SUKABUMIUPDATE.com - Asra Al Fauzi seorang spesialis bedah saraf Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga-RS Dr Soetomo, menyebut gangguan neurologi seperti stroke mulai menyerang usia muda.
"Harus saya sampaikan bahwa khususnya stroke itu angkanya selalu meningkat, bahkan bergeser ke usia muda. Tercatat stroke dan kelainan jantung adalah penyebab nomor satu kematian di Indonesia," kata Asra dalam pertemuan forum Neuroscience20 (N20), di Bali, 13 November 2022 seperti melansir dari Tempo.co.
Asra mengatakan stroke yang umumnya dialami usia 50-60 tahun kini menyerang usia 40 tahun. Kondisi ini sempat dialami sejumlah negara G20 lebih dari 20 tahun lalu.
"Tingkat kematian, saya belum tahu datanya. Tetapi kecenderungan usia lebih muda yang kena stroke semakin meningkat. Sehari-hari rumah sakit bisa menerima lima sampai 10 kasus, dan satu sampai dua kasus terkadang membutuhkan tindakan emergensi," ujarnya.
Menurutnya, kondisi ini terjadi karena bagian dari proses globalisasi. Cara hidup metropolitan yang tidak sehat mengubah gaya hidup masyarakat sejak usia muda.
Untuk itu, menjaga pola hidup sehat menjadi kunci dasar untuk mencegah terserang stroke di usia muda.
Topik Penting
Dalam pertemuan ahli saraf negara-negara G20 itu, persoalan gangguan neurologi menjadi topik penting dan para ahli berpengalaman merumuskan rekomendasi untuk kebijakan dalam menangani penyakit ini.
"Memang akhir-akhir ini sedang digalakkan dengan meningkatkan penyediaan sumber daya dokter terkait kelainan stroke. Kedua meningkatkan fasilitas yang merata bukan terpusat di kota-kota besar dan itu perlu waktu. Semoga dengan bantuan rekomendasi lebih mempermudah karena mereka berpengalaman," papar Asra.
Kepala kantor urusan luar negeri FK Unair itu mengungkapkan stroke menyedot anggaran tertinggi nomor tiga di Indonesia sehingga permasalahannya tak hanya bagi masyarakat.
"Semua negara G20 merasakan karena penyakit-penyakit kelainan saraf ini kalau sudah kena sangat merugikan negara, menyedot biaya, karena kalau ada asuransi seperti BPJS Kesehatan akan menyedot biaya. Jadi rugi, harus dicegah," ujar Asra.
Karena itulah dalam forum N20 yang digagas Society for Brain Mapping and Therapeutics (SBMT) bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dilakukan diskusi mendalam dengan mengumpulkan data soal jumlah penyakit, fasilitas layanan kesehatan, jumlah dokter, dan data demografi untuk merumuskan solusi.
Dekan FK UNAIR, Prof. Dr. Budi Santoso, sepakat kondisi gangguan neurologi seperti stroke menjadi masalah cukup berat bagi negara.
Seringkali, stroke bersifat kronis dan mengancam nyawa. Beban negara untuk penanganannya juga berat sehingga kini pemerintah menempatkannya dalam jajaran penyakit prioritas.
"Keseriusannya ini ditunjukkan salah satunya di Surabaya, Jawa Timur. Kemenkes baru saja melakukan peletakan batu pertama pembangunan Tower Rumah Sakit Katostropik atau penyakit yang membutuhkan perawatan lama dengan biaya tinggi, salah satunya stroke," ujarnya.
Ia melihat momentum G20 tepat digunakan untuk membahas hal ini. Dengan itu Budi berkomitmen FK Unair akan terus berkontribusi dalam setiap inisiatif serupa, apalagi berkaitan dengan penguatan pendidikan kesehatan.
#SHOWRELATEBERITA
Sumber: Tempo.co