SUKABUMIUPDATE.com - Temuan botol miras merek Intisari di salah satu ruangan kantor Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Sukabumi, Jalan Siliwangi No.10 Kecamatan Palabuhanratu, bikin heboh. Jadi perbincangan karena Kabupaten Sukabumi punya peraturan daerah atau Perda tentang larangan minuman beralkohol yang berusaha mencegah dampak negatif dari minuman beralkohol atau minol.
Diketahui, penemuan botol miras dengan isi masih setengah botol itu didokumentasikan LSM Gerakan Penyelamat Uang Negara (Gapura) Kabupaten Sukabumi saat menggelar audiensi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) di Kantor Kesbangpol yang berada di area Setda Kabupaten Sukabumi pada Selasa 17 Januari 2023 yang lalu.
Dilihat dari jenisnya minuman keras yang ditemukan di ruangan Setda Sukabumi tersebut masuk kategori minuman keras golongan B. Dengan kadar alkohol 5-20%, Intisari sendiri punya kadar alkohol 14,7 persen.
Temuan tersebut menjadi ironi, ditengah upaya Pemkab Sukabumi mencegah dampak negatif dari konsumsi minol di tengah masyarakat. Pemkab bahkan sudah memiliki Peraturan Daerah tentang larangan minuman beralkohol, no.7 tahun 2015 pasal 4.
Disebutkan bahwa tujuan dari Perda tersebut adalah :
a. melindungi masyarakat dari dampak negatif yang ditimbulkan oleh minuman
beralkohol;
b. menumbuhkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya minuman berakohol; dan
c. menciptakan ketertiban dan ketentraman di masyarakat dari gangguan yang
ditimbulkan oleh minuman beralkohol.
Baca Juga: Heboh Botol Miras di Setda Palabuhanratu Sukabumi, Ini Respons Bupati
Melansir hallosehat.com, konsumsi minuman keras dalam jumlah sedikit mungkin tidak akan langsung menimbulkan bahaya fatal. Tapi, sejak awal meminumnya, anda akan merasakan sejumlah efek yang ditimbulkan alkohol bagi tubuh.
Bagaimana alkohol mempengaruhi tubuh?
Pada dasarnya, semakin banyak dan sering seseorang mengkonsumsi alkohol, maka semakin besar pula efek yang akan mereka rasakan pada tubuhnya.
Saat mengkonsumsi alkohol, seseorang akan merasakan beberapa efek pada tubuh. Efek ini dapat bersifat ringan hingga cukup parah, yang biasa kita sebut mabuk. Simak sejumlah gejala yang dapat ditimbulkan dari mengonsumsi alkohol sejak tegukan pertama.
1. Jantung berdebar tidak teratur.
Beberapa orang merasakan jantung berdebar tidak teratur setelah minum alkohol. Alkohol memang dapat memberikan pengaruh pada jantung. Bila terus melanjutkan kebiasaan minum alkohol, maka risiko bisa mengalami atrial fibrilasi atau gangguan irama jantung dapat meningkat.
Baca Juga: Anggur Merah dan Intisari, Polisi Sita Puluhan Botol Miras di Jampangkulon Sukabumi
2. Koordinasi tubuh terganggu
Anda tentu mengetahui adanya larangan mengemudi di bawah pengaruh alkohol. Zat alkohol bisa mengganggu kemampuan koordinasi antara visual otak dan kendali otot-otot pada tubuh.
Alkohol juga bisa melemahkan pandangan yang dikendalikan otak serta mengganggu kontrol bagian tubuh mana yang ingin digerakkan. Kondisi ini bisa membahayakan nyawa bila Anda tetap nekat mengemudi atau mengoperasikan mesin.
3. Mual dan muntah
Efek ini adalah salah satu yang paling sering terjadi setelah Anda minum alkohol. Saat Anda mengonsumsi alkohol, enzim di dalam hati mulai bekerja memecah zat dengan kecepatan sekitar satu gelas per jam.
