Riset FKP Unhas: Mikroplastik Lebih Banyak Ditemukan dalam AMDK Gelas Plastik

Senin 02 Januari 2023, 20:47 WIB
Ilustrasi air. FKP Universitas Hasanuddin Makassar dengan lembaga FMCG Insights melakukan penelitian mikroplastik terhadap beberapa merek AMDK. |Foto: Freepix/rawpixel.

Ilustrasi air. FKP Universitas Hasanuddin Makassar dengan lembaga FMCG Insights melakukan penelitian mikroplastik terhadap beberapa merek AMDK. |Foto: Freepix/rawpixel.

SUKABUMIUPDATE.com - Peneliti Fakultas Kelautan dan Perikanan (FKP) Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar bersama lembaga FMCG Insights melakukan penelitian beberapa merek air minum dalam kemasan (AMDK). Dari berbagai kemasan, AMDK gelas plastik paling banyak terkontaminasi mikroplastik.

“Dari hasil uji statistik, diketahui bahwa mikroplastik lebih banyak ditemukan pada AMDK gelas plastik jika dibandingkan dengan kemasan botol dan galon plastik,” kata Khusnul Yaqin, salah satu peneliti utama yang bersama timnya melakukan penelitian dan pengambilan sampel di Makassar, Sulawesi Selatan.

Penelitian tim Khusnul dilakukan terhadap beberapa merek AMDK dalam berbagai bentuk kemasan, yaitu botol, galon, dan gelas. Merek AMDK yang dipilih yaitu Aqua, Le Minerale, Vit, Cleo, dan JS. Dari tiap-tiap merek dan kemasan diambil sampel empat buah. Identifikasi polimer dalam penelitian ini menggunakan Fouier-Transform Infrared Spectrometer (FTIR) 8400S Shimadzu.

Baca Juga: Celoteh Warga Sukabumi yang Cari Uang dari Kemacetan, Saat Tol Bocimi Seksi 2 Fungsional

Hasil penelitian ini kemudian mendapati bahwa hanya ada lima dari total 48 sampel yang tidak terkontaminasi oleh mikroplastik. “Dengan kata lain, ada 89,6 persen sampel AMDK yang terkontaminasi mikroplastik,” kata Khusnul.

Konsentrasi partikel mikroplastik yang ditemukan berkisar antara 1,67–12,00 partikel/L. Konsentrasi partikel mikroplastik dengan kuantitas seperti ini, menurut Khusnul, masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan yang pernah ditemukan oleh sejumlah penelitian. Dibandingkan botol dan galon plastik, gelas plastik ternyata menjadi kemasan terbanyak yang terkontaminasi mikroplastik.

“Umumnya bentuk mikroplastik yang ditemukan adalah fiber dan fragmen,” kata Khusnul. “Fiber jumlahnya lebih banyak jika dibandingkan dengan fragmen secara statistik.”

Baca Juga: Warga Surade Sukabumi Terbangkan Lampion Malah Hinggap di Atas Rumah Tetangga

Hasil riset mereka mendapatkan bahwa jumlah fiber mencapai 92,19 persen dari mikroplastik yang ditemukan dan sisanya adalah fragmen (7,81 persen). Ukuran mikroplastik yang ditemukan untuk fiber yaitu 94,46-4.496,34 µm. Ukuran mikroplastik dalam bentuk fragmen yaitu 58,01-574,16 µm.

Sebagian mikroplastik yang mengontaminasi AMDK kemudian dianalisis polimernya dengan FTIR. Polimer yang ditemukan pada bentuk fragmen yaitu Polyethylene chlorinated, Polyamide 66, Polypropylene, dan Polyamide 6, sedangkan pada bentuk fiber adalah Polypropylene, karet, Ethylene propylene, Polyamide 6, Polyethylene chlorinated, dan Polypropylene.

“Dari penemuan polimer ini, dapat kita ketahui bahwa sebagian besar sumber kontaminasi mikroplastik berbeda dari polimer yang digunakan dalam pembuatan kemasan AMDK,” kata Khusnul.

