SUKABUMIUPDATE.com - Bersepeda termasuk aktivitas olahraga aerobik yang mana jantung, pembuluh darah hingga paru-paru bergerak dan merasakan olahraga.
Bersepeda diyakini dapat meningkatkan fungsi tubuh bagian bawah secara keseluruhan dan memperkuat otot dan tulang kaki tanpa membebani persendian.
Namun, mengapa setelah bersepeda kaki atau badan terasa sakit dan pegal-pegal?
Baca Juga: Wisata Curug di Sukabumi, Cikaso Jadi Tempat Bersemayam Prabu Siliwangi?
Mengutip Tempo.co, alasannya kemungkinan akibat posisi tubuh yang kurang tepat selama bersepeda.
Demikian menurut Country Manager Brompton Bicycle Indonesia, Kevin Wijaya.
"Kadang, orang bisa pegal segala macam itu lebih karena dia menggunakan sepeda dengan cara yang salah. Jadi, bukan karena dia bersepeda tapi lebih ke arah dia enggak pemanasan atau posisi tubuh yang salah tapi dipaksakan," ujar Kevin, dikutip Kamis (19/1/2023).
Baca Juga: 5 Manfaat Rutin Bersepeda, Salah Satunya Bisa Memperbaiki Postur Tubuh
Agar tubuh tetap dalam posisi yang baik selama bersepeda, ia menyarankan untuk memastikan tinggi sadel sejajar dengan pinggul.
Ketika menduduki sadel dan kaki dapat menapak ke permukaan tanah dengan mudah, maka Anda perlu menaikkan sadel.
Kemudian ketika proses mengayuh, pastikan lutut tidak terlalu tertekuk.
"Jadi disarankan ketika sedang diduduki memang agak sedikit jinjit, tapi ketika gowes lututnya tidak terlalu tertekuk," ujarnya.
"Berasa kok nanti. Kalau kakinya terlalu menekuk pas lagi gowes, itu pasti gampang pegal.".
Baca Juga: Sebelum atau Setelah Olahraga, Kapan Waktu yang Tepat Makan Pagi? Simak Tipsnya!
Selain memastikan tinggi sadel, ketika bersepeda Anda juga perlu menyesuaikan setang sepeda dengan tinggi badan. Jika tubuh tidak terlalu tinggi, disarankan untuk menggunakan setang medium atau tinggi.
"Ini agar posisi badan tidak terlalu ke depan dan tidak membuat kemungkinan untuk cedera karena tertekuk," jelas Kevin.
"Tapi kembali lagi pada pilihan. Kalau misalnya (badan) tidak terlalu tinggi tapi suka sporty, karena ada proses aerodinamika di mana kalau posisi badan maju ke depan, kita merobek angin sehingga bisa lebih laju. Tapi tetap disarankan kalau untuk santai, medium atau high akan lebih baik," tegasnya.
Sumber : Tempo.co