SUKABUMIUPDATE.com - Siapa yang tidak tahu dengan mi instan. Salah satu makanan yang digemari banyak orang ini memiliki banyak rasa yang ditawarkan.
Selain itu, harganya yang terjangkau dan cara penyajiannya yang sederhana juga menjadi salah satu banyak orang menggemari mi instan.
Namun, seperti telah banyak orang tahu jika mi instan masuk dalam kategori makanan tidak sehat, namun cenderung mengabaikannya.
Baca Juga: Resep Mie Carbonara dari Mi Instan Jadi Menu Super Mewah
Namun, hal ini bukan berarti kamu kamu tidak boleh makan mi instan sama sekali. Kamu hanya perlu memperhatikan intensitasnya.
Menyantap mi instan secara berlebihan bisa mengakibatkan masalah kesehatan salah satunya merasa mual dan pusing.
Melansir dari Akurat.co yang merujuk laman health plus.com, Rabu (18/1/2023), ada enam penyebab kenapa orang merasa mual dan pusing setelah memakan mi instan.
Baca Juga: Jadwal Tayang Preman Pensiun 8, Simak Info Terbarunya Langsung dari Sang Sutradara
1. Mi instan mengandung banyak natrium
Mie instan terkenal dengan kandungan karbohidrat dan garam yang cukup tinggi, yang baik dikonsumsi secukupnya dalam sehari.
Jika dalam sekali makan mi instan, kamu sudah bisa memenuhi jumlah natrium harian dalam tubuhmu. Lalu, kemungkinan besar kamu akan mengalami kelebihan natrium pada hari itu.
Mi instan juga tidak mengandung nilai gizi yang cukup, seperti vitamin, serat, dan mineral. Jadi jika kamu makan mi instan secara berlebihan bisa membuatmu kekurangan gizi.
Baca Juga: Persib Kehilangan 1 Pemain, Daftar Perpindahan Pemain Bursa Transfer Liga 1 hingga 17/1
Kelebihan dalam mengonsumsi natrium juga bisa meningkatkan risiko gangguan ginjal serta risiko terkena batu ginjal. WHO merekomendasikan asupan natrium 2 g per/hari.
2. Kandungan MSG yang tinggi
Mie instan mengandung Monosodium Glutamate (MSG), yang merupakan bahan tambahan yang sangat umum ditemukan di banyak olahan makanan. Peran utama MSG adalah untuk meningkatkan rasa dan kelezatan makanan.
Meskipun banyak digunakan dalam banyak jenis makanan dan disetujui untuk dikonsumsi oleh FDA (The Food and Drug Administration), namun ada kekhawatiran mengenai efek jangka pendek dan jangka panjangnya pada tubuh.
Baca Juga: Kisah Masjid di Cibadak Sukabumi, Berdiri di Area Proyek Jembatan Pamuruyan Baru
Konsumsi MSG berlebih bisa menimbulkan gejala seperti sakit kepala, mual, tekanan darah tinggi, kelemahan, otot tegang, nyeri dada, jantung berdebar-debar, dan kemerahan pada kulit.
Jika kamu mengalami salah satu gejala ini setelah mengonsumsi MSG, kamu mungkin mengalami kondisi yang dikenal sebagai kompleks gejala MSG.
3. Rendah serat dan protein
Meskipun mie instan tinggi kalori, namun mie instan sangat rendah serat dan protein. Jika terlalu banyak makan mi instan dapat meningkatkan risiko sembelit, penyakit divertikular dan penurunan bakteri baik di usus. Kamu juga akan mudah merasa lapar karena kandungan protein yang rendah.
Baca Juga: Pelajar SD NTT Sabet Juara 1 Matematika Dunia, Singkirkan 7000 Peserta Termasuk USA!
4. Proses pencernaan mi instan yang lama
Makanan olahan instan, seperti mi instan memang sulit untuk dicerna lambung dan usus, selain karena rendah serat bahan pengawet juga mempengaruhinya.
Dr. Kuo dalam laman HealthPlus.com memaparkan, mi instan cukup lama bertahan didalam perut dibandingkan dengan mi yang dibuat biasa. Mi olahan biasa bisa dicerna dalam 1-2 jam, sedangkan mi instan butuh waktu berhari-hari untuk dicerna.
5. Sensitivitas terhadap makanan tertentu
Ketika seseorang alergi terhadap suatu makanan, lalu tanpa disadari makanannya bersentuhan atau tercampur dengan pemicu, maka akan menimbulkan efek pusing, mual hingga pingsan, setelah 2 jam makanan tersebut dimakan.
Baca Juga: Mendunia, Spot Wisata Karang Kontol Sukabumi Menarik Perhatian Media Amerika dan Inggris
6. Menderita penyakit meniere
Penyakit meniere adalah kelainan pada telinga bagian dalam yang menimbulkan gejala berupa pusing berputar (vertigo), telinga berdengung, dan tekanan pada telinga bagian dalam.
Orang yang menderita penyakit tersebut harus menghindari makanan asin dan mengandung natrium, karena natrium dapat meningkatkan tekanan di telinga bagian dalam yang bisa memperparah pusing, dan menyebabkan mual dan muntah.
Lalu jika sudah kecanduan mi instan? Bagaimana cara mengatasinya? Berikut sejumlah cara berhenti makan mi instan.
Baca Juga: Sinopsis Film 'Bismillah Kunikahi Suamimu’ Akan Segera Tayang di Bioskop
Cara mengatasi kecanduan mi instan
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar tidak kecanduan mi instan, berikut ulasannya;
1. Bertahap, jangan langsung berhenti
Jika kamu sudah kecanduan berat makan mi instan setiap hari, berhenti mengonsumsinya secara tiba-tiba pasti akan sangat berat. Alih-alih berhasil hal ini akan membuat kamu semakin ingin memakannya.
Bertahap untuk tidak makan mie instan bisa jadi solusi, dengan mengurangi frekuensi makan mi instan. Dan lakukan secara konsisten agar berhasil.
Baca Juga: HP iPhone 15 Dikabarkan Tak Akan Lagi Gunakan Tombol Fisik, Apple Ungkap Penggantinya
2. Gunakan rempah alami sebagai bumbu
Bumbu mie instan adalah hal yang paling menggiurkan dan bikin ketagihan. Maka dari itu berhenti makan mi instan bisa dengan cara mengubah bumbunya terlebih dahulu. Awalnya mungkin agak sulit namun lama-kelamaan kamu akan terbiasa dan berhenti memakan mi.
3. Tambahkan sayur dan sumber protein
Daripada ditambahkan olahan bakso daging, lebih baik kamu menggantinya dengan daging ayam atau sapi asli, juga tambahkan sayuran sawi. Sehingga kamu mulai terbiasa makan-makanan sehat. Dan mulai meninggalkan mie instan.
Baca Juga: Just Info! Ada 1.065 Janda dan Duda Baru di Kota Sukabumi, Ini Motif Cerai Mereka
4. Jangan menyimpan mi instan di rumah
Kamu akan lebih mudah berhenti makan mie instan jika tidak menyediakan mie instan di rumah. Dan cobalah untuk stok makanan atau camilan sehat.
5. Belajar masak
Banyak orang mengonsumsi mi instan karena mudah dibuat. Untuk berhenti makan mi instan kamu bisa mulai belajar memasak. Cobalah dengan menu yang mudah terlebih dahulu.
Baca Juga: Tahapan Pemilu 2024, Kapan Pencoblosan Dilakukan? Simak Jadwalnya
Meskipun makanan siap saji bisa menjadi alternatif. Namun pilihkan makanan siap saji yang mengandung nilai gizi yang seimbang dan lebih sehat.
Sumber: Akurat.co