Baca Juga: Situgunung Sukabumi Ditutup Sementara, BBTNGGP: Mitigasi Pasca Wisatawan Tenggelam

“Berdasarkan temuan ini, dapat disimpulkan bahwa sumber mikroplastik yang ada di dalam AMDK tidak mungkin berasal dari kemasannya, jadi sumber kontaminasi mikroplastiknya patut diduga justru berasal dari sumber air baku dan udara saat proses pengemasan AMDK dilakukan,” kata Khusnul.

Menurut Khusnul, penemuan timnya bersesuaian dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sherri A Mason dari State University of New York, Fredonia, Amerika Serikat (2018), Xue-jun Zhou dari Zhe Jiang Institute of Product Quality and Safety Inspection, Hangzhou, Cina (2021), dan Anna Winkler dan dari Department of Environmental Science and Policy, University of Milan, Italia (2019).

Berdasarkan hasil penelitian mereka, baik Mason, Zhou, maupun Winkler, sepakat menyatakan bahwa mikroplastik yang ditemukan di dalam AMDK tidak mungkin bersumber dari kemasannya, tapi mungkin justru berasal dari sumber air bakunya atau mikroplastik yang ada di udara pada saat proses pengemasan AMDK.

Baca Juga: Kupu-kupu Malam Episode 7B-7C Selesai, Endingnya Bikin Netizen Kecewa

Lebih jauh Khusnul menjelaskan, dampak negatif mikroplastik bagi tubuh manusia sejauh ini masih belum banyak diketahui. Sistem detoksifikasi tubuh manusia juga, menurutnya, masih sanggup menyaring dan membuang kontaminasi mikroplastik pada pangan.

“Yang menjadi concern saat ini adalah keberadaan mikroplastik dalam jumlah besar di badan perairan, yang bisa berakibat fatal bagi biota laut,” kata ahli ekotoksikologi itu.

Sebagai rekomendasi hasil penelitian ini, Khusnul mengatakan, masih sangat diperlukan penelitian yang lebih ekstensif dengan menambah jumlah sampel, sehingga hasil penelitian dapat dikatakan mewakili jumlah AMDK yang beredar di pasaran.

Baca Juga: 5 Ramalan Jayabaya 2023, Maraknya Fenomena Cocokologi Faktual Masa Depan

Dia juga menyarankan penelitian tentang mikroplastik tidak hanya difokuskan pada AMDK, tapi berbagai jenis minuman lain seperti jus dan susu yang dikemas dengan kemasan plastik atau kaleng, bahkan pada air ledeng di rumah-rumah.

Selain mikroplastik, yang sangat penting untuk dicegah, menurut Khusnul, adalah migrasi bahan kimia berbahaya dari plastik ke air minum.

“Bahan-bahan kimia yang digunakan sebagai bahan aditif dalam pembuatan plastik dan sudah diketahui secara ilmiah dapat menyebabkan gangguan terhadap kesehatan manusia dan ekosistemnya, seperti Bisfenol A (BPA), harus dilarang penggunaannya,” katanya.

Baca Juga: Jajal Tol Bocimi Seksi 2, Wisatawan Luar Kota Datang ke Sukabumi saat Tahun Baru

Tim FKP Unhas bekerja sama dengan FMCG Insights, melakukan penelitian mikroplastik pada AMDK karena penelitian terhadap mikroplastik di dalam AMDK di Indonesia masih sangat jarang. Salah satu yang pernah melakukannya adalah Arif Luqman dan kawan-kawan, yang hasilnya kemudian dituangkan dalam artikel berjudul “Microplastic contamination in human stools, foods, and drinking water associated with Indonesian coastal population” pada 2021.

“Penelitian seperti yang dilakukan oleh Luqman sangat penting sebagai bahan evaluasi penggunaan kemasan plastik untuk AMDK,” kata Khusnul. “Karena itu, perlu dilakukan penelitian pada beberapa merek AMDK dalam berbagai kemasan, terutama di wilayah Makassar.”