Selama proses ini berlangsung, zat alkohol dipecah menjadi asetaldehida. Bila kadar asetaldehida menjadi terlalu tinggi, organ hati tidak akan mampu menampungnya. Akibatnya, hati akan bereaksi dengan membuat Anda muntah untuk mengeluarkan kelebihan alkohol.
Baca Juga: Ribuan Botol Miras Hasil Operasi Pecah di Terminal Sukabumi
4. Wajah memerah
Alkohol juga bisa membuat wajah Anda tampak merah merona. Seringnya, efek ini muncul karena tubuh kesulitan dalam mencerna alkohol sepenuhnya.
Pada orang-orang yang sensitif dengan alkohol, mereka memiliki versi gen aldehid dehidrogenase 2 (ALDH2) yang salah. ALDH2 adalah enzim yang berfungsi untuk memecah zat asetaldehida dalam alkohol. Ini membuat asetaldehida menumpuk dalam tubuh dan menimbulkan semburat merah pada wajah saat sedang mengkonsumsi alkohol.
5. Perubahan suasana hati
Alkohol dapat menjadi depresan yang mempengaruhi tingkat hormon yang mengatur kebahagiaan dalam otak seperti serotonin dan dopamin. Karena alasan ini, Anda tak perlu heran jika di hari berikutnya Anda merasa cemas dan sedih, meski malam sebelumnya alkohol membuat Anda merasa sangat bergairah.
6. Perubahan suhu tubuh
Pernahkah Anda merasa badan jadi hangat setelah minum alkohol? Ya, alkohol memperlebar pembuluh darah dan membuat aliran darah ke kulit jadi lebih lancar. Hal ini membuat kulit Anda memerah dan terasa hangat.
Baca Juga: Amar Makruf Nahi Mungkar, Anggota DPRD Sukabumi Ini Bicara Perda Miras
Namun, efek ini tidak bertahan lama. Panas dari aliran darah tersebut langsung keluar dari tubuh Anda. Begitu proses ini berakhir, suhu tubuh Anda akan kembali menurun.
7. Bicara cadel dan meracau
Tak lama setelah minum alkohol, Anda jadi lebih santai, ingin bersosialisasi, dan mungkin juga jadi lebih banyak bicara. Bila Anda terus minum setelahnya, Anda akan mulai kesulitan membentuk kata-kata dan berbicara tidak jelas.
Alkohol dapat memengaruhi jumlah asam gamma-aminobutyric (GABA) di otak. Bila asam ini terlalu tinggi, kemampuan otak dalam memproses informasi yang dikirim dari tubuh akan terganggu. Alhasil, Anda akan bicara meracau.
8. Sering buang air kecil
Setiap harinya, otak mengeluarkan hormon yang mengatur ginjal agar tidak menghasilkan terlalu banyak urine. Namun, konsumsi alkohol dapat menunda proses ini.
Baca Juga: Lindungi Warga Sukabumi, Fraksi Demokrat Tolak Revisi Perda Miras
Akibatnya, Anda jadi lebih sering buang air kecil dan membuat Anda dehidrasi. Bila kebiasaan ini terus terjadi, bukan tidak mungkin efek racun alkohol serta beban kerja yang lebih ekstra akan melemahkan ginjal Anda.
Penting untuk dipahami bahwa tingkat keparahan efek jangka pendek alkohol pada tubuh biasanya tergantung pada seberapa banyak seseorang meminumnya. Faktor lain seperti jenis alkohol, asupan cairan tubuh, serta makanan yang dikonsumsi sebelum minum alkohol juga mempengaruhi seberapa parah efek yang ditimbulkan.
Itulah dampak negatif yang dirasakan akibat konsumsi minuman keras, sangat beralasan jika kemudian Pemkab sukabumi memiliki Perda larangan minuman beralkohol.