjadi ketika darah mengumpul di rongga dada, seringkali karena cedera dada, patah tulang rusuk, atau trauma paru-paru. Dalam kasus ini, operasi chest tube thoracostomy dilakukan untuk mengeluarkan darah yang terakumulasi dan menghentikan perdarahan.
3. Efusi pleura
Efusi pleura adalah kondisi di mana cairan mengumpul di antara dua lapisan selaput yang melapisi paru-paru dan dinding dada (pleura). Operasi chest tube thoracostomy dapat membantu mengeluarkan cairan yang berlebihan dan meringankan gejala seperti sesak napas.
Baca Juga: Kisah Misteri Penari Ronggeng di Jalur Kereta Sukabumi-Cianjur, Bikin Merinding
Risiko operasi chest tube thoracostomy
Seperti halnya prosedur bedah lainnya, operasi chest tube thoracostomy juga melibatkan risiko dan komplikasi tertentu. Beberapa risiko yang terkait dengan operasi ini meliputi:
1. Infeksi
Ada risiko infeksi pada situs sayatan atau infeksi yang melibatkan rongga dada. Infeksi dapat terjadi selama atau setelah operasi, dan jika tidak diobati dengan tepat, dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius.
2. Perdarahan
Meskipun jarang, ada risiko perdarahan yang berhubungan dengan prosedur ini. Pendarahan dapat terjadi selama pemasangan tabung dada atau karena kerusakan pada pembuluh darah atau organ internal lainnya.
Baca Juga: Panji Gumilang Belajar Aliran Isa Bugis di Sukabumi, Dugaan Doktrin Al Zaytun
3. Cedera organ
Selama operasi, ada risiko cedera pada organ-organ internal di sekitar rongga dada, seperti paru-paru, jantung, atau diafragma. Cedera ini dapat menyebabkan komplikasi serius dan memerlukan perawatan tambahan.
4. Kebocoran udara
Pada kasus pneumotoraks, ada risiko kebocoran udara yang berlebihan setelah pemasangan tabung dada. Hal ini dapat mempersulit penyembuhan dan memerlukan tindakan tambahan untuk mengatasi kebocoran tersebut.
5. Efusi pleura berulang
Pada kasus efusi pleura yang berulang, cairan mungkin terus mengumpul setelah pemasangan tabung dada. Hal ini dapat memerlukan tindakan lebih lanjut, seperti pemasangan kateter pleura atau tindakan bedah lainnya.
6. Nyeri dan ketidaknyamanan
Pasca operasi, pasien mungkin mengalami nyeri, ketidaknyamanan, atau sensasi tertentu di sekitar area pemasangan tabung dada.
Itulah beberapa hal tentang operasi chest tube thoracostomy yang mungkin bisa menambah pengetahuan mengenai salah satu prosedur medis tersebut.