SUKABUMIUPDATE.com - Hipotermia adalah penurunan suhu tubuh yang berpotensi berbahaya, sering kali disebabkan oleh paparan suhu dingin yang berkepanjangan. Kondisi ini sangat berbahaya karena bisa menyebabkan memperlambat aktivitas otak, pernapasan, dan detak jantung hingga berujung kematian jika tidak segera ditangani dengan benar.
Gejala hipotermia yang paling umum meliputi menggigil berlebihan, pernapasan melambat, ucapan yang melambat, kejanggalan, tersandung, kebingungan. Sementara seseorang yang terlalu lelah, memiliki denyut nadi yang lemah, atau tidak sadarkan diri mungkin juga mengalami hipotermia.
Mengutip SehatQ, seseorang dikatakan mengalami hipotermia ketika suhu tubuhnya berada di bawah 35 derajat celcius. Karena mengancam nyawa, kondisi ini perlu mendapatkan perhatian khusus. Lebih mengkhawatirkan lagi jika hipotermia terjadi saat mendaki gunung karena tidak tersedia perawatan medis.
Tapi jangan panik, karena ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk mengatasinya. Dikutip dari laman Tempo.co, langkah awal mengatasi hipotermia yakni dengan melepaskan pakaian basah, topi, sarung tangan, sepatu, dan kaus kaki. Lalu, ganti dengan pakaian hangat dan kering.
Setelah itu lindungi orang yang mengalami hipotermia dari paparan suhu dingin, angin kencang atau apa pun yang akan membuat ia kehilangan panas. Pindahkan ia secara perlahan ke tempat yang hangat dan kering seperti tempat berlindung atau tenda. Mulailah menghangatkan kembali orang tersebut dengan pakaian ekstra. Gunakan selimut hangat.
Baca Juga: Hipotermia di Gunung Salak, Pendaki Wanita Ini Pingsan di Jalur Cimalati
Cara lainnya adalah kontak kulit atau skin to skin, lalu diselimuti. Cara ini bisa mentransfer hangat. Minuman hangat juga bisa membantu, tapi bukan alkohol atau kafein, melainkan teh atau minuman berenergi.
Berikan juga makanan yang mengandung kalori tinggi, seperti cokelat atau kacang-kacangan, untuk membantu meningkatkan suhu tubuh. Hindari memberikan makanan yang sulit dicerna karena dapat mengurangi suhu tubuh saat ia sudah sadar dari hipotermia. Perlu diingat pula jangan diberikan ketika ia sedang tidak sadar.
Bila penderita hipotermia tetap tidak sadarkan diri, lakukan prosedur CPR (cardiopulmonary resuscitation) sampai nadi kembali teraba atau hingga tenaga medis datang.
Cara mengatasi hipotermia di atas seharusnya mulai menunjukkan hasil dalam beberapa menit. Jika pasien hipotermia sudah berhenti gemetar dan bisa tersenyum, berarti ia sudah mulai pulih. Sebaliknya, kalau ia sudah tidak gemetar, tapi belum bisa tersenyum, bisa jadi kondisinya justru makin parah.
Itulah cara mengatasi hipotermia saat berada di pegunungan menurut saran medis. Tetap hati-hati dalam pendakian dan selamat saat mendaki. Semoga bermanfaat.
SUMBER: TEMPO.CO