SUKABUMIUPDATE.com - Sukabumi Update kembali hadir dengan program Dokter Kita di Bulan Desember 2022.
Program Dokter Kita bertajuk "Deteksi Dini dan Tatalaksana Tumor Payudara" telah tayang perdana di akun media sosial Sukabumi Update, pada Senin (26/12/2022) pukul 19.00 WIB, dengan durasi video 24 menit 52 detik.
Episode kali ini mengupas tuntas kekhawatiran masyarakat soal Resiko Kanker Payudara yang kerap dialami Wanita.
Narasumber Dokter Kita Sukabumi Update tentu adalah seorang yang ahli di bidangnya, yakni dr. Gardika Sp.B, Dokter Spesialis Bedah dari RSUD Syamsudin SH Sukabumi!
Baca Juga: Dokter Kita: 5 Fakta Penting Metode Persalinan Normal dan Caesar
Merangkum Program Dokter Kita Sukabumi Update Episode Tumor Payudara, simak 7 Informasi Penting berikut ini!
1. Tentang Tumor Payudara
Tumor adalah sebuah benjolan yang ada pada tubuh seseorang. Benjolan dan Tumor sebenarnya adalah dua istilah yang sama. Perbedaannya adalah benjolan biasa disebut oleh orang awam, sementara tumor adalah istilah secara medis.
"Tumor itu adalah benjolan, tapi secara medis kita bilang tumor, seperti sinonim." kata dr. Gardika Sp.B dalam Program Dokter Kita Sukabumi Update, Senin (26/12/2022).
Adapun disebut sebagai tumor karena benjolan tersebut terletak pada organ payudara, tepatnya di sel payudara.
2. Tumor Payudara Juga Bisa Dialami Pria
Payudara identik dengan payudara wanita, padahal menurut keterangan dr. Gardika Sp.B, Tumor Payudara juga bisa muncul pada laki-laki atau pria.
"Baik laki-laki atau perempuan, keduanya bisa mengalami Tumor Payudara." terang dr. Gardika Sp.B.
3. Jenis-jenis Tumor Payudara
Tumor terbagi menjadi dua yakni tumor jinak dan tumor ganas dengan karakteristiknya masing-masing.
Adapun kanker payudara yang kini lebih dikenal adalah satu jenis tumor dengan kategori ganas. Sehingga tumor payudara ganas adalah kanker payudara.
"Ketika tumornya jinak itu tidak disebut sebagai kanker. Nah, yang disebut kanker adalah tumor ganas." ujar dr. Gardika Sp.B, Senin (26/12/2022).
Sementara itu, untuk jenis tumor Payudara jinak biasa disebut sebagai fibroadenoma atau tumor non-kanker.
Baca Juga: Dokter Kita: 9 Fakta Kasus Gagal Ginjal Akut Pada Anak di Sukabumi
4. Penyebab Tumor Payudara Jinak dan Ganas
Saat Program Dokter Kita, dr. Gardika Sp.B menyebutkan bahwa secara teori Penyebab Tumor Payudara berasal dari hormon, yakni hormon estrogen.
Hal ini lah yang kemudian menjadi dasar mengapa Tumor Payudara banyak terjadi pada Wanita dibandingkan laki-laki. Adapun, laki-laki bisa mengalami ketika hormon estrogen nya lebih tinggi dari normal.
Melansir dari berbagai sumber, berikut Penyebab Tumor Payudara berdasarkan jenisnya:
Penyebab Tumor Payudara Jinak/Non-Kanker
Tumor payudara jinak atau non-kanker secara medis disebut fibroadenoma.
Fibroadenoma merupakan benjolan payudara non-kanker yang paling sering dialami wanita berusia 15-35 tahun.
Karakteristik benjolan Tumor Payudara Jinak terasa kencang, halus, kenyal, dan padat. Secara umum, benjolan ini tidak menimbulkan rasa nyeri dan bisa bergerak saat diraba.
Hingga saat ini, penyebab tumor payudara jinak tidak diketahui secara pasti. Namun, karena sering terjadi pada wanita usia produktif, maka ada dugaan terkait hormon reproduksi wanita
Tumor payudara jinak dapat membesar selama kehamilan atau saat menjalani terapi hormon, dan bisa saja menyusut setelah masa menopause akibat menurunnya kadar hormon reproduksi.
Penyebab Tumor Payudara Ganas/Kanker
Berbeda dengan fibroadenoma, tumor payudara kedua bersifat ganas atau kanker. Kondisi tumor payudara kanker terjadi ketika sel-sel payudara bermutasi dan tumbuh di luar kendali, sehingga membentuk benjolan.
Layaknya kanker, tumor payudara ganas dapat menyerang dan tumbuh dalam jaringan sekitar payudara. Sel kanker payudara juga dapat membentuk tumor baru jika menjalar ke bagian tubuh lainnya. Fase ini disebut metastasis.
Baca Juga: 3 Perubahan pada Puting Bisa Jadi Gejala Awal Kanker Payudara
5. Faktor Resiko Kanker Payudara
Hingga kini, penyebab tumor payudara ganas atau kanker payudara belum diketahui secara pasti, namun, resiko tumor payudara kanker dapat meningkat karena:
- Usia, terutama pada usia lebih dari 55 tahun.
- Riwayat keluarga dan genetik yang diturunkan.
- Kebiasaan merokok, akibat kandungan tembakaunya.
- Konsumsi alkohol.
- Obesitas, atau berat badan berlebih.
- Paparan radiasi, terutama di bagian kepala, leher, atau dada.
- Terapi penggantian hormon.
Meskipun demikian, dr. Gardika lebih lanjut menjelaskan bahwa kanker payudara belum tentu pasti terjadi walaupun resiko nya jelas lebih tinggi dibandingkan seseorang tanpa riwayat sebelumnya.
"Seseorang dengan riwayat keluarga kanker payudara lebih berisiko mengalami kanker dibandingkan dengan orang tanpa riwayat" jelas dr. Gardika.
6. Gerakan SADARI: Deteksi Dini Kanker Payudara
Oleh karena faktor pemicu tumor payudara ganas hampir seluruhnya karena gaya hidup tidak sehat. Maka pencegahan utama tentu dari pola hidup yang harus mulai ditata kembali ke arah yang lebih baik (baca: sehat) guna terhindar dari potensi kanker.
Deteksi Dini Tumor Payudara menurut dr. Gardika bisa dilakukan oleh pria maupun wanita, yaitu dengan melaksanakan Gerakan SADARI secara rutin. Adapun pada wanita, Gerakan SADARI sebaiknya dilakukan 7 hari pasca haid terakhir.
Mengutip p2ptm.kemkes.go.id, berikut langkah-langkah Deteksi Dini Tumor Payudara, dari Yayasan Kanker Indonesia:
- Berdiri tegak. perhatikan apakah ada perubahan pada bentuk dan permukaan kulit payudara, pembengkakan dan/atau perubahan pada puting. Kecuali bentuk payudara asimetris itu masih kategori normal.
- Angkat kedua lengan ke atas, tekuk siku dan posisikan tangan di belakang kepala. dorong siku ke depan dan perhatikan payudara. Dorong siku ke belakang dan cermati bentuk dan ukuran payudara.
- Posisikan kedua tangan pada pinggang, condongkan bahu ke depan sehingga payudara menggantung, dan dorong kedua siku ke depan, lalu kencangkan (kontraksi) otot dada.
- Angkat lengan kiri ke atas, dan tekuk siku sehingga tangan kiri memegang bagian atas punggung. Kemudian, dengan menggunakan ujung jari tangan kanan, raba dan tekan area payudara, serta perhatikan seluruh bagian payudara kiri hingga ke area ketiak.
- Lakukan gerakan atas-bawah, gerakan lingkaran dan gerakan lurus dari arah tepi payudara ke puting, dan sebaliknya.
- Ulangi gerakan yang sama pada kedua payudara. Cubit kedua puting dan perhatikan apakah ada cairan yang keluar dan segera konsultasi ke dokter jika hal itu terjadi.
- Pada posisi tidur, letakkan bantal di bawah pundak kanan dan angkat lengan ke atas.
Perhatikan payudara kanan dan lakukan tiga pola gerakan seperti sebelumnya. - Tekan seluruh bagian payudara hingga ke sekitar ketiak dengan menggunakan ujung jari-jari.
Pada program Dokter Kita, dr. Gardika menyebutkan gerakan mendeteksi tumor atau benjolan yang direkomendasikan adalah gerakan melingkar ke dalam.
7. Vonis Tumor atau Kanker Payudara
Tumor pada dasarnya tidak dapat ditentukan dari gerakan SADARI saja, melainkan ada prosedur medis yang harus dilalui.
Tumor hanya dapat divonis oleh Dokter Bedah sehingga harus diperiksa ke laboratorium patologi dan anatomi untuk menentukan jenis tumor tersebut.
Akan tetapi, sebelum keluar hasil pemeriksaan Laboratorium, biasanya dokter bedah sudah bisa mencurigai ke arah mana jenis tumor tersebut.
Untuk diketahui, dr. Gardika menyebut Tumor Jinak biasanya sembuh setelah operasi. Berbeda dengan Tumor Ganas atau Kanker Payudara yang memerlukan penanganan tindak lanjut.
"Karena ada kemungkinan kambuh atau penyebaran ke tempat lain. Penanganan tumor ganas/kanker payudara yang cukup dikenal adalah kemoterapi" ujar dr. Gardika.
Sumber : berbagai sumber.