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Musik18 Januari 2025, 17:00 WIB

Lirik Lagu ‘Mengapa Harus Shin Tae Yong’ - Icha Yolanda dan Om Nirwana

Lagu ‘Mengapa Harus Shin Tae Yong’ yang dipopulerkan Icha Yolanda dan Om Nirwana kini sedang viral.
Lagu ‘Mengapa Harus Shin Tae Yong’ yang dipopulerkan Icha Yolanda dan Om Nirwana kini sedang viral. (Sumber : Screenshot YouTube/ iYon Nirwana).
Bola18 Januari 2025, 16:00 WIB

Prediksi Madura United vs Barito Putera: Duel Dua Tim Papan Bawah!

Madura United akan menjamu Barito Putera dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 pekan ke-19 malam ini.
Madura United akan menjamu Barito Putera dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 pekan ke-19 malam ini. (Sumber : Instagram).
Sukabumi18 Januari 2025, 15:45 WIB

Buruh dan Pelajar Collab Edarkan Hexymer-Tramadol di Sukabumi, Ditangkap saat Transaksi

Barang bukti yang disita adalah empat paket hexymer dan lima setrip tramadol.
Kedua terduga pelaku kasus obat keras terbatas yang ditangkap di Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Polsek Sagaranten
Sukabumi18 Januari 2025, 15:23 WIB

Lindas Material Longsor, Truk Terguling di Jalan Nasional di Simpenan Sukabumi

Longsor ini sempat menutup Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua.
Truk terguling di Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, tepatnya di Kampung Cisarakan, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Istimewa
Inspirasi18 Januari 2025, 15:00 WIB

Lowongan Kerja Sukabumi Sebagai Cook Sushi, Cek Kualifikasinya Disini!

Apabila kamu tertarik dengan lowongan kerja ini, segera daftarkan diri sekarang juga!
Ilustrasi - Lowongan Kerja Sukabumi Sebagai Cook Sushi, Cek Kualifikasinya Disini! (Sumber : Freepik.com/@ASphotofamily)
Sukabumi18 Januari 2025, 14:58 WIB

Pengendara Terjebak Berjam-jam, Jalan Nasional di Simpenan Sukabumi Buka Tutup Pasca Longsor

Saat ini jalan sudah dibuka, tetapi dengan sistem buka tutup.
Antrean kendaraan di Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, tepatnya di Kampung Cimapag, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Dokumen Pengendara
Sukabumi18 Januari 2025, 14:13 WIB

Pulihkan Ekosistem Pasca Bencana, Penanaman Pohon di DAS Sungai Cikaso Sukabumi

Kegiatan ini untuk mencegah bencana serupa di masa depan.
Penanaman pohon di DAS Cikaso, Desa Cibadak dan Desa Pabuaran, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Dokumentasi Panitia
Food & Travel18 Januari 2025, 14:00 WIB

Menikmati Deburan Ombak di Pantai Karang Tawulan, Wisata Eksotis Mirip Tanah Lot di Tasikmalaya

Tersembunyi di wilayah selatan kabupaten, pantai Karang Tawulan menawarkan keindahan alam yang masih asri dan jauh dari hiruk pikuk kota.
Pantai Karang Tawulan adalah sebuah destinasi wisata pantai yang menarik di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. (Sumber : Instagram/@riskardr/@dadanwardana99).
Bola18 Januari 2025, 12:00 WIB

Prediksi PSM Makassar vs PSBS Biak di Liga 1: H2H, Susunan Pemain dan Skor

PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025.
PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025. (Sumber : Instagram/@psbsofficial/X/@psm_makassar).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:57 WIB

Satpam Asal Sukabumi Tewas di Rumah Mewah Bogor, Keluarga Temukan Banyak Luka Serius

Korban sempat menghubungi istrinya melalui pesan singkat.
Rumah duka Septian (37 tahun) di Kampung Cibarengkok RW 01, Desa Citarik, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU/Ilyas Supendi