SUKABUMIUPDATE.com - Gorengan seringkali menjadi menu andalan untuk sarapan di pagi hari dengan dalih praktis dan mudah didapatkan. Akhirnya, bahaya konsumsi gorengan mengintai kesehatan tubuh seseorang.
Sarapan gorengan memang tak pernah sepi peminat.
Jika kamu salah satunya, maka penting diketahui tentang 7 Bahaya Makan Gorengan Berlebihan bagi Kesehatan Tubuh, dilansir dari hellosehat.com!
Baca Juga: Ditinggal Beli Gorengan, CCTV Rekam Aksi Maling Curi Helm di Degung Sukabumi
1. Kualitas Minyak Gorengan
Bahaya sarapan gorengan yang pertama berkaitan dengan kualitas minyak yang digunakan.
Gorengan sangat identik dengan minyak. Sayangnya, gorengan jarang dimasak menggunakan minyak baru atau belum pernah dipakai. Tanpa disadari, mayoritas minyak yang digunakan untuk gorengan adalah minyak jelantah, yaitu sudah dipakai berulang kali.
Setiap jenis minyak goreng memiliki suhu maksimum untuk menghasilkan asap saat dipanaskan (smoke point). Ciri khas minyak goreng yang melewati smoke point-nya yakni warnanya coklat kehitaman.
Ketika telah mencapai smoke point, kualitas minyak dapat menurun. Semakin sering digunakan minyak semakin mudah menguap. Sehingga, gorengan yang dimasak dengan minyak ini jelas tidak sehat untuk dikonsumsi.
Tak cukup sampai disitu, minyak bisa mengalami oksidasi dan membentuk radikal bebas. Radikal bebas atau zat sisa ini berpotensi merusak sel tubuh dan meningkatkan resiko penyakit kronis seperti penyakit jantung, stroke, dan kanker.
Baca Juga: Emak-emak Maling Minyak Goreng di Minimarket, Modusnya Disorot Warganet
2. Lemak Jahat Meningkat akibat Gorengan
Sarapan gorengan berbahaya karena kandungannya yang tinggi akan lemak jahat.
Diketahui, ada dua jenis lemak trans dalam makanan.
Pertama, lemak trans alami dan jumlahnya cukup sedikit, seperti daging dan produk-produk susu. Kedua, lemak trans buatan yang berasal dari lemak jenuh ketika makanan dimasak dengan suhu tinggi.
Proses pada lemak trans buatan akan mengubah struktur kimia lemak sehingga lebih sulit dicerna. Efek buruk kemudian timbul seperti resiko penyakit jantung, kanker, diabetes mellitus tipe 2, dan obesitas.
Sementara untuk lemak trans alami, hingga saat ini belum ada bukti ilmiah mengenai efek buruknya bagi kesehatan.
Selain itu, asupan lemak turut disumbang oleh tepung bumbu yang menjadi bahan dasar gorengan. Meskipun rasanya gurih dan lezat, kandungan lemak dari tepung ini cukup tinggi. Itulah mengapa gorengan sangat tidak disarankan untuk program diet.
Satu buah gorengan mengandung banyak minyak dan lemak. Meskipun minyak dan lemak bukan musuh tubuh, namun jika dikonsumsi dalam jumlah banyak, keduanya tidak baik untuk kesehatan.
3. Gorengan Meningkatkan Kadar Kolesterol
Konsumsi gorengan terlalu banyak beresiko meningkatkan kadar kolesterol, terutama jenis Low-Density Lipoprotein (LDL), si kolesterol jahat.
Lemak jenuh pada gorengan juga dapat menurunkan kolesterol baik, yaitu High-Density Lipoprotein (HDL).
Peningkatan kadar kolesterol tentu menyebabkan resiko tinggi terhadap penyakit kolesterol. Kolesterol yang dibiarkan dapat membentuk plak pada pembuluh darah arteri sehingga beresiko terhadap kesehatan tubuh mulai dari penyakit jantung, stroke, hingga serangan jantung.
Baca Juga: Cara Menurunkan Kolesterol Tanpa Konsumsi Obat-obatan
4. Gorengan Meningkatkan Resiko Diabetes
Selain makanan manis, sarapan dengan gorengan juga menyebabkan timbulnya penyakit diabetes.
Hal ini didasarkan pada penelitian dalam American Journal of Clinical Nutrition yang dikutip dari hellosehat.com, bahwa konsumsi gorengan sebanyak 4 – 6 porsi dapat meningkatkan resiko diabetes hingga 39 persen.
Harvard School of Public Health dalam penelitiannya juga menyebut makan gorengan satu kali per minggu berdampak pada peningkatan risiko diabetes melitus tipe 2 dan penyakit jantung. Bahkan, resiko akan meningkat seiring jumlah gorengan yang dikonsumsi.
5. Gorengan Menyebabkan Kegemukan hingga Obesitas
Gorengan mengandung lebih banyak kalori karena kandungan tepung dan penggunaan minyak dalam memasaknya.
Kalori tersebut berperan dalam kenaikan berat badan seseorang. Makanan tinggi kalori seperti gorengan akan meningkatkan bobot tubuh ketika dikonsumsi berlebihan.
Program diet sangat tidak menyarankan gorengan karena dalam satu buah gorengan bisa mencapai 400 kalori atau setara dengan sekali makan. Perbedaannya, gorengan berbahan dasar tepung tidak mengenyangkan sehingga biasanya dikonsumsi secara terus menerus sampai merasa kenyang.
Baca Juga: Ketakutan Berat Badan Bertambah, Yuk Kenali Obesophobia!
6. Gorengan Meningkatkan Resiko Penyakit Jantung
Bahaya sarapan gorengan selanjutnya yaitu beresiko terhadap munculnya penyakit jantung. Resiko ini merupakan muara dari berbagai potensi buruk gorengan seperti tingginya kolesterol darah, hipertensi atau darah tinggi, serta penyempitan pembuluh darah.
7. Gorengan Meningkatkan Resiko Penyakit Kanker
Terakhir, sarapan gorengan bahaya karena resikonya terhadap peningkatan penyakit kanker.
Proses memasak gorengan dengan suhu tinggi dapat membentuk zat kimia yang disebut akrilamida. Akrilamida adalah zat yang berasal dari reaksi kimia antara gula dan asam amino bernama asparagin.
Tingginya kandungan akrilamida biasanya terdapat pada makanan tepung yang digoreng (baca: gorengan). Studi International Journal of Cancer menemukan bahwa zat akrilamida dapat meningkatkan resiko penyakit kanker.
Sumber : hellosehat.com