SUKABUMIUPDATE.com - Kehilangan keluarga dan orang-orang yang dicintai serta harta benda akibat bencana alam bukan perkara mudah untuk dilalui. Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur mencatat ada 61 korban gempa M5.6 yang kini mengalami gangguan jiwa, 21 diantaranya berat.
Trauma healing terus digencarkan pemerintah daerah kepada para penyintas gempa bumi di Cianjur Jawa Barat. Dinas Kesehatan berupaya mengantisipasi jumlah para pengungsi yang harus dirawat akibat mengalami gangguan mental akibat gempa.
Titik-titik pengungsian terus didatangi, petugas coba memberikan terapi kejiwaan agar para penyintas bencana alam bisa melewati masa-masa sulit ini dengan baik. Para pengungsi yang hingga hari ini bertahan di tenda-tenda adalah yang tidak bisa kembali ke rumah karena tempat tinggal mereka hancur akibat gempa.
Baca Juga: Anak Korban Gempa Takut dengan Rumah, Respon dan Cara Atasi Trauma Pasca Bencana
Kadinkes Cianjur, dr Irvan menjelaskan bahwa ada 61 pengungsi korban gempa yang mengalami gangguan jiwa. Mereka berasal dari 16 kecamatan yang terdampak gempa M5.6 pada 21 November 2022 silam.
Dari jumlah tersebut, 21 diantaranya masuk kategori berat, bahkan 3 orang harus dirujuk ke RSJ karena bergejala dan kambuh.
“Mereka mengalami gangguan mental emosional. Semuanya usia dewasa, produktif, 20 hingga 50 tahun,” jelas dr Irwan dikutip kanal youtube liputan 6 SCTV, Jumat (23/12/2022).
Baca Juga: Minta Gerak Cepat Bangun Rumah Korban Gempa Cianjur, Jokowi: Masyarakat Kedinginan
Para pengungsi yang mengalami gangguan kesehatan jiwa ini juga mendapatkan terapi obat. Petugas-petugas kesehatan masih distandbykan di titik-titik pengungsian korban gempa cianjur.