SUKABUMIUPDATE.com - Stunting termasuk masalah kesehatan yang menjadi perhatian pemerintah daerah di Sukabumi. Kota dan Kabupaten Sukabumi, menargetkan tahun 2023 mendatang angka stunting di Sukabumi bisa mencapai zero (zero new stunting).
Mengutip dari berbagai sumber, berikut informasi seputar Stunting di wilayah Sukabumi!
A. Kondisi Stunting di Sukabumi
1.Kota Sukabumi
Strategi Pemerintah Kota Sukabumi dalam upaya pencapaian zero new stunting 2023 telah dirapatkan dalam rapat pemangku kepentingan sejak Agustus lalu, Selasa (2/8/2022). Reni Rosyida Muthmainnah, Kepala BAPPEDA Kota Sukabumi menyampaikan empat kelurahan di Kota Sukabumi yang memiliki angka prevalensi (penyebaran) stunting cukup tinggi yaitu Benteng, Nyomplong, Cikondang, dan Sukakarya.
19 Oktober 2022, Pertemuan kembali diadakan antara Walikota dan Dinas Kesehatan Kota Sukabumi terkait dengan upaya pencegahan stunting di Kota Sukabumi. Rita Fitrianingsih, Kepala Dinas Kesehatan Kota Sukabumi menyatakan di Kota Sukabumi angka stunting didapatkan dari hasil Bulan Penimbangan Balita bulan Agustus 2022 yaitu 806 balita dari 20.017 balita yang diukur (4,03 persen).
Angka tersebut mengalami penurunan bila dibandingkan dengan angka stunting bulan Agustus 2021 yaitu 1.180 balita (5,9 persen). Penguatan Surveilans Gizi termasuk upaya pencegahan stunting yang perlu dioptimalkan.
"Kata kuncinya gizi, memastikan warga mendapatkan asupan gizi terbaik dan dalam pendataan terdeteksi tidak ada masalah," kata walikota, Rabu (19/10/2022).
Dinas Kesehatan Kota Sukabumi juga menegaskan kolaborasi berbagai sektor bisa membantu menuntaskan masalah gizi buruk yang tersisa (1-2%).
2. Kabupaten Sukabumi
Tak hanya wilayah Kota, melalui akun instagram @sukabumikab, Iyos Somantri selaku Wakil Bupati Sukabumi turut mengoptimalkan strategi mewujudkan stunting dengan kolaborasi lintas sektor.
"Kalau tidak bekerjasama, maka sulit berhasil. Kita kolaborasi bersama semua unsur pentahelix. Jadi tidak hanya perangkat daerah, namun semua stakeholder agar mencapai tujuan dengan sebaik-baiknya," ungkap Iyos, Jumat (4/11/2022).
Kabupaten Sukabumi memiliki beberapa inovasi dalam rangka pencapaian visi dan misi Kabupaten Sukabumi juga untuk mewujudkan Jabar Zero New Stunting.
Inovasi tersebut antara lain:
• GESIT SABUMI (Gerakan Sanitasi Total Sa-Sukabumi)
• Dokter Masuk Kampung
• Beras Nutrizink
• SUSPENSI (Suami-Suami Pendukung ASI)
• KUOTA SEGIGA (Ku Obati Stunting dengan Surveilans Sekolah Gizi Keluarga)
• Rumah TEMA dalam pengembangan anak usia dini
Diketahui, pada tahun 2020 prevalensi stunting Kabupaten Sukabumi sebesar 6,91%. Sedangkan, data Riskesdas 2018 menyebutkan prevalensi stunting Kabupaten Sukabumi berada di angka 41,35 persen.
Hal ini menunjukkan adanya kenaikan dari tahun 2018 ke 2020.
B. Tentang Stunting
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama.
Stunting mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada tinggi badan anak sehingga lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Stunting, salah satunya dapat dicegah dengan konsumsi pangan bergizi, seperti beras yang mengandung Zinc tinggi.
Hal ini sesuai dengan inovasi pencegahan stunting di Kabupaten Sukabumi tentang konsumsi beras zink.
C. Mengenal Beras Zinc
Salah satu contoh beras zinc adalah Inpari IR Nutri Zinc.
Beras Inpari IR Nutri Zinc berasal dari Padi Varietas Unggul Baru (VUB) yang termasuk umur genjah dengan umur tanaman ± 115 hari.
Bentuk tanaman ini tegak dengan tinggi tanaman hanya ± 95 cm.
Daun bendera tegak, daun rimbun, relatif kecil panjang, dan malai tersembunyi di dalam daun sehingga relatif aman dari serangan burung.
Bentuk gabahnya ramping berwarna kuning jerami, sedangkan beras berwarna putih.
Tingkat kerontokan dan kerebahan sedang. Jumlah anakan produktif sekitar 18 batang per rumpun, jumlah gabah isi per malai ± 96 butir dan bobot 1000 butir ± 24,60 gram.
Rata rata hasil beras zinc ini cukup tinggi yaitu 6,21 t/ha.
Potensi hasil bisa mencapai 9,98 t/ha dan rendemen beras giling ± 67,40 %. Tekstur nasi pulen dan kadar amilosa 16,60 %.
D. Kandungan Zinc pada Beras Pencegah Stunting
Inpari IR Nutri Zinc adalah varietas padi sawah (pertama di Indonesia).
Beras Zinc ini dilepas pada tahun 2019 dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Pertanian No. 168/HK.540/C/01/2019. Karena kandungan Zn yang tinggi, Inpari IR Nutri Zinc berpotensi mencegah terjadinya stunting.
Rata-rata kandungan Zn Inpari IR Nutri Zinc yaitu 29,54 ppm dengan potensi kandungan 34,51 ppm.
Hasil Penelitian Tim Peneliti BBP2TP Balitbangtan Kementan, kerjasama Pemda Kabupaten Sukabumi (Puskesmas Kecamatan Bantargadung) menyebutkan bahwa pemberian asupan pangan berupa beras Nutri Zinc pada Ibu Hamil yang kekurangan Energi Kronis (BUMIL KEK) berpengaruh positif terhadap pencegahan stunting.
E. Ketahanan Beras Zinc terhadap Hama dan Penyakit
•wereng batang coklat biotipe 1 dan biotipe 2,
•hawar daun bakteri patotipe III, dan
•hawar daun bakteri patotipe III.
•agak rentan terhadap Wereng batang coklat biotipe 3.
•rentan hawar daun bakteri patotipe IV dan VIII pada stadia vegetatif, dan
•rentan penyakit blas ras 173.
•tahan terhadap penyakit blas ras 033, ras 073 dan ras 133.
Beras Zinc relatif adaptif pada lahan rawa dan dianjurkan ditanam pada lahan sawah irigasi pada ketinggian 0-600 m dpl.
F. Potensi Distribusi Beras Zinc Pencegah Stunting
Pengembangan Inpari IR Nutri Zinc telah masuk sebagai program prioritas nasional (Bappenas). Bahkan, target Pengembangan ke depan adalah seluruh wilayah dengan stunting tinggi pada agroekosistem padi sawah dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl.
Sumber : Website Resmi Kota dan Kab. Sukabumi, Litbang Pertanian
#SHOWRELATEBERITA
Writer: Nida Salma M