SUKABUMIUPDATE.com - Pengobatan patah tulang H. Opon begitu dikenal di masyarakat. Tempat pengobatan yang berada di Kampung Cibiru RT 006/003, Desa Cicantayan, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi itu menjadi tujuan ketika ada yang mengalami masalah tulang akibat kecelakaan dan lain sebagainya.
Sang ahli pengobatan patah tulang, H.Opon telah meninggal dunia pada 2007 lalu dan pengobatan alternatif tersebut telah diteruskan oleh kedua anaknya Acep Supriyadi (52 tahun) dan Ujang.
Keahlian mengobati permasalahan yang berkaitan dengan tulang ini diperoleh secara turun temurun, adapun Acep dan Ujang adalah generasi keempat yang melanjutkan pengobatan alternatif tersebut.
Baca Juga: 37 Korban Gempa Cianjur di RS Bunut Sukabumi, Patah Tulang hingga Trauma Kepala
“Sudah generasi keempat, awalnya dari uyut yang ngebantu orang sebisanya kalau ada yang jatuh atau tertimpa dahan dan lain-lain,” ujar Acep.
Dia menyatakan, ketika masih ditangani oleh kakeknya, H. Maksum, tak buka praktek pengobatan alternatif seperti saat ini.
“Dulu tidak ditampung seperti ini, pas awal-awal zaman kakek disamperin ke tempat. Misal jatuh, ya disamperin ke rumah atau lokasi kejadian,” ujarnya.
Baca Juga: Kecelakaan di Jalan Cisaat Sukabumi, Pemotor Sesak Nafas dan Patah Tulang
Praktek pengobatan alternatif ini dibuka semenjak zaman ayahnya, H. Opon sekitar tahun 80’an karena banyaknya yang datang untuk meminta pertolongan.
“Cuman karena kesini-kesini makin banyak kayak kecelakaan lalu lintas, maka pas zaman bapak ditampung lah di sini, sekitar tahun 80an lah,” ujar Acep.
Ketika masih ditangani oleh H. Opon, tak hanya patah tulang saja tapi pengobatan lainnya seperti membantu melahirkan dan khitanan.
Baca Juga: Ibu Anak Korban Laka di Waluran Sukabumi Dirujuk, Satu Patah Tulang
Namun Acep hanya fokus ke penanganan tulang saja. Menurutnya dia sering melihat cara ayahnya memijat dan kemudian semuanya mengalir saja.
“Mungkin karena faktor keturunan juga ya jadi lebih gampang, terus dari kecil kan udah sering lihat itu gimana bapak ngobatin orang,” ujarnya.
Acep menyatakan mulai membantu ayahnya sejak duduk di sekolah SMA. Dia mengakui, seringkali malas-malasan saat disuruh.
Baca Juga: Ditabrak Mobil di Jalan KH A Sanusi Sukabumi, Pengendara Motor Patah Tulang
Lalu saat Acep lulus sekolah, ayahnya sudah sakit-sakitan. Dari sana Acep mulai terpanggil untuk ingin bisa mempelajari lebih dalam perihal pengobatan alternatif tersebut.
Acep menyatakan tidak semua kondisi bisa langsung ditangani olehnya. Misalnya ada masalah pada tulang belakang namun menjalar ke pernapasan maka akan disarankan untuk dibawa dulu ke rumah sakit.
Jika pernafasan sudah normal baru bawa Kembali ke tempatnya.
Pasien pengobatan tulang tradisional H. Opon tidak hanya berasal dari Sukabumi saja, ada yang dari Jakarta bahkan Lampung.
Menurut Acep, pengobatan tradisional H. Opon bisa begitu dikenal hingga luar daerah karena informasi dari mulut ke mulut. "Untuk tarif seikhlasnya," ujarnya.
Reporter: Abdi (Magang)