Lepaskanlah! Inilah Dampak Buruk Menahan Kentut Bagi Kesehatan

Jumat 27 Januari 2023, 19:00 WIB
Ilustrasi. Menahan kentut ternyata bisa menyebabkan dampak buruk untuk kesehatan | Foto: Unplash/Volodymyr Hryshchenko

Ilustrasi. Menahan kentut ternyata bisa menyebabkan dampak buruk untuk kesehatan | Foto: Unplash/Volodymyr Hryshchenko

SUKABUMIUPDATE.com - Menahan kentut bisa menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan, karena itu jika merasa ingin kentut sebaiknya tidak ditahan.

Buang gas yang ada di dalam perut atau biasa disebut kentut sendiri memang menjadi hal yang normal dilakukan manusia.

Namun, kentut sebaiknya tidak dilakukan di tempat yang disana terdapat banyak orang karena bisa menimbulkan rasa tidak nyaman untuk orang lain, mengingat gas yang keluar memiliki aroma yang tidak sedap.

Baca Juga: Jika Sulit Kentut Jangan Dianggap Sepele, Bisa Jadi Gejala Penyakit Serius

Lalu, apa yang menyebabkan manusia melakukan buang gas (kentut)?

Hal tersebut terjadi akibat banyaknya gas di dalam usus. Melansir dari Tempo.co, penyebab afanya gas di usus, salah satunya karena banyak udara masuk.

Misalnya karena makan terlalu cepat atau mengunyah permen karet. Penyebab kedua yakni mikrobioma menghasilkan gas saat memfermentasi serat. Ketika usus besar memecah makanan maka menghasilkan gas seperti hidrogen, karbon dioksida, dan metana, menurut Nemours Children's Health.

Baca Juga: 7 Alamat Proxy Whatsapp Indonesia Gratis, Pake WA Gak Perlu Terhubung Internet

Karena itulah tubuh memiliki gas di saluran pencernaan dan begitu menumpuk maka perlu dilepaskan dengan salah satu dari dua cara, bersendawa atau kentut, seperti kata direktur neurogastroenterologi dan motilitas di Lenox Hill Hospital, Elena Ivanina.

Apapun penyebabnya, gas yang tidak dilepaskan melalui sendawa akan melewati saluran pencernaan ke tujuan akhir, yakni anus.

"Kentut hanyalah melepaskan gas melalui anus saat tiba di rektum," kata Ivanina.

Bagaimana bila kentut ditahan?

Saat menahan kentut, tubuh mengencangkan otot sfingter anus, yaitu otot yang yang membantu mengontrol waktu buang air besar. Kemudian, karena gas tidak bisa ke mana-mana maka tetap terperangkap di saluran pencernaan setidaknya untuk sementara.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Film Titanic yang Akan Tayang Lagi 10 Februari 2023

"Jika tidak mengeluarkan gas, itu tetap berada di usus," tutur Ivanina.

Tetapi, usus merupakan satu tabung panjang yang berarti satu bagian mempengaruhi yang lain. Oleh karena itu, gas yang tidak keluar dari dubur dapat menyebabkan gejala yang tidak diinginkan di bagian lain saluran pencernaan.

Dampak menahan kentut

Ada berbagai akibat menahan kentut, salah satunya menyebabkan perut kembung. Ivanina menuturkan kembung terjadi saat usus mengembang akibat gas dan memakan lebih banyak ruang di rongga perut.

Baca Juga: CCTV Rekam Cici, Beberapa Jam Sebelum Ditemukan Tewas di Sungai Cipelang Sukabumi

Menahan kentut juga bisa merasa tak nyaman karena semakin usus mengembang dengan gas, maka semakin tidak nyaman rasanya. Dengan semua tekanan yang terbentuk di tubuh, tak heran mengapa menahan kentut dapat menyebabkan sakit perut.

Selain itu, kentut yang terjebak dapat menemukan jalan ke paru-paru. Menurut Ivanina, beberapa gas diserap melalui dinding usus ke dalam aliran darah dan akhirnya bisa sampai ke paru-paru dan diembuskan. Tetapi, ini tak berarti gas yang dikeluarkan melalui mulut berbau kentut.

Di sisi lain, menahan kentut dapat menyebabkan masalah pada orang dengan kondisi langka dan berbahaya seperti obstruksi usus. Obstruksi terjadi ketika ada penyumbatan di saluran pencernaan yang menghalangi makanan atau kotoran yang melewati usus.

Baca Juga: Spesifikasi Motor Grand Filano Hybrid Skutik Baru Bergaya Klasik, Cek Harganya!

Ivanina mengatakan dengan menahan kentut, orang bisa meningkatkan tekanan intra abdomen dan memperburuk distensi yang bahkan bisa mengakibatkan robekan.

Kebiasaan menahan kentut terlalu sering bisa berbahaya dalam jangka panjang, karena berpotensi menyebabkan perkembangan divertikulosis, yakni adanya kantong di saluran pencernaan karena tekanan yang meningkat di usus besar dan dinding usus yang melemah. Namun, ini hanyalah hipotesis yang saat ini tidak didukung oleh penelitian.

Sumber: Tempo.co

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita

Mengapa Kentut Tidak Bersuara Lebih Bau?

Kamis 10 Februari 2022, 14:55 WIB
Mengapa Kentut Tidak Bersuara Lebih Bau?
Berita Terkini
Sukabumi24 November 2024, 23:11 WIB

Mobil Jazz Merah Ngebut, Penyebab Kecelakaan Beruntun Maut di Sukaraja Sukabumi

Peristiwa kecelakaan beruntun maut di Sukabumi yang melibatkan empat mobil dan satu motor itu mengakibatkan satu orang tewas dan 6 orang lainnya terluka.
Mobil Honda Jazz merah penyebab kecelakaan beruntun di Sukaraja Sukabumi saat dievakuasi. (Sumber : Istimewa)
Sukabumi24 November 2024, 22:51 WIB

Kecelakaan Beruntun di Sukaraja Sukabumi Libatkan 5 Kendaraan, 1 Korban Meninggal

Berikut kronologi kecelakaan beruntun di Sukaraja Sukabumi yang libatkan 5 kendaraan.
Kondisi kendaraan yang terlibat kecelakaan di Sukaraja Sukabumi. (Sumber : Istimewa)
Nasional24 November 2024, 22:15 WIB

Siap-siap, Harga Rumah Diproyeksi Bakal Naik Imbas Kebijakan PPN 12 Persen

Kenaikan tarif PPN 12 Persen mulai tahun depan ini disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja dengan komisi XI DPR pekan lalu.
Ilustrasi rumah. (Sumber : Shutterstock)
DPRD Kab. Sukabumi24 November 2024, 21:24 WIB

Reses Loka Tresnajaya di Desa Kutajaya Sukabumi, Infrastruktur Mendominasi Aspirasi

Menurut Loka, Desa Kutajaya adalah salah satu desa terluas di Cicurug namun masih memiliki sejumlah wilayah yang belum tersentuh aspal.
Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi dari Partai Golkar, H.M. Loka Tresnajaya menggelar reses di Kampung Pereng, Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug, Sabtu 23 November 2024. (Sumber : Istimewa)
Sehat24 November 2024, 21:02 WIB

Tukak Lambung Pada Anak : Ketahui Gejala dan Penyebabnya

Tukak lambung atau yang juga dikenal sebagai tukak peptik diketahui sangat jarang terjadi pada anak-anak dibandingkan orang dewasa, tetapi ternyata hal ini terjadi lebih sering daripada yang dibayangkan.
Ilustrasi seorang anak menderita tukak lambung (Sumber : Freepik/@freepik)
Sukabumi24 November 2024, 20:23 WIB

10 Penumpang Terluka, Kronologi dan Dugaan Penyebab Bus Terguling di Lingsel Sukabumi

Berikut kronologi dan dugaan penyebab bus terguling di jalur Lingkar Selatan atau Lingsel Kota Sukabumi.
Bus yang terguling di Jalur Lingkar Selatan Kota Sukabumi saat dievakuasi oleh mobil derek. (Sumber Foto: Istimewa)
Life24 November 2024, 20:00 WIB

3 Legenda Curug Sanghyang Taraje, Tapak Sangkuriang Hingga Tangga Menuju Kayangan

Konon, Sangkuriang ingin mengambil bintang untuk Dayang Sumbi, ibu yang sangat dicintainya. Untuk mencapai bintang, Sangkuriang melewati Curug Sanghyang Taraje, yang dianggap sebagai tangga menuju kayangan.
Curug Sanghyang Taraje. Foto: IG/smiling.westjava
Mobil24 November 2024, 19:26 WIB

Sejarah dan Kisah Angkutan Umum di Pajampangan Sukabumi

Keberadaan angkutan umum di wilayah Sukabumi Selatan tersebut sudah ada sekitar tahun 1921, dengan jurusan Soekaboemi-Soerade.
Angkutan umum pertama Surade-Sukabumi (Sumber : Istimewa)
Sukabumi24 November 2024, 19:05 WIB

Diduga Depresi, Lansia Asal Cidahu Sukabumi Tewas Tergantung di Rumah Kosong

Berikut kronologi dari keluarga terkait tewasnya lansia asal Cidahu Sukabumi yang ditemukan tergantung di dalam rumah kosong.
TKP pria lansia ditemukan tewas tergantung di Cidahu Sukabumi. (Sumber : Istimewa)
Sehat24 November 2024, 19:00 WIB

Donor Jantung untuk Penderita Gagal Jantung, Ketahui 4 Hal Berikut Ini!

Donor Jantung adalah orang yang memberikan jantungnya untuk transplantasi kepada penderita gagal jantung.
Ilustrasi. Donor Jantung untuk Penderita Gagal Jantung, Perhatikan 4 Hal Berikut. (Sumber : Freepik/freepik)