SUKABUMIUPDATE.com - Begadang menjadi salah satu kebiasaan yang memiliki dampak negatif untuk kesehatan.
Tak main-main, terlalu sering begadang bisa menyebabkan masalah kesehatan contohnya seperti mempengaruhi fungsi metabolisme otak yang dapat menyebabkan demensia atau pikun.
Begitu pendapat psikiater klinis dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo, Gina Anindyajat seperti dikutip dari Tempo.co.
Baca Juga: Anti Begadang, Inilah 9 Tips Mengatasinya Susah Tidur saat Malam
“Akibatnya di masa yang akan datang seseorang yang kebiasaan tidur larut malam akan berisiko mengalami gangguan fungsi kognitif yang terkenal dengan demensia atau pikun,” ucapnya dalam diskusi daring dengan tema "Membangun Keselarasan Dunia Kerja dengan Kehidupan Pribadi", Rabu, 18 Januari 2023.
Psikiater yang juga praktik di Klinik Angsamerah ini menambahkan kebiasaan ini akan menghambat otak yang seharusnya melakukan fungsi perbaikan di malam hari pada saat tidur.
Selain itu, pada usia pekerja, kebiasaan begadang juga akan menimbulkan gangguan konsentrasi sehingga timbul masalah dalam menyelesaikan pekerjaan dan berujung pada perubahan suasana hati yang menjadi lebih sensitif terhadap sekitar.
Baca Juga: Jadwal Tayang Preman Pensiun 8, Simak Info Terbarunya Langsung dari Sang Sutradara
“Pada orang yang sulit tidur ada perubahan suasana perasaan lebih sensitif lebih mudah marah, toleransi sosialnya rendah, jadi alih-alih kerjaannya cepat selesai malah tambah ruwet dan jadi tekanan baru,” ujar Gina.
Begadang Bisa Sebabkan Obesitas
Tak hanya itu, kebiasaan tidur malam yang dibarengi dengan konsumsi makanan cepat saji atau makanan instan juga dapat menyebabkan masalah kesehatan yang mengintai di kemudian hari.
Baca Juga: Kisah Masjid di Cibadak Sukabumi, Berdiri di Area Proyek Jembatan Pamuruyan Baru
Mengonsumsi makanan cepat saji yang asin atau manis sambil bekerja larut malam menyebabkan penumpukan lemak karena kurangnya aktivitas fisik.
Akibatnya akan muncul risiko kesehatan seperti stroke, penyakit jantung dan pernapasan, gangguan metabolisme lain, seperti tekanan darah tinggi dan berat badan berlebih atau obesitas.
“Sebetulnya tidur yang cukup adalah investasi di masa muda untuk masa tua yang tetap fit dan bugar dan bisa bekerja, kalau perlu bekerja di masa tua,” jelasnya.
Baca Juga: Julang Emas Mati Ditembak, Burung Ikon Geopark Ciletuh Sukabumi Kini Tersisa 3 Ekor
Ia menyebutkan dalam konferensi di Inggris mengenai perubahan di masyarakat ternyata mempengaruhi status kesehatan fisik seseorang. Peradaban manusia yang berubah dari waktu ke waktu mempengaruhi penyakit pada manusia di zaman sekarang.
“Kondisi fisik dipengaruhi oleh berbagai hal seperti orang-orang yang kurang aktivitas fisik, makan makanan cepat saji dan minum alkohol, tidur larut malam, ini adalah contoh kebiasaan sederhana yang mungkin kita lakukan sehari-hari dan akhirnya berdampak pada kondisi kesehatan,” tandasnya.
Sumber: Tempo.co