SUKABUMIUPDATE.com - Istilah medis kian familiar di tengah kehidupan masyarakat.
Referensi istilah asing di dunia medis kerap dipermudah dengan adanya perkembangan digitalisasi teknologi masa kini.
Akan tetapi, tak jarang banyak yang salah kaprah dan justru keliru menafsirkan istilah medis ini.
Terminologi medis, misalnya tumor, stroke dan lainnya, seringkali digunakan oleh masyarakat umum dalam mendiagnosis suatu hal berdasarkan temuan awal yang ditemukan.
Baca Juga: Makhluk Mistis Sunda: Konon Jurig Jarian Bikin Gatal, Bagaimana Menurut Medis?
Padahal ini dapat berakibat fatal karena dapat menyebabkan terjadinya kesalahan penanganan yang disebabkan oleh diagnosis awam.
Oleh karena itu, masyarakat awam secara khusus perlu mengetahui istilah umum yang sering digunakan dalam dunia medis agar tidak terjadi kesalahan diagnosis yang menyebabkan kesalahan penanganan.
Dilansir dari laman Times of India via Tempo.co, berikut istilah medis yang sering digunakan secara tidak akurat, dengan penjelasan yang akurat.
1. Istilah Medis: Body Mass Index
Indeks Massa Tubuh seringkali disalah artikan dengan berat badan, padahal dalam istilah medis ini, berat badan memainkan aspek yang signifikan dalam menentukan diagnosis terhadap kesehatan.
Dengan kata lain, diagnosis yang salah terhadap berat badan tubuh, dapat mengakibatkan kesalahan dalam penanganan.
Indeks Massa Tubuh atau Body Mass Index didasarkan terhadap kalkulasi tinggi dan berat badan, yang secara matematis penghitungannya dapat berupa berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam satuan meter.
2. Istilah Medis: Tumor
Tumor seringkali disalah artikan dengan sinonim dari kanker, hal tersebut merupakan kesalahpahaman yang sering terjadi di tengah masyarakat awam.
Padahal, Tumor merupakan sel yang mengalami pertumbuhan dan pembelahan secara abnormal, tumor dapat tumbuh secara jinak ataupun secara invasif. Ketika tumor menjadi kanker, maka dapat menyebar ke bagian tubuh lain dan sifatnya invasif.
Baca Juga: 7 Informasi Seputar Tumor Payudara, dr. Gardika: Bisa Dialami Pria!
3. Istilah Medis: Stroke
Stroke seringkali disalah artikan dengan sinonim dari serangan jantung atau kegagalan jantung, padahal secara medis stroke memiliki kaitan dengan terganggunya suplai darah terhadap otak sehingga menimbulkan kerusakan pada sel jaringan otak.
Meskipun memiliki kesamaan, tetapi secara medis terdapat perbedaan yang fundamental antara kedua penyakit tersebut.
4. Istilah Medis: GERD
Gastroesophageal Reflux Disease atau GERD merupakan penyakit yang seringkali menjadi sinonim dengan peningkatan asam lambung, padahal kedua penyakit tersebut secara medis memiliki perbedaan yang signifikan.
GERD merupakan bentuk yang lebih lanjut dari peningkatan asam lambung atau diare, ketika peningkatan asam lambung terjadi berulang kali menyebabkan kerusakan terhadap esofagus, hal tersebut yang dapat menyebabkan GERD.
Banyak masyarakat awam yang terjebak dalam miskonsepsi dan memahami demensia sebagai salah satu jenis dari penyakit mental.
Padahal demensia bukan merupakan penyakit, melainkan merupakan suatu terminologi yang umum digunakan untuk mengklasifikasi penyakit yang berdampak pada kehidupan sosial individu. Bahkan demensia juga disalah artikan dengan alzheimer, padahal alzheimer merupakan salah satu bentuk umum dari demensia.
Baca Juga: Gangguan Mental di Masa Muda Bisa Tingkatkan Risiko Demensia Saat Lansia
Prognosis merupakan suatu terminologi medis yang digunakan untuk memprediksi suatu penyakit, mulai dari jenis penyakit, durasi penyakit, hingga fungsi dan deskripsi.
Prognosis seringkali disalah artikan dengan istilah diagnosis, padahal secara berurutan diagnosis dilakukan terlebih dahulu lalu prognosis dilakukan setelahnya. Dalam kaitannya dengan kesalahpahaman, banyak orang yang mengira bahwasanya prognosis dilakukan terlebih dahulu daripada diagnosis, padahal ketika merujuk pada aspek fungsi, diagnosis memiliki fungsi lebih awal daripada prognosis.
7. Istilah Medis: Kegagalan Jantung
Terminologi medis kegagalan jantung seringkali disalah artikan dengan serangan jantung, dengan asumsi bahwa kedua terminologi tersebut memiliki arti yang kurang lebih sama.
Padahal secara medis, kedua terminologi tersebut memiliki arti yang berbeda, serangan jantung terjadi ketika pembuluh arteri tersumbat, sedangkan kegagalan jantung terjadi ketika jantung berhenti mengalirkan darah di bagian tubuh manapun tanpa memberikan peringatan apapun.
Sehingga kegagalan jantung dapat berakibat lebih fatal daripada serangan jantung, ketika situasi tersebut tidak mendapat penanganan yang cepat dan tepat.
SUMBER: TEMPO.CO