Bahaya Untuk Kesehatan, Ini Cara Menghilangkan Kecanduan Ngelem

Rabu 10 Mei 2023, 16:15 WIB
Cara menghilangkan kecanduan ngelem penting diketahui untuk menghindari kebiasaan berbahaya tersebut | Foto: Istimewa

Cara menghilangkan kecanduan ngelem penting diketahui untuk menghindari kebiasaan berbahaya tersebut | Foto: Istimewa

SUKABUMIUPDATE.com - Lem merupakan barang yang bermanfaat jika digunakan dengan benar. Tapi, apa jadinya jika lem disalahgunakan hingga membuat kecanduan.

Ya, beberapa dari generasi muda mengalami kecanduan menghirup lem atau ngelem,tentu saja hal itu merupakan hal negatif dan berbahaya untuk kesehatan.

Kecanduan menghirup lem ini dinilai sama bahayanya dengan kecanduan narkoba atau miras. Karenanya penting mengetahui cara untuk menghilangkan kecanduan ngelem agar bisa terbebas dari perilaku negatif tersebut.

Melansir dari Tempo.co, anak kecanduan lem disebut sebagai adiksi zat inhalen, yaitu proses kecanduan zat yang masuk ke dalam tubuh dengan dihirup.

Baca Juga: Doa dan Cara untuk Menghilangkan Kecanduan Film Porno, Insyaallah Bisa!

Di dalam lem diketahui terkandung zat bernama toluena, turunan hidrokarbon aromatik yang juga lazim dijumpai pada pelarut cat dan bensin.

Efek menghirup toluena dapat menyebabkan halusinasi dan perasaan melayang-layang yang dapat berlangsung hingga lima jam sesudah pemakaian. Karena toluena juga bersifat sebagai depresan (penekan) susunan saraf, pengguna zat ini tak akan merasa lapar walau tak makan selama berjam-jam.

Efek negatif lainnya, yang umumnya amat dicari oleh pengguna adalah ketenangan sesaat yang membuat mereka seakan berada di "dunia lain". Padahal itu akibat penekanan saraf di otak yang justru memperlambat koordinasi gerakan dan konsentrasi pikiran sang pengguna. Semua efek itu menjadikan mereka kecanduan (adiksi) dan terus mencari zat inhalen tersebut.

Cara ngelem pun bermacam-macam. Ada yang sekadar menghirup uap lem (sniffing), menuangkan langsung ke hidung atau mulut (snorting), menghirup melalui kain yang telah direndam dalam lem (huffing), dan yang terpopuler adalah menghirup lem yang telah dibungkus plastik atau kantong kertas (bagging).

Baca Juga: 6 Cara Mudah Mengatasi Kecanduan Media Sosial, Yuk Simak!

Dari semua cara itu, snorting merupakan yang paling berbahaya karena dapat mengakibatkan kerusakan permanen jaringan mukosa hidung atau mulut dan penyumbatan jalan napas.

Kecanduan Lem Kuning

Salah satu jenis lem yang kerap dihisap adalah lem kuning. Menurut laman Badan Narkotika Nasional atau BNN Kabupaten Tanah Laut, lem kuning kerap digunakan pada media kayu.


Lem ini biasanya terbuat dari bahan polimer vinil asetat yaitu bahan dasar yang sama dengan jenis lem putih. Lem ini sangat tahan terhadap media kayu, bekerja kuat dan memiliki sifat kaku setelah diaplikasikan.

Lem kayu membutuhkan waktu sekitar 24 jam atau kurang dari itu untuk mendapatkan hasil terbaik. Namun sayangnya, lem ini kerap disalahgunakan.

Baca Juga: Kenapa Seseorang Bisa Kecanduan Judi? Ternyata Ini Alasan Ilmiahnya

Seseorang menghirup lem kuning biasanya dilakukan bersama, dan menyebabkan halusinasi. Sebab, di dalam lem tersebut terkandung Lysergic Acid Diethilamide (LSD) yang masuk melalui hidung.

Zat tersebut bisa mengubah pikiran, suasana hati, perasaan dan perilaku seseorang. Pasalnya kandungan LSD ini adalah golongan zat adiktif lainnya yang dapat menimbulkan halusinasi.

Pada pemakaian kronik dan berlangsung lama, toluena mengakibatkan kerusakan saraf otak permanen dan hancurnya organ vital, seperti hati dan ginjal.

Zat laknat tersebut bahkan dapat menimbulkan fenomena yang dinamakan sudden sniffing death atau kematian tiba-tiba saat menghirup lem yang diakibatkan oleh kombinasi gangguan irama jantung disertai peningkatan adrenalin.

Baca Juga: Orang Tua Harus Waspada! Inilah Dampak Jika Anak Kecanduan Gadget

Cara Menghilangkan Kecanduan Lem

Melansir dari webmd.com, kecanduan lem diperlakukan dengan cara yang sama seperti kecanduan lainnya. Ada banyak rencana perawatan khusus untuk remaja yang mungkin mencakup:

  1. Terapi individu. Terapi perilaku kognitif dapat membantu seseorang belajar menangani stres, mengatasi tekanan teman sebaya, dan menangani keinginan mengidam. Terapis juga dapat membantu pengguna menemukan motivasi mereka sendiri untuk berhenti.
  2. Terapi keluarga. Mengendus lem paling sering terjadi pada anak-anak. Ketika itu terjadi, seluruh keluarga terpengaruh. Terapi keluarga dapat membantu keluarga Anda belajar berkomunikasi dengan lebih baik dan membangun hubungan yang lebih kuat.
  3. Program kegiatan dan keterlibatan. Program-program ini berfokus pada pengajaran keterampilan baru kepada remaja dan memberikan pengalaman sosial baru untuk menawarkan alternatif. Mereka mungkin menawarkan kegiatan seperti hiking, film malam, dan tarian. Mereka menawarkan anak Anda alternatif untuk mengendus. Mereka juga dapat membantu anak Anda menjalin pertemanan baru yang tidak menggunakan narkoba.
  4. Rehabilitasi. Kelompok pendukung dan program 12 langkah dapat membantu pengguna tetap bebas zat dan mengurangi risiko kambuh.
  5. Perawatan segera. Jika Anda menemukan anak Anda atau seseorang yang Anda kenal menghisap lem, tetap tenang dan cobalah untuk tidak mengejutkannya. Dengan tetap tenang, Anda mengurangi risiko memicu masalah jantung. Pindahkan orang tersebut ke area yang berventilasi baik sampai efeknya hilang. Jika mereka tidak responsif, segera minta bantuan.

Sumber: Tempo.co

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi Memilih09 Januari 2025, 10:46 WIB

Raih 44,90% Suara, Ayep-Bobby Ditetapkan Calon Wali Kota-Wakil Wali Kota Sukabumi Terpilih

Ayep Zaki dan Bobby Maulana memperoleh 78.257 suara.
Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi terpilih Ayep Zaki dan Bobby Maulana. | Foto: SU/Asep Awaludin
Sehat09 Januari 2025, 10:30 WIB

Anak GTM di Masa MPASI? Yuk, Kenali Gerakan Tutup Mulut & Penyebabnya!

Beberapa anak yang mengalami GTM bisa jadi lebih menyukai puree atau bubur dibandingkan makanan yang lebih padat.
Ilustrasi. Mengenal Istilah Anak GTM Sejak Dini. (Sumber : Pexels/Naomi Shi)
Sukabumi09 Januari 2025, 10:03 WIB

Testimoni Dadang, Penyintas Bencana Sukabumi Pertama yang Dapatkan Hunian Tetap

Kondisi rumah Dadang sangat memprihatinkan.
Contoh rumah Riksa yang dibangun di Desa Wanajaya, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU/Ilyas Supendi
Sukabumi Memilih09 Januari 2025, 09:44 WIB

Link Live Streaming Pleno Penetapan Walikota & Wakil Walikota Sukabumi 2024

Rapat Pleno Terbuka Penetapan Walikota dan Wakil Walikota Sukabumi 2024 disiarkan langsung secara online di kanal YouTube resmi KPU Kota Sukabumi dan YouTube Sukabumi Update.
Link Live Streaming Penetapan Walikota dan Wakil Walikota Sukabumi 2024 (Sumber : Ist)
Inspirasi09 Januari 2025, 09:30 WIB

Loker Jawa Barat Lulusan S1 Teknik Sipil, Penempatan di Wilayah Bandung

Loker Jawa Barat Lulusan S1 Teknik Sipil ini tersedia untuk mengisi posisi Civil Engineer.
Ilustrasi. Loker Jawa Barat Lulusan S1 Teknik Sipil, Penempatan di Wilayah Bandung (Sumber : Freepik/@benzoix)
Life09 Januari 2025, 09:01 WIB

Gaya Hidup Sehat Locavora: Petani Lokal Berdaya, Ekonomi Daerah Berjaya

Gaya Hidup Locavora bertujuan untuk mendukung ekonomi lokal, mengurangi jejak karbon, dan menjaga kesehatan lingkungan.
Ilustrasi. Gaya Hidup Sehat Locavora Bantu Petani Lokal Berdaya, Ekonomi Daerah Berjaya. (Sumber : Pexels/Quang Nguyen Vinh)
Sehat09 Januari 2025, 09:00 WIB

Rahasia ASI Booster Alami ala dr. Zaidul Akbar: Sehat, Halal, dan Thayyib

dr. Zaidul Akbar bagikan rahasia ASI Booster alami untuk para Ibu.
Ilustrasi Ibu Menyusui. dr. Zaidul Akbar bagikan rahasia ASI Booster alami untuk para Ibu. (Sumber : Freepik/freepic.diller)
Sehat09 Januari 2025, 08:00 WIB

Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Menkes: Mirip Flu Biasa, Beda dengan COVID-19

Berbeda dengan COVID-19, HMPV bukanlah virus baru dan sudah dikenal dalam dunia medis.
Ilustrasi. Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Menkes: Mirip Flu Biasa, Beda dengan COVID-19 (Sumber : Pexels/CDC)
Food & Travel09 Januari 2025, 07:00 WIB

Resep Getuk Goreng Sokaraja, Makanan Tradisional Manis yang Terbuat dari Singkong

Getuk Goreng sering disajikan sebagai camilan atau oleh-oleh khas daerah Sokaraja Banyumas.
Ilustrasi. Getuk Goreng Sokaraja, Makanan Tradisional Manis yang Terbuat dari Singkong (Sumber : Freepik/@jcomp)
Science09 Januari 2025, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 9 Januari 2025, Waspada Hujan Sejak Pagi Hari

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan di siang hari pada 9 Januari 2025.
Ilustrasi Hujan. Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan di siang hari pada 9 Januari 2025. (Sumber : Pixabay)