SUKABUMIUPDATE.com - Ngalenyap adalah istilah dalam bahasa Sunda yang kerap digunakan oleh masyarakat, termasuk Sukabumi. Ngalenyap bahkan lebih dinikmati oleh sebagian orang dibandingkan tidur seutuhnya.
Ngalenyap diartikan sebagai situasi saat seseorang tidur secara tidak sengaja dalam waktu yang singkat. Warga Sukabumi harus tahu! Ngalenyap tak hanya terkenal di tatar sunda melainkan juga di seluruh indonesia hingga dunia. Ya, tentu dengan nama yang berbeda, microsleep.
Melansir laman sleepfoundation.org, ngalenyap atau microsleep mengacu pada periode tidur yang sangat singkat yang dapat diukur dalam hitungan detik, bukan lagi menit atau jam. Bahkan jika Anda tidak terbiasa dengan kata microsleep atau micro napping, Anda mungkin pernah mengalami fenomena ini atau menyaksikan orang lain mengalaminya.
Baca Juga: Pamit Pergi Pengajian, Ini Identitas Mayat Wanita di Sungai Cipelang Sukabumi
Saat ngalenyap, seseorang mungkin tertidur atau tetap membuka mata dan terlihat terus terjaga. Terlepas dari bagaimana ngalenyap terjadi, otak mereka tidak memproses informasi eksternal seperti biasanya.
Ngalenyap atau microsleep paling mungkin terjadi ketika seseorang kurang tidur. Karena itu, banyak orang dengan gangguan tidur, seperti gangguan kerja shift atau apnea tidur obstruktif, kerap ngalenyap di sela-sela waktunya.
Ngalenyap juga dapat terjadi pada orang yang tidak memiliki gangguan tidur hingga tidak kekurangan tidur sama sekali. Meskipun, ngalenyap atau microsleep lebih umum terjadi pada orang dengan tugas berulang/monoton, seperti mengemudi di jalan raya yang sepi.
Mengenal Ngalenyap: Episode Microsleep Ketika Tidur Singkat Amat Nikmat
Para peneliti umumnya mendefinisikan ngalenyap atau microsleep sebagai episode tidur yang berlangsung selama 15 detik atau kurang. Selama episode ngalenyap ini orang kehilangan kendali sadar atas kinerja mereka. Para ilmuwan bekerja untuk lebih memahami apa yang terjadi di otak selama periode ngalenyap berlangsung dengan mempelajari fenomena tersebut pada manusia dan hewan.
Ngalenyap atau microsleep terkadang disebut juga sebagai behavioral microsleep karena ditandai dengan perubahan perilaku. Ada kemungkinan perbedaan episode microsleep antara orang yang satu dan yang lainnya, meski sering kali diidentifikasi oleh seseorang yang memejamkan mata sebentar atau mengalami penyimpangan perhatian.
Peneliti dapat mendeteksi ngalengyap ini dengan mengukur aktivitas otak, dengan mengamati wajah dan tubuh seseorang, atau dengan menguji kinerja psikomotor mereka.
Selama episode ngalenyap atau microsleep, gelombang otak yang diukur dengan electroencephalogram (EEG) terasa melambat. Pemindaian otak yang dilakukan menggunakan pencitraan resonansi magnetik fungsional (fMRI) menunjukkan bahwa microsleep melibatkan aktivitas otak yang berbeda dari yang ditemukan pada tidur biasa. Selama ngalenyap pula, sebagian besar otak yang dinonaktifkan selama tidur tetap aktif, termasuk area otak yang didedikasikan untuk tetap terjaga.
Saat ngalenyap, otak pun merespons suara secara berbeda dibandingkan saat terjaga atau tidur. Otak memiliki reaksi sebagai respons terhadap suara selama microsleep, tetapi pola reaksi yang tidak sama ditemukan saat seseorang terjaga. Misalnya, selama microsleep, otak tampaknya tidak membedakan suara dengan nada yang berbeda.
Namun demikian, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami semua hal tentang ngalenyap yang disebut berbeda dari tidur dan terjaga. Serta perlu dilakukan penelitian tentang mengapa manusia bisa ngalenyap dan itu terasa nikmat.
Sumber: Sleepfoundation.org