SUKABUMIUPDATE.com - Penyakit tidak menular atau PTM adalah sejumlah penyakit yang selalu identik dengan orang lanjut usia. Namun, penyakit itu kini mulai menyerang orang-orang yang masih berusia muda.
Karena rendahnya kesadaran masyarakat akan pola hidup sehat tercermin dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2018.
Beberapa indikasi memperlihatkan bahwa 95,5 persen masyarakat Indonesia kurang mengonsumsi sayur dan buah, hingga 33,5 persen masyarakat jarang melakukan aktivitas fisik atau berolahraga.
Imbasnya, PTM kini jamak menyerang masyarakat Indonesia dan tercatat meningkat cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: Sebelum Meninggal, Andika Kerispatih Sempat Sakit Diabetes
Dihimpun dari Suara.com yang dikutip melalui siaran pers Kemenkes, berikut ini sejumlah PTM yang paling banyak diderita masyarakat Indonesia:
1. Penyakit Hipertensi
Hipertensi biasa disebut silent killer pada usia diatas 18 tahun menurut data Kemenkes telah meningkat dari 25,8 persen pada 2013 menjadi 34,1 persen di tahun 2018. Ditaksir penderita hipertensi di Indonesia mencapai lebih dari 63 juta jiwa, atau sekitar 23 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
Risiko hipertensi utamanya disebabkan oleh faktor-faktor yang tidak dapat dimodifikasi seperti genetik riwayat keluarga, di mana orang yang mempunyai orang tua penderita hipertensi berisiko lebih tinggi dibandingkan sebaliknya.
Lalu juga usia, dan jenis kelamin, dimana lelaki memiliki risiko yang lebih tinggi sebanyak 2,3 kali. Sementara perempuan yang telah memasuki fase menopause atau berusia lebih dari 65 tahun juga lebih rentan terkena hipertensi.
2. Penyakit Diabetes Melitus
Berbeda dengan hipertensi, risiko diabetes faktor utamanya disebabkan karena gaya hidup yang tidak sehat, terlebih akibat konsumsi kadar gula yang sangat berlebihan.
Menurut data Riskesdas, pada tahun 2018 Prevalensi diabetes melitus tercatat meningkat menjadi 8,5 persen dari 6,5 persen pada 2013 yang telah dihitung berdasarkan pemeriksaan darah di usia 15 tahun ke atas.
Kemenkes mencatatkan bahwa lebih dari 5,5% masyarakat Indonesia telah mengonsumsi gula lebih dari 50 gram per hari. Hal itu membuat Indonesia menjadi negara pengonsumsi gula terbesar ketiga di ASEAN.
Sementara itu, konsumsi gula terbesar disumbang produk-produk seperti susu dan teh kemasan, kental manis, serta jus buah serbuk.
Baca Juga: 18.320 Penderita Hipertensi di Kota Sukabumi, Layanan Kesehatan dan Tips Pencegahan
Laju konsumsi gula berlebihan ini bahkan diprediksi oleh Kemenkes akan mengakibatkan jumlah penderita diabetes melitus pada 2045 mencapai hingga 28,6 juta dan menjadikan negara Indonesia sebagai negara dengan penyakit diabetes melitus tertinggi kelima di dunia.
3. Penyakit Stroke
Stroke diakibatkan pembuluh arteri yang tersumbat, atau pecahnya pembuluh darah. Dalam Riskesdas juga mencatatkan telah terjadi peningkatan prevalensi stroke dari yang cukup signifikan dari 7 persen naik menjadi 10,9 persen pada 2018.
Stroke adalah penyakit komplikasi yang umumnya disebabkan oleh penyakit-penyakit sebelumnya. Diabetes melitus, dan terutama hipertensi merupakan beberapa faktor penyebab stroke, dimana sekitar 70 persen penderitanya disebabkan oleh hipertensi.
Cara Mengurangi Risiko PTM dengan Perilaku Hidup Sehat
Untuk mencegah sekaligus mengurangi risiko PTM, perilaku hidup sehat menjadi hal yang wajib dilakukan. Apalagi dalam rangka Hari Kesehatan Nasional 2022 perilaku hidup sehat dapat diterapkan demi mengurangi risiko PTM, seperti:
Baca Juga: Bahaya Penyakit Tidak Menular Bikin Negara Semakin Rugi, Kok Bisa?
1. Jaga Pola Makan
Asupan sesuai gizi yang disarankan menjadi faktor penting dalam menunjang perilaku hidup sehat. Kemenkes menyarankan batas maksimum konsumsi seperti gula yaitu 50 gram per hari (4 sdm), 2 gram garam (1 sdt), dan 67 gram lemak (5 sdm).
2. Rajin Berolahraga
Asupan gizi yang baik dan seimbang perlu pula dibarengi juga dengan aktivitas fisik rutin. Direkomendasikan agar dapat berolahraga ringan selama 20-30 menit yang dilakukan lima kali dalam seminggu untuk menjaga konsistensi.
3. Istirahat yang Cukup
Dua aspek di atas juga perlu didukung oleh istirahat yang cukup dan usahakan tidur selama 7 jam sehari demi menjaga istirahat yang berkualitas. Orang yang waktu tidurnya kurang dari waktu tersebut, cenderung mempunyai masalah kesehatan, seperti serangan jantung, asma, hingga yang parah depresi.
Kenali penyebabnya agar dapat kita cegah sedari dini. Berbagai penyakit bisa datang karena kombinasi gaya hidup yang tidak sehat secara akumulasi.
Sumber: Suara.com