SUKABUMIUPDATE.com - Wabup Iyos Somantri mendorong camat dan kepala desa di Kabupaten Sukabumi memprioritaskan program aksi penanganan stunting. Iyos yang juga menjabat sebagai Ketua TPPS atau Tim Percepatan Penurunan Stunting menyebut 5,3 persen dari seribu balita di Kabupaten Sukabumi mengalami stunting.
Hal itu disampaikan Iyos Somantri saat membuka acara Review Kerja Tahunan Aksi Konvergensi Stunting di Aula Sekretariat. Palabuhanratu, Rabu, 25 Januari 2023.
"Betapa pentingnya menangani kasus stunting ini sehingga harus serempak bersama sama untuk terus menurunkannya, maka dari itu camat yang juga sebagai ketua TPPS harus banyak gerakan," ungkap Wabup dikutip dari portal resmi Pemkab Sukabumi.
Baca Juga: Rumah Panggung di Cimanggu Sukabumi Kebakaran, Motor Beat Ikut Hangus
Wabup Iyos menjabarkan bahwa Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) angka stunting di Kabupaten Sukabumi di angka 24,2 persen dengan sampling 200 ribu balita.
“Namun hasil penelitian pemda di angka 5,3 Persen dengan sampling seribu balita. Maka kita fokus pada angka 5,3 persen ini,” jelas Iyos. "Kita ingin revalidasi angka 5,3 persen tersebut dengan betul-betul yang nantinya data itu akan digitalisasikan oleh dinas kominfosan. Selain itu juga akan ditindaklanjuti melalui Gerakan Aksi Deteksi dan Intervensi Stunting (Gadis Sukabumi)," sambungnya.
Wabup juga menjabarkan saat ini ada 2800 ibu hamil di Kabupaten Sukabumi yang mengalami KEK (kekurangan energi kronis) dan anemia. Masalah ini menjadi program prioritas yang akan ditangani mulai Februari 2023 dalam rangka penanganan stunting.
Baca Juga: Kenapa Buah Kecubung Bikin Halusinasi? Simak Penjelasan
"Para ibu ini harus diintervensi segera. Kita butuh peran camat yang juga sebagai ketua TPPS wilayah dan Kepala desa," pintanya
Wabup juga berpesan peran aktif masyarakat. Memantau lingkungan dan melaporkan ke pihak desa dan kecamatan, jika ada kasus stunting di sekitarnya.
"Masyarakat jangan malu apabila keluarganya mengalami stunting, maka harus lapor ke pemerintah desa atau Kecaman untuk ditindaklanjuti,"papar Iyos Somantri.
Baca Juga: Dibalik Anjloknya Skor Indeks Persepsi Korupsi Indonesia tahun 2022
Masih dalam acara tersebut, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi Ardiana Trisnawiana kembali menjelaskan tentang delapan aksi upaya penurunan stunting.
Mulai dari analisa situasi, rencana kegiatan, rembug stunting, perbup/perwal tentang peran desa, kader pembangunan manusia, manajemen data, pengukuran dan publikasi, serta review kinerja tahunan.
"Review kerja tahunan aksi konvergensi stunting bertujuan untuk melihat capaian percepatan penurunan stunting di Kabupaten Sukabumi. Bahan laporan serta feedback penyusunan rencana delapan aksi konvergensi khususnya menjadi analisis situasi di tahun 2023,” beber Ardiana Trisnawiana.
Sumber: Advertorial