SUKABUMIUPDATE.com - UPTD Puskesmas Ciracap mencatat 22 kasus Human Immunodeficiency Virus atau HIV di Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi. Data yang disampaikan ini dihitung sejak Januari 2023 hingga sekarang.
"Saat ini ada 22 kasus HIV di Kecamatan Ciracap. Mereka usia 5 sampai 38 tahun. Usia 5 tahun penularan dari ibunya, kemungkinan dari suaminya. Kebanyakan yang lain akibat seks bebas," kata Kepala UPTD Puskesmas Ciracap Nana Resna Rahayu, Kamis (9/2/2023).
Nana menyebut para pengidap merupakan laki-laki dan perempuan, namun secara jumlah lebih banyak laki-laki dengan pekerjaan buruh harian lepas. Sementara pengidap perempuan, ada ibu rumah tangga dan ada yang berstatus janda.
Baca Juga: 1.968 Kasus HIV di Kota Sukabumi, Tahun 2022 Mayoritas dari Penyimpangan Seks
Pada 2022, kata Nana, terdapat tiga kasus kematian HIV di Kecamatan Ciracap (di luar 22 kasus saat ini). Ketiganya adalah satu anak dan dua orang dewasa. Nana mengatakan mereka meninggal lantaran keterlambatan minum obat.
"Makanya kami berupaya agar tidak ada kasus baru atau kematian karena HIV dengan membuka layanan perawatan dukungan dan pengobatan (PDP) HIV," ujar Nana.
"Kami sudah membentuk tim layanan HIV Puskesmas Ciracap dan saat ini sedang mengikuti pelatihan kerja atau On The Job Training (OTJ) PDP dari Kementerian Kesehatan RI. Pelatihan dilakukan lima hari dari Senin sampai Jumat di aula kantor Puskesmas Ciracap," imbuh dia.
Nana mengatakan kegiatan tersebut bertujuan untuk memudahkan pelayanan terhadap pasien penderita HIV, baik dalam pemeriksaan maupun pengobatan.
Mengutip www.alodokter.com, HIV adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Jika makin banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit.
Baca Juga: 1 Desember Hari AIDS Sedunia, Perbedaan AIDS dan HIV yang Harus Diketahui
HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut Acquired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS. AIDS adalah stadium akhir dari infeksi HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.
Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, dan ASI. Perlu diketahui, HIV tidak menular melalui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, atau sentuhan fisik.
Penderita yang telah terdiagnosis HIV harus segera mendapatkan pengobatan berupa terapi antiretroviral (ARV). ARV bekerja mencegah virus HIV bertambah banyak sehingga tidak menyerang sistem kekebalan tubuh.