SUKABUMIUPDATE.com - Shalat Tarawih adalah shalat sunnah yang dilakukan khusus hanya pada bulan Ramadan. Shalat Tarawih dan Shalat Witir ini ditunaikan setelah umat muslim melaksanakan Shalat Isya.
Tarawih termasuk shalat yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW selama hidupnya, lantas diteruskan oleh para sahabat dan umatnya setelah beliau wafat. Maka, Shalat Tarawih dan Shalat Witir ini menjadi salah satu ibadah sunnah yang dianjurkan bagi umat Islam di bulan Ramadan.
Hukum Shalat Tarawih adalah sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dilakukan. Jumlah rakaat Shalat tarawih ini umumnya sebanyak 11 rakaat, namun bisa juga 23 rakaat.
Baca Juga: Kisah Mualaf Ustadz Felix Siauw, Pendakwah Tionghoa yang Dulu Tidak Beragama
Jumlah rakaat yang lebih banyak ini tentu selaras dengan durasi pelaksanaan yang lebih lama dan tenaga yang lebih banyak. Itu bisa menjadi tantangan bagi sebagian orang dengan gangguan kesehatan, salah satunya yang memiliki Rematik.
Mengutip Everyday Health via Tempo, Rematik adalah penyakit autoimun atau inflamasi yang menyebabkan sistem kekebalan menyerang Sendi, otot, tulang, dan organ. Rematik masuk dalam kelompok penyakit radang sendi, sehingga saat Shalat Tarawih rawan nyeri Cangkéng.
Gejala Rematik
Rematik ditandai sejumlah gejala yang berpengaruh dirasakan saat melakukan Shalat Tarawih seperti nyeri Sendi, pembengkakan Sendi, kekakuan Sendi, gerakan yang terbatas, hingga kelelahan.
Rematik biasanya bersifat kronis dan progresif yang berarti semakin memburuk dari waktu ke waktu. Para ahli belum sepenuhnya memahami apa yang menyebabkan rematik.
Baca Juga: 3 Kesaktian Abah Anom vs Kapten Congkak, Sakti Mandraguna Bak Mukjizat!
Selain itu, beberapa penyakit Rematik ditandai dengan gejala yang spesifik. Misalnya, sebagian besar penderita lupus akan mengalami beberapa bentuk ruam kulit disertai nyeri Sendi disertai peradangan dan kelelahan.
Penanganan Rematik
Berbagai jenis obat diresepkan untuk mengobati penyakit Rematik, bersama dengan obat yang digunakan untuk mengatasi gejalanya, termasuk rasa sakit dan peradangan. Obat yang digunakan untuk mengobati penyakit Rematik meliputi:
- Kortikosteroid.
- Obat anti-rematik pemodifikasi penyakit (DMARD), bermanfaat untuk memperlambat perkembangan penyakit Rematik dengan memengaruhi reaksi kekebalan tubuh dan proses inflamasi.
- Biologics, subkelas DMARD yang menargetkan langkah spesifik dalam proses peradangan tubuh.
- Penghambat Janus kinase, subkelas DMARD, befokus pada jalur Janus kinase yang terlibat dalam respons sistem kekebalan tubuh.
Baca Juga: Warga Pekanbaru Cor Jalan Rusak, Jefri Nichol: Pemerintah Ngapain Aja?
Sementara beberapa obat-obatan untuk membantu mengatasi rasa sakit dan ketidaknyamanan akibat Rematik, diantaranya:
- Analgesik oral seperti acetaminophen.
- Narkotika resep (opioid), seperti oxycodone dan hydrocodone.
- Analgesik topikal.
- Obat antiinflamasi nonsteroid, termasuk ibuprofen dan naproxen sodium
- Obat resep yang disebut inhibitor COX-2.
Selain obat-obatan, perawatan lain yang mungkin disarankan untuk penyakit Rematik, meliputi:
- Latihan khusus
- Terapi fisik
- Okupasi terapi
- Terapi panas dan dingin
- Belat, kawat gigi, dan alat bantu
- Operasi
Sumber: Tempo.co