SUKABUMIUPDATE.com - Thalasemia adalah salah satu kelainan darah yang mempengaruhi kemampuan produksi hemoglobin seseorang. Berdasarkan golongannya, thalasemia terbagi menjadi dua yaitu thalasemia minor dan mayor.
Dikutip dari hellosehat.com, Thalasemia minor adalah jenis thalasemia ringan, disebut juga thalassemia trait atau sifat thalasemia karena pembawa sifat.
Thalasemia minor biasanya tidak menunjukkan tanda dan gejala apapun meskipun beberapa diantaranya mengalami anemia ringan.
Thalasemia minor disebabkan oleh faktor genetik yakni adanya mutasi gen dalam tubuh. Gen yang bermasalah akan mempengaruhi produksi hemoglobin, zat di dalam sel darah merah.
Baca Juga: Kabupaten Sukabumi Punya Rumah Sakit Rujukan Thalasemia
Thalasemia minor tergolong ringan karena kerusakan hanya sedikit pada gen pembentuk hemoglobin.
Diketahui dalam hemoglobin ada dua rantai protein, yaitu alfa dan beta. Keparahan penyakit thalasemia ini dapat dilihat dari jumlah gen yang rusak, baik rantai alfa maupun beta.
Saat ini dikenal ada thalasemia alfa minor yaitu kerusakan pada 1 atau 2 dari 4 gen normal rantai alfa. Sementara, thalasemia beta minor terjadi akibat rusaknya 1 dari 2 gen normal.
Pengobatan Thalasemia Minor
Seperti diketahui, kasus thalasemia minor umumnya bersifat ringan dan jarang menimbulkan komplikasi berbahaya. Oleh karena itu, pengobatan jangka panjang tidak diperlukan, seperti transfusi darah atau prosedur operasi.
Pengobatan Thalasemia Minor dilakukan oleh dokter melalui pemberian resep suplemen vitamin B12 atau asam folat. Suplemen tersebut berguna mengatasi gejala anemia ringan yang sering ditemukan, sementara asam folat akan membantu perkembangan sel darah merah penderita.
Baca Juga: Bantu Pasien Thalasemia, Komisi IV Minta PMI Sukabumi Jemput Bola
Lantas, Apa Perbedaan antara Thalasemia Minor dan Thalasemia Mayor?
Mengutip dari halodoc, sesuai penamaannya thalasemia mayor adalah bentuk thalasemia yang parah. Thalasemia mayor disebut juga Cooley's Anemia.
Gejala Thalasemia Mayor umumnya ditunjukkan dalam dua tahun pertama kehidupan. Gejala tersebut cukup beragam mulai dari pucat, mudah lesu, dan memiliki selera makan yang buruk.
Pengidap thalasemia mayor juga tumbuh lambat dan sering berpotensi mengalami penyakit kuning. Lebih dari itu, thalasemia mayor yang tidak mendapat perawatan tepat berakibat pada pembesaran limpa, hati, dan jantung.
Berbeda dengan Thalasemia minor, Pengobatan Thalasemia mayor justru membutuhkan transfusi darah rutin dan perawatan medis.
Jadi perbedaan antara thalasemia minor dan mayor terletak pada tingkat keparahan penyakitnya.
Apa Saja Jenis Thalasemia Mayor?
Seperti halnya thalasemia minor, jenis thalasemia mayor juga terbagi menjadi dua yaitu alfa dan beta.
Thalassemia Alfa Mayor biasanya terjadi pada bayi sejak di dalam kandungan. Thalasemia Alfa Mayor disebabkan oleh tidak ada atau kurangnya produksi protein dalam sel darah merah.
Kurangnya produksi tersebut berakibat pada janin yang mengalami anemia parah, kelainan jantung hingga penimbunan cairan tubuh. Bayi yang didiagnosis mengalami thalasemia minor harus mendapatkan transfusi darah sejak dalam kandungan hingga lahir untuk menghindari resiko kematian janin.
Kedua, Thalassemia Beta Mayor yang tergolong jenis paling parah dibandingkan alfa. Setelah diagnosis, pengidap Thalasemia Beta Mayor harus rutin melakukan transfusi darah.
Secara umum, selama 1-2 tahun pertama kehidupan, pengidap Thalasemia Beta Mayor cenderungsering sakit. Hal tersebut menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan menjadi terganggu.
Baca Juga: Bantu 140 Pengidap Thalasemia di Sukabumi, POPTI dan Komunitas Galang Dana
Pencegahan Thalasemia
Meskipun gejala thalasemia minor tidak membahayakan nyawa, namun segala penyakit apapun pasti memerlukan pola hidup sehat. Sehingga Pencegahan Thalasemia baik minor maupun mayor dapat dilakukan dengan menerapkan gaya hidup sehat.
Pengidap Thalasemia bisa merasakan manfaat pola hidup sehat seperti terhindar dari resiko komplikasi.
Beberapa tips pencegahan yang dapat dicoba yaitu:
- Menjaga pola makan sehat gizi seimbang, mengandung kalsium, vitamin D, dan tinggi asam folat.
- Membatasi asupan makanan, minuman, dan suplemen tinggi zat besi.
- Memelihara sistem imun tubuh agar tidak rentan terkena infeksi yang berbahaya bagi tubuh.
Faktor Resiko Thalasemia
Thalasemia jenis apapun baik minor maupun mayor beresiko tinggi diturunkan dari anggota keluarga carrier (pembawa penyakit thalasemia).
Hal ini karena sesuai dengan sifat thalasemia yang dapat dibawa secara genetik.
Namun demikian, selain genetik resiko thalasemia juga dapat meningkat dari ras seseorang. Beberapa ras dengan peluang lebih besar terkena penyakit thalasemia diantaranya keturunan Timur Tengah, Asia, dan Afrika.
Sumber : hellosehat.com, halodoc