SUKABUMIUPDATE.com - UPTD Puskesmas Tamanjaya mencatat 21 kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi. Data yang disampaikan ini dihitung sejak tahun 2019 hingga sekarang.
"Dari 21 kasus, didominasi sama perempuan, 12 orang, 8 laki laki, dan satu anak laki laki usia 9 tahun. Mereka perempuan dan laki laki dengan usia di atas 20 tahun," kata Kepala Puskesmas Tamanjaya, Sitty Rochmah kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (11/3/2023).
Penyakit ini sendiri masih menjadi salah satu masalah kesehatan dunia yang cukup serius. Penyakit ini tak jarang menyebabkan penderitanya meninggal dunia.
Baca Juga: 12 Ibu Rumah Tangga di Ciemas Sukabumi Terinfeksi HIV, Mayoritas Tertular dari Suami
Menurut catatan WHO, pada tahun 2018 saja diketahui setidaknya ada 37,9 juta orang yang terinfeksi HIV di seluruh Dunia. Para ahli memperkirakan jumlah tersebut akan terus bertambah.
Menurut laman yankes.kemkes.go.id, HIV merupakan penyakit seumur hidup, yang artinya virus ini akan menetap dalam tubuh penderita seumur hidupnya.
HIngga saat ini masih belum ada metode pengobatan untuk mengatasi HIV. Namun kini telah ada obat yang bisa digunakan untuk memperlambat perkembangan virus HIV sehingga dapat meningkatkan harapan hidup penderita.
Melansir dari laman Halodoc.com, HIV merupakan virus yang menyerang dan merusak sistem imun tubuh dengan cara menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Sel CD4 ini merupakan jenis sel darah putih.
Baca Juga: Dibuang di Pinggir Jalan, Warga Temukan Bayi Dalam Kardus di Cicurug Sukabumi
Semakin banyak sel CD4 yang rusak hancur maka akan menyebabkan kekebalan tubuh manusia jadi semakin lemah. Ha tersebut pada akhirnya akan menjadikan seseorang lebih rentan terserang berbagai penyakit.
Perlu diketahui jika HIV berbeda dengan AIDS. HIV merupakan sebutan untuk virusnya, sedangkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan infeksi HIV yang tak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius. Dengan kata lain AIDS merupakan kondisi stadium akhir dari infeksi virus HIV.
Lalu apa saja faktor risiko penularan HIV pada manusia? Berikut penjelasannya yang mengutip dari laman RSUD dr. Mohamad Soewandhie Surabaya.
HIV bisa masuk ke dalam tubuh melalui dua jalur yaitu cairan kelamin dan darah. Melihat dari dua hal tersebut diketahui jika faktor risiko HIV berhubungan dengan kedua hal tersebut antara lain:
Baca Juga: Perkenalkan: Elsa Nuryani, Putri Nelayan Palabuhanratu 2023 Sukabumi
- Sering berganti pasangan
- Melakukan hubungan seksual yang beresiko baik homoseksual maupun heteroseksual
- Menggunakan jarum suntik narkoba secara bersamaan
- Penularan dari ibu hamil yang mengidap HIV/AIDS melalui plasenta ke janin
Gejala HIV
Ada beberapa gejala HIV jika telah masuk ke dalam tubuh dengan dibagi kedalam beberapa tingkatan yaitu;
Baca Juga: Gawat! Murad dan Taslim Digulung 6 Orang di Preman Pensiun 8, Selamatkah?
- Stadium 1: Fase ini disebut sebagai infeksi HIV asimtomatik dimana gejala HIV awal masih tidak terasa. Fase ini belum masuk kategori sebagai AIDS karena tidak menunjukkan gejala. Penderita (ODHA) pada fase ini masih terlihat sehat dan normal namun penderita sudah terinfeksi serta dapat menularkan virus ke orang lain.
- Stadium 2: Daya tahan tubuh ODHA pada fase ini umumnya mulai menurun namun, gejala mulai muncul dapat berupa penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, infeksi saluran pernapasan, infeksi jamur pada kuku dan jari-jari, timbul bintil kulit berisi air dan berulang dalam lima tahun, gatal pada kulit, gangguan kulit yang menyebabkan kulit bersisik, berketombe, dan berwarna kemerahan dan radang mulut dan stomatitis yang berulang.
- Stadium 3: Pada fase ini mulai timbul gejala-gejala infeksi primer yang khas sehingga dapat mengindikasikan diagnosis infeksi HIV/AIDS. Gejala pada stadium 3 antara lain seperti diare kronis yang berlangsung lebih dari satu bulan tanpa penyebab yang jelas, penurunan berat badan kurang dari 10% berat badan, demam yang terus hilang dan muncul selama lebih dari satu bulan, Infeksi jamur di mulut, muncul bercak putih pada lidah yang tampak kasar, tuberkulosis paru, radang mulut akut, penurunan sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
- Stadium 4: Fase ini merupakan stadium akhir AIDS yang ditandai dengan pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh dan penderita dapat merasakan beberapa gejala infeksi oportunistik yang merupakan infeksi pada sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Baca Juga: 5 Laga Sisa PSM Makassar, Jalan Menuju Gelar Juara Liga 1?
Apabila menyadari perilaku yang kita lakukan beresiko tertular HIV, segeralah melakukan pemeriksaan ke dokter untuk mendapatkan penanganan sebelum virus tersebut berkembang labih parah di dalam tubuh.
Pengobatan HIV
Penderita yang telah terinfeksi HIV harus segera mendapatkan pengobatan berupa antiretroviral (ARV). Pengobatan ini bertujuan untuk mencegah virus HIV menggandakan diri dan menghancurkan sel CD4.
Pengobatan ini dapat digunakan untuk ibu hamil agar mencegah penularan HIV ke janin. Namun perlu diingat bahwa pengobatan ini harus dilakukan rutin dan diminum sesuai jadwal, di waktu yang sama setiap hari agar perkembangan virus dapat dikendalikan.
Baca Juga: Tempat Camping di Cianjur, Cocok Nikmati Dinginnya Udara Kaki Gunung Gede Pangrango
Pencegahan HIV
Penularan HIV dapat dicegah melalui langkah-langkah sebagai berikut:
- Saling setia terhadap pasangan, hindari berganti-ganti pasangan
- Hindari penggunaan narkoba terutama melalui jarum suntik
- Edukasi HIV yang benar mengenai cara penularan, pencegahan, dan pengobatannya, dapat
- membantu mencegah penularan HIV di masyarakat.