SUKABUMIUPDATE.com - Rabies adalah penyakit virus yang mempengaruhi sistem saraf pusat (SSP) mamalia, termasuk manusia. Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies, yang biasanya ditularkan melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi. Virus itu milik keluarga Rhabdoviridae.
Begitu virus memasuki tubuh, ia bergerak di sepanjang serabut saraf menuju otak dan sumsum tulang belakang. Masa inkubasi, yaitu waktu antara infeksi dan timbulnya gejala, dapat bervariasi dari beberapa hari hingga beberapa bulan, bergantung pada faktor seperti lokasi gigitan dan jarak ke SSP.
Di Indonesia sendiri Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengumumkan ada 11 kasus kematian yang disebabkan oleh rabies. 95% kasus rabies tersebut disebabkan oleh gigitan anjing.
Baca Juga: Pasang Susuk hingga Main Mata, Dibalik Cerita Mantan TKW Sukabumi
“95% kasus rabies pada manusia didapatkan lewat gigitan anjing yang terinfeksi. Ada juga beragam hewan liar yang bertindak sebagai reservoir virus di berbagai benua seperti rubah, rakun, dan kelelawar, tapi 95% karena gigitan anjing,” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dr. Imran Pambudi, MPHM pada konferensi pers secara virtual, Jumat (2/6).
Hingga April 2023 sudah ada 31.113 kasus gigitan hewan penular rabies, 23.211 kasus gigitan yang sudah mendapatkan vaksin anti rabies, dan 11 kasus kematian di Indonesia.
Situasi rabies di Indonesia tahun 2020 hingga April 2023, rata-rata per tahun kasus gigitan sebanyak 82.634, kemudian yang diberi vaksin anti rabies hampir 57.000.
“Rabies merupakan tantangan besar di Indonesia karena dalam tiga tahun terakhir kasus gigitan hewan rabies itu rata-rata setahunnya lebih dari 80.000 kasus dan kematiannya rata-rata 68 orang,” ungkap dr. Imran dikutip dari sehatnegeriku.kemkes.go.id.
Baca Juga: 4 Tahun Bebas Rabies, Kucing hingga Anjing di Palabuhanratu Sukabumi Divaksin
Gejala Rabies
Gejala rabies pada manusia dapat dibagi menjadi dua fase yaitu fase prodromal dan fase ensefalitis. Fase prodromal ditandai dengan gejala nonspesifik seperti demam, sakit kepala, malaise, dan kelelahan.
Saat penyakit berkembang ke fase ensefalitis, gejala neurologis berkembang, termasuk agitasi, kebingungan, halusinasi, kesulitan menelan, air liur berlebihan, kejang otot, dan akhirnya kelumpuhan.
Rabies hampir selalu berakibat fatal begitu gejalanya muncul, itulah sebabnya perhatian medis segera sangat penting setelah potensi paparan. Profilaksis pasca pajanan (PEP) direkomendasikan untuk individu yang telah digigit atau dicakar oleh hewan yang diduga menderita rabies.
PEP melibatkan pembersihan luka secara menyeluruh, pemberian vaksin rabies, dan terkadang injeksi imunoglobulin rabies.
Baca Juga: 5 Lokasi Berburu Sunrise Dekat Kota Sukabumi, Pemandangannya Bikin Betah
Mencegah Rabies
Untuk mencegah rabies, berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:
1. Vaksinasi Hewan Peliharaan
Pastikan hewan peliharaan, seperti anjing dan kucing, mendapatkan vaksin rabies secara teratur sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh dokter hewan. Vaksinasi ini membantu melindungi hewan peliharaan Anda dari penyakit rabies dan juga mencegah penularannya kepada manusia.
2. Hindari Kontak dengan Hewan
Usahakan untuk menghindari kontak langsung dengan hewan, terutama jika hewan tersebut terlihat sakit atau berperilaku aneh. Jangan mendekati atau mencoba menyentuh hewan liar yang tidak dikenal tanpa pengawasan atau perlindungan yang tepat.
Baca Juga: Penutupan Jembatan Cikereteg Penghubung Sukabumi-Bogor Diperpanjang 6 Hari Kedepan
3. Lindungi Rumah
Pastikan rumah Anda terlindung dari hewan pembohong dengan mengamankan area halaman, mengurung hewan peliharaan Anda di dalam rumah atau di area yang aman, serta memastikan pintu dan jendela tertutup dengan baik.
4. Laporkan Gigitan Hewan
Jika Anda digigit atau terkena gigitan hewan yang berpotensi terinfeksi rabies, segera laporkan ke pihak berwenang setempat, seperti puskesmas atau rumah sakit, untuk mendapatkan perawatan medis dan tindakan pencegahan yang sesuai.
Baca Juga: Review Black Clover: Sword of the Wizard King, Apakah Seru dan Layak Ditonton?
5. Perhatikan Gejala pada Hewan
Jika Anda memiliki hewan peliharaan dan melihat perubahan perilaku atau gejala yang mencurigakan, seperti keluhan yang tidak biasa, kelumpuhan, atau peningkatan air liur, segera konsultasikan dengan dokter hewan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
6. Edukasi dan Kesadaran Masyarakat
Edukasi masyarakat tentang bahaya rabies, bagaimana pencegahannya, dan tindakan yang harus diambil setelah paparan sangat penting. Mengajarkan anak-anak untuk menghindari kontak dengan hewan liar yang tidak dikenal juga merupakan langkah pencegahan yang penting.
Penting untuk diingat bahwa langkah-langkah ini bertujuan untuk mencegah penularan rabies dan bukan pengobatan setelah sembuh.