SUKABUMIUPDATE.com - Umumnya saat bangun tidur di pagi hari tubuh akan merasa segar karena telah beristirahat semalaman.
Namun, beberapa orang kadang mengeluh karena merasa nyeri badan saat bangun tidur, padahal malam hari, Anda bisa tidur nyenyak.
Mengutip dari Tempo.co, ahli penyakit dalam dari Max Hospital, India, Dr Rajiv Dang mengatakan beberapa penyebab nyeri saat bangun tidur adalah karena demam, kelelahan pasca perjalanan, dehidrasi, kontrol diabetes yang buruk dan apnea tidur obstruktif.
Baca Juga: MA Tolak Permohonan Kasasi, Pelaku Pemerkosa 13 Santri, Herry Wirawan Dihukum Mati!
Sementara itu, konsultan penyakit dalam Paras Hospitals Dr Sanjay Gupta mengatakan, seperti disiarkan The Indian Express, beberapa penyebab umum nyeri tubuh salah satunya posisi tidur.
"Secara umum, tidur miring bekerja paling baik untuk sebagian besar orang, terutama mereka yang memiliki masalah pernapasan saat tidur, termasuk apnea tidur obstruktif, ” kata dia.
Menurut dia, tubuh mungkin juga sakit jika kelebihan berat badan. Ini karena beban ekstra membuat leher dan punggung tegang dan mengakibatkan ketidaknyamanan.
Baca Juga: Apa Itu Introvert? Simak Pengertian, Sejarah dan Ciri-Cirinya
Selain itu, kelebihan berat badan juga dapat menyebabkan masalah pernapasan saat seseorang tidur, yang akan berdampak negatif pada kualitas tidur dan perasaan saat bangun. “Rasa sakit fisik Anda bisa berasal dari kasur Anda. Kasur yang buruk adalah salah satu penyebab utama nyeri badan. Kesulitan bernapas saat tidur dapat menyebabkan penyakit jantung dan stroke," kata Gupta.
Dia mengatakan, cara terbaik untuk mengetahui apakah seseorang memiliki masalah kondisi tidur-bernafas adalah dengan menjalani pemeriksaan dengan bantuan dokter.
Di sisi lain, pakar ortopedi dari New Delhi Dr Aman Dua menuturkan, nyeri tubuh di pagi hari juga merupakan gejala utama radang sendi seperti rheumatoid arthritis.
Baca Juga: Termurah Rp 150 Ribu, Daftar Lengkap Harga Tiket Semifinal Piala AFF 2022
Menurut dia, kekakuan di pagi hari adalah gejala yang cukup umum, terutama pada pasien lanjut usia dengan nyeri sendi dan pasien dengan rheumatoid arthritis.
Sumber: Tempo